"Salam kenal."Sia Genevieve sedang menikmati makan siang sendirian di kelas baru nya, hal itu tidak membuat gadis yang beranjak dewasa ini kesepian. Hampir setahun dirinya kesepian dan sudah menjadi kebiasaan. Sia tak protes sama sekali, karena menurutnya beginilah hidup, seperti roda berputar. Berusaha tegar dan bersyukur atas apa yang Tuhan rencanakan untuk nya, masa depan nya, dan keluarga nya. Meskipun tak dapat ditepis jika sebuah kekesalan dan kekecewaan kadang kali menjalari hati kecil nya. Sia masih punya Mrs. Reid, sang ibu yang selalu bersama nya setiap saat.
Sendok stainless steel tak berhenti membawa potongan makanan ke dalam mulut merona Sia. Ia begitu khusyuk menyantap menu makan siang yang dibuatkan ibu nya dini hari.
"Psstt! Genevieve itu bukannya rambut merah semua ya?"
"Ahh benar! Kok rambut dia cokelat tua, sih?"
"Aneh! Jangan-jangan dia bohong lagi?!"
"Bisa saja! Cuma buat cari sensasi, mumpung masih menyandang predikat anak bawang, cih!"
Sindiran tak henti-hentinya berkicau merusak gendang telinga dan mengganggu ketenangan Sia, tapi yang bisa dia lakukan hanya bersabar dan berusaha tidak peduli. Mudah? Tentu tidak. Meskipun tiada minggu tanpa sindiran dari masyarakat, tetap saja hati Sia merupakan hati manusia yang lembut nan rapuh. Sia hanya berharap hari ini cepat berlalu.
"Hhaaa?! Astaga dia kemari!"
"Waahh, tampan nya..."
"Hi, Carlisle!"
"Hey, Daniel. Badanmu seksi sekali eungghh..."
Seorang lelaki bertubuh atletis dan berparas rupawan memasuki kelas Sia seorang diri, siapa lagi jika bukan murid terpopuler di sekolah yang mendapat respon seperti itu dari para gadis. Lelaki yang diketahui bernama Daniel Carlisle, membalas setiap pujian, rayuan, bahkan godaan dari gadis-gadis bernafsu. Tak jarang Daniel menyentuh tubuh mereka seenaknya tanpa ada perlawanan, bahkan sampai ada yang meminta lebih. Tentu seorang Daniel tidak ingin mengecewakan fans nya, sekaligus bahan pemuas nafsunya.
Tujuan Daniel datang kemari adalah untuk menemui rival nya, Key. Padahal dari segi apapun Daniel lebih unggul, kecuali akademik, dan rasa hormat. Bisa dibilang, Daniel menjadi dewa di sekolah bahkan di kota untuk hal semacam 'anak hits' yang hanya mengandalkan fisik dan koneksi teman-teman, dan Key sebagai dewa segalanya atas kota ini. Key hampir mendekati skala perfect untuk ukuran seorang manusia biasa, belum lagi cara nya dalam membuat lawannya skakmat.
"Kevin! Teman baikku! Buat dirimu berguna, sobat! Ada pertandingan yang harus kita selesaikan!" Daniel menyapa dengan gembira sebelum mengulurkan tangan kekarnya untuk sebuah tawaran pertandingan. Key yang nama aslinya disebut, menghembuskan nafasnya kasar.
"Menjauh." Suaranya yang amat dingin membuat Sia menoleh. Terkejut, baru pertama kali ini Sia mendengar nada sekejam itu. 'Lelaki itu memang tidak beres' batin Sia yang tanpa sadar tertarik menyaksikan mereka berdua seperti murid lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our True Selves
Mystery / ThrillerAkibat dari sebuah peristiwa keji, pembantaian The Genevieve. Dampaknya, Keluarga Besar Genevieve beberapa dekade ke belakang menjadi yang terpandang dan paling berpengaruh bagi sebuah Negara itu kini menyandang status 'The Sinners' (Para Pendosa) d...