PROLOG

12 1 0
                                    

Nama. Resya vanstrean. Umur 16 tahun.

Van. Kalo kalian mengira aku berdarah campuran. Itu benar. Ayah ku berasal dari Almere. belanda, sedangkan ibu ku berasal dari bandung jawabarat. Indonesia

Namun bukan dua daerah itu yg menjadi tempat keluarga ku bermukim kini. Sebuah kota di ujung pulau sumatra. City of Siger mereka menyebutnya. LAMPUNG.

Kami hidup sebagai sebuah keluarga. Aku memiliki seorang kakak. Ibu. Dan aku masih memiliki seorang ayah. Kami kaya, Kau bisa lihat halaman ku yang bahkan lebih luas dr alun alun kota ini, adipura.

Rumah yang berlantai enam. Kolam renang. Bahkan sebuah lapangan tenis lapang berada di atap. Tepat disamping helispot. Itu hoby ayah ku kalo kalian penasaran.

Saat semua fasilitas didapatkan apakah kalian berfikir ini hidup yg menyenangkan? Bagaimana menjawabnya. Kurasa tidak.

bukan berarti aku mengingkari karunia yg kudapat sejak lahir. Aku sering melihat mereka yang bahkan tidak bisa mendapat makanan sekali dalam sehari. Atau mereka yg bahkan tidak bisa berteduh saat terik mentari atau rintik hujan menerpa.

Hanya saja. Ayah ku orang yang teramat disiplin. Protect. Terlalu protect terhadap ku. Mungkin karna aku anak perempuan satu satu nya. Permainan nenarik pun akan membosankan bila diulang terus menerus.

Begitulah kehidupanku. Aku punya sebuah jadwal. Jadwal yang Tanpa melewatkan satupun hariku dalam seminggu. Begitu padat. Dan berulang. Jujur saja hal ini yang membuat aku jenuh.

Aku sudah berbicara pada ayah. Memintanya untuk membiarkan aku bergaul seperti kebanyakan teman ku. Paling tidak biarkan aku berangkat memenuhi rutinitas ku seorang diri. Dan kalian tau apa  yang terjadi setelahnya.

Dikabulkan? Tidak.

Dalam satu minggu kedepan setelah permintaan yg aku buat. Dia menugaskan pengawal tambahan untuk mengawlku. Iringan 3 mobil. Limonsin. Dan dua mobil hummer H3 yg mengapit dideoan dan belakang. Bahkan pengamanan anggota dewan yg kulihat  disini  tidak sampai sejauh ini.

Dan begitulah mereka tertawa. Menertawakan ku dibelakang.  Bahkan elena teman baik ku di sekolah memanggil ku anggela, sebuah boneka fiksi dari game moba yg sedang melejit. Entah karna aku imut. Dengan dua rambut terkepang. Atau karna aku sebuah gadis yg terlalu penurut dan terkurung. Aku tau dia memuji. Tapi sejujurnya itu membuat ku.. MUAK.

Pacar.? Ada beberapa orang yg menaruh hati pada ku. Meski tidak banyak yg berani mengutarakanya. Satu orang. Hanya satu orang yg berani berterus terang dan mengatakanya  pada ku. Meski itu lewat wa.

Kami pacaran.? Tidak.

Esok nya aku tidak boleh sekolah. Ayahku pulang lebih cepat dari luar negri. Sebelum kerumah. Dia singgah kerumah seseorang. Orang yg mengatakan perasaanya kepadaku. Entah apa yg ayah katakan. Detik itu juga kontak wa ku diblokir olehnya.

Sejak hari itu aku tau. Hp ku telah di sadap atas perintah ayah. Dan kehiduoan monoton sebagai boneka pun berlanjut ke tahap yang benar benar memuakan. Berjalan. Menjalankan rutinitas. Seperti tidak ada kebahagiaan. Guru lukisku bahkan mengatakan. Kau menorehkan kuas tanpa menjiwai apa yg kau lukis.

Seharusnya dia tau. Sebuah boneka memang tidak memiliki jiwa.

......

Jadi begitulah keadaanya. Bahkan ini kutulis saat aku sedang menunggu les musik ku dimulai.

Sungguh kehidupan ini mencekik ku. Melemparkan ku kesudut ruang gelap. Dan mendekap ku dalam kurun waktu aku hidup.

Bunuh diri?, Jangan konyol tak sedikit pun aku berpikir tentang hal itu. Setidaknya tidak untuk saat ini. Aku bertemu seseorang yg menyenangkan.

Biar kuceritakan pada kalian tentang kisah ku dan pria ini.

......

Maaf bila tulisan ku jelak. Atau gaya menulis yg aneh. Aku tidak tau menau soal tulisan.bahkan tugas esai ku hampir mendakati posisi tebawah dikelas.  Hanya saja. Aku ingin mencatat tentang dia. Tentang seorang yg mengubah hidupku.

Sedikit pun aku tidak ingin melupakan ini. Tentang petualangan kami. Entah apa yg akan terjadi nanti.

Setidaknya kali ini. Melalui tulisan. Biarkan aku menyimpan seluruh kenangan tentang dirinya.

-Aku tersenyum  saat membaca tiap lembar kenangan kami-

Story Of Resya : langit yang jauh - genggaman yang beregoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang