Mimpi Buruk

932 17 14
                                    

Malam ini aku terbangun lagi oleh suara ketukan. Suara yang sepertinya ditimbulkan dengan maksud. Aku tidak berpikir untuk tidur lagi. Karena aku takut, suara itu akan terdengar kembali.

Disaat aku mulai lelah menahan kantuk, secarik kertas jatuh dari meja belajarku. Aku pun memungutnya lantas membaca tulisan tersebut yang tidak pernah aku tulis sebelumnya. Isinya adalah 'Kami sedang memperhatikan mu'. Aku pun tersadar akan sesuatu. Sekarang keberadaanku bukan di kamar lagi, tetapi di sebuah lorong yang panjang nan gelap. Dan dalam kegelapan itu, aku melihat diriku. Tapi itu bukanlah diriku, terlihat seperti seseorang yang amat mirip denganku. Mirip sekali.

Apa ini? Apa yang terjadi?

Berbagai pertanyaan muncul di kepalaku. Ketika aku mulai merasa semua ini hanya mimpi, angin kencang menerpa tubuhku. Dan seketika, seseorang yang mirip dengan ku itu menghilang. Aku bingung, entah apa yang akan terjadi selanjutnya.

Mengapa aku masih disini? Mengapa ini semua masih berlanjut? Apa yang sebenarnya terjadi?

Aku sangat ketakutan. Seseorang itu muncul kembali dengan membawa sesuatu di tangannya. Dia tersenyum padaku, dia melambaikan tangan. Dengan tangan satunya tak terlipat adalah jari telunjuk dan ibu jari, membentuk seperti sebuah pistol.

Dia berlari ke arahku, yang berjarak sepuluh meter darinya.
Aku pun berlari sekuat tenaga ketika yakin sesuatu di lengannya itu adalah sebuah rantai yang ia ayunkan ke arahku. Aku menghindar. Aku menangis. Aku ketakutan.

Haruskah aku menyerah agar dapat kembali? Tetapi jika itu tidak terjadi, maka aku akan berakhir. Tapi aku tidak ingin terus seperti ini.

Disaat aku mulai tidak sadarkan diri selepas berlari beberapa jam, seseorang itu berhasil menemukanku yang terbaring lemas di bawah pohon tua.

Ia pun tersenyum, kemudian ia tertawa melihatku tak berdaya.

DEG

Aku sangat bersyukur semuanya telah selesai. Ternyata memang benar semua itu hanya mimpi.

Tapi jika memang benar itu hanya mimpi, kenapa sekarang masih belum pagi?

Aku pun mengambil ponsel yang tersimpan di atas meja belajarku. Aku melihat jam di layar ponselku. Aku terkejut ketika melihat waktu menunjukkan pukul  sepuluh malam.

Apakah ini belum selesai?

Seketika, suara ketukan itu terdengar kembali.  Aku mulai gelisah. Aku pun langsung mengambil sapu untuk berjaga-jaga jika ada sesuatu yang akan terjadi.

Suara ketukan itu semakin membesar. Tapi saat aku mulai bersiap untuk sesuatu yang akan terjadi di depan pintu kamarku, tiba-tiba suara itu lenyap dengan digantikan suara hujan deras yang aku dengar.

Selang beberapa menit, aku mendengar beberapa suara. Suara yang berasal dari keributan. Aku pun mengintip dari celah-celah tirai jendela. Terlihat beberapa warga yang sedang mengerumuni taman. Rasa gelisahku mulai mereda. Aku pun mengambil payung lantas membuka pintu untuk melihat apa yang sedang dilakukan beberapa warga itu.

Setelah sampai di taman, aku melihat seseorang yang mirip dengan ku terkulai tak berdaya di bawah pohon tua. Aku melihat beberapa warga itu saling tatap prihatin.

Apa ini? Bagaimana bisa? Jelas-jelas mimpi itu sudah berakhir.

Dan setelah aku berpikir panjang, aku menemukan sebuah jawaban. Jawaban atas ketidaksesuaian akan malam ini.

Aku? Dia?

Aku telah kalah atas permainan yang dia mainkan. Dia menjebakku. Dia kesepian. Dia merasa dikhianati oleh teman-temannya lantas menemuiku.  Dia tersenyum padaku. Dia menarik tanganku. Lantas mengucapkan
'Malam ini masih panjang untuk mu.
Teman-teman ku sepertinya menyukai mu. Lalu tunggu apalagi, bergabunglah dengan Kami'.

Sesudah dia berbicara kepadaku, aku merasa leher dan kakiku perih. Ya, aku kalah dalam permainan pertama. Tapi kali ini, aku tidak ingin lebih lama. Aku memutuskan untuk menggigit lidahku sampai darah keluar dari mulutku, setelah aku melihat leher dan kaki ku dirantai olehnya.

Dia pun menangis, lantas memberitahuku 'Untuk saat ini Aku akan biarkan kamu lolos, tunggu malam berikutnya'.

Aku pun kesakitan dengan darah yang terus keluar dari mulutku. Tapi malam ini, sudah cukup bagiku.

Flashback, 22.24. 16-02-2018
26-06-2018

Kumpulan CerpenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang