Hangyul menatap seorang gadis itu dari kejauhan, ia benar-benar tidak berani mendekati gadis itu. Padahal Hangyul sangat menyukai gadis tersebut.
Siapa yang tidak menyukai gadis itu, gadis yang selalu tersenyum setiap saat. Banyak sekali yang mengaguminya, terutama di kalangan pria.
Hangyul menempuh pendidikan di Universitas cukup terkenal di Seoul, menjadi seorang yang selalu di kucilkan karena selalu memakai kacamata adalah sebuah takdir yang tidak bisa ia hindari. Tidak ada yang mau berteman dengannya bahkan menyapanya.
Hangyul terduduk lemah di taman Universitas itu, sekarang wajahnya benar-benar sangat sedih. Menyedihkan bahwa kenyataan tidak sesuai dengan harapannya.
"Hai" Hangyul yang tadinya menundukan kepalanya, ia melirik seseorang di hadapannya dari bawah sampai ke atas. Betapa terkejutnya Hangyul saat mendapati seorang gadis yang di kaguminya berdiri di hadapannya.
"Hey bolehkah aku duduk di sampingmu?" Lanjut gadis tersebut, tanpa pikir panjang Hangyul menganggukan kepalanya.
"Tentu saja boleh" Gadis itu tampak tersenyum sangat lebar lalu duduk di samping Hangyul. Saat ini jantung Hangyul berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia sangat gugup.
"Kenapa kau sendiri disini?" Gadis itu mulai bertanya kepada Hangyul.
"Aku tidak mempunyai teman disini" Hangyul tersenyum simpul, menatap rumput-rumput yang ia injak.
"Benarkah? Bagaimana jika kita beteman? Namaku Jiwon" Gadis bernama Jiwon itu mengulurkan tangannya ke arah Hangyul.
"Kau mau berteman denganku? Kau seorang yang populer dan aku hanya seorang yang selalu di kucilkan. Bagaimana bisa kau mau beteman denganku?" Hangyul menatap tidak percaya ke arah Jiwon.
"Hey jangan berucap seperti itu, aku tidak peduli aku mau berteman dengan siapa saja. Aku hanya ingin memiliki banyak teman. Bukankah memilih-milih teman itu sangat tidak baik? Ayo berteman denganku" Jiwon tersenyum lebar menyebabkan matanya ikut menyipit.
"Ahhh... Tentu saja aku mau. Terimakasih Jiwon sudah mau menjadi temanku" Hangyul ikut tersenyum melihat Jiwon tersenyum.
"Wah aku memiliki teman baru, siapa namamu?" Jiwon menepuk tangan antusias karena mendapatkan teman baru.
"Namaku Lee Hangyul" Hangyul mengusap tengkuknya kikuk.
"Hangyul? Ah aku ingat, kau yang mengagumiku itu kan?" Jiwon nampak mengingat-ingat perkataan temannya jika ada salah satu orang yang sangat mengagumi dirinya.
"B-bagaimana kau bisa tau?" Hangyul nampak terkejut mendengar ucapan Jiwon.
"Jadi aku benar? Aku selalu mendengar dari teman-temanku jika ada salah satu orang yang bernama Hangyul sangat mengagumiku" Jiwon terkekeh sambil menatap Hangyul.
"JIWON!!!" Sebuah teriakan mrmecah keheningan sesaat dari obrolan mereka.
"SEBENTAR BELLA!" Jiwon berteriak ke arah temannya tadi.
"Kalau begitu aku pergi dulu ya, semoga kita bisa semakin dekat" Jiwon beranjak dari tempat duduknya.
"Aku juga mengagumimu" Jiwon mendekatkan wajahnya pada wajah kiri Hangyul dan mengecup pipi Hangyul. Jiwon tersenyum lalu pergi meninggalkan Hangyul yang sedang mematung sambil memegangi pipinya yang baru saja di kecup oleh Jiwon.
══════ •『 ♡ 』• ══════
THE END
══════ •『 ♡ 』• ══════