Tin Archí [The Beginning]

267 25 14
                                    

Kilas sepenggal kisah; bertemu untuk mencintai dan membutuhkan satu sama lain, kemudian tersungkur dipermainkan dewa penguasa lautan. Tentang janji yang tak bisa ditepati, tentang kenangan yang terpatri menyenangkan sekaligus kurang ajar, tentang perpisahan—tanpa sedikit pun puing kecil terkenang yang bisa direngkuh, kecuali memori.

"Aku ingin bahagia."

***

Pemuda dengan iris mata secantik hamparan samudera itu mengeratkan balutan jubah pada tubuhnya. Berjalan di sekitar jembatan setelah banyak bertanya pada warga kota tentang keberadaan pemimpin mereka. Nyaris berniat kembali ke pusat kerajaan dengan membawa laporan kosong pada perserikatan dewan, alasan omong kosong karena pemimpin kota yang dicarinya—yang ingin ditemuinya—menghilang dan tidak ditemukan di seluruh daratan tersisa di kotanya yang menggenang oleh air laut. Pandangan pemuda yang merupakan salah satu dewan petinggi kerajaan itu kosong, menatap miris ke bawah jembatan baru yang dipijaknya.

Minggu lalu adalah pengesahan jembatan ini, dan dirinya menyempatkan diri untuk datang. Tidak ada sorak-sorai maupun tembakan konfeti dan jeritan anak-anak yang terlampau sumringah. Yang ada hanyalah tangis dan sengguk lirih, risau pada debit air laut yang semakin hari semakin tinggi dan telah menenggelamkan banyak bangunan. Pembangunan kota ini berjalan terlalu buru-buru, dikejar air laut yang kian hari kian meninggi—walau tidak signifikan, nyatanya dalam kurun tiga tahun terakhir, warga kota harus membangun bangunan di atas rumah mereka yang terendam. Akses antar lokasi tak lagi menggunakan kereta kuda atau mobil kuno, melainkan jembatan panjang dan sampan.

Kerajaan sudah mengakui, kota ini tidak lagi ideal untuk dijadikan tempat tinggal. Seiring dengan meningkatnya tinggi air, populasi penduduk kota pun menurun. Imbasnya, populasi di kota lainnya menjadi terlalu padat, persediaan makanan menipis, angka pengangguran semakin besar—krisis sosial menjadi-jadi.

Kakinya pada akhirnya sampai di ujung jembatan yang melengkung turun, memijak beton kokoh yang dibatasi batuan semata kaki di tepiannya yang berbatasan langsung dengan air. Mungkin dirinya akan pulang saja dengan tangan kosong, mungkin Raja akan marah, tapi tak ada satupun opsi untuk tindakannya yang sudah berjalan-jalan di jembatan kota dari pagi tanpa menemukan pemimpin kota ini. Satu helaan napas, dan pemuda itu menyerah untuk mencari. Persetan kota yang akan tenggelam ini, toh, beberapa kilometer dari sini sudah dibangun benteng beton tinggi untuk menghalau air laut sampai ke pusat kerajaan.

Kemudian pada persekon berikutnya, seorang pemuda lain mengambil napas dadakan dari bawah air, menumpukan tangannya di pinggir batuan yang membatasi air dan tanah. Terbatuk-batuk dengan hidung memerah dan mata redup kelelahan. Pemuda yang masih membiarkan tubuhnya berada di air itu kemudian mengangkat tangannya untuk mengagumi batu manik indah berwarna biru ke arah matahari yang hampir terbenam. Kemudian baru menyadari keberadaan pemuda lain yang rapi dengan jubah agak basah terciprat air dan wajah yang tidak menunjukkan raut bersahabat.

"Kau pemimpin kota ini dan bukannya mengingat jadwal pertemuan penting, malah menjadi klepto yang mengais barang berharga di rumah warga yang sudah tenggelam dan ditinggalkan?" tanya pemuda dengan iris biru, skeptis, menghakimi. Masih ingat betul wajah pemimpin kota ini ketika peresmian jembatan, yang nampak masih bisa tersenyum di tengah tangis tersedu warga kotanya. "Tidak peduli pada masa depan kotamu?"

Sang pemimpin kota menjulurkan tangannya, meminta dewan selaku tamunya untuk mengangkat tubuhnya ke daratan. Kemudian tubuhnya terangkat dengan cepat menuju pijakan kaki, bagai mengangkat kapas terlampau ringan. "Tidak terlihat seperti warga domestik. Turis? Ah, selamat datang di kota kami, nikmati liburan Anda!"

"Kau mau kutonjok?!"

"AH! Jika hanya dari surat mana bisa aku tahu wajah Dewan Kerajaan—saya memiliki janji dengan seorang dewan, jadi maaf sekali tidak bisa menemani Anda melihat-lihat, sampai jumpa—"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 25, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Into The Ocean [BTS Fanfiction - VMIN]Where stories live. Discover now