NOVEMBER
Sang Epimenedes dengan bait-bait untaian kata magisnya menyihirku kembali memutar episode-episode lama.
Episode itu berasal dari masa lalu yang begitu menyakitkan dan sialnya aku rindukan.November adalah titik awal episode penuh kebahagian yang aku manifestasikan dalam segaris senyum, tawa dan hari tanpa lakon kepura-puraan.
Episode di mana gelap dan sunyi langit November tak lagi kelam sebab malam aku lalui tak dengan bayang tetapi ada kau yang mengiringi langkahku dan erat dekapan tangamu, ada riuh tawamu ramaikan aku.
Episode yang meski November terlalu bersahabat dengan hujan dan angin malam yang tak ingin berdamai dengan tubuhku, namun tiada urung bersaing dengan teduhnya payung dan genggamanmu hangatkan tanganku, tanpa jeda dan aku suka.November itu, kau tak lagi sama. Dengarlah;
Kau menjelma menjadi jawaban dari doa ku kepada Peri hujan di awal November.
Kau menjadi alasanku menunggu malam bertemu pagi demi sebuah sapamu.
Kau bukan lagi senandung melainkan lagu kesukaan, mengiringiku menanti petrikor.
Dan November tahu, episode-episodenya tak lagi menjadikanmu persinggahan namun menjadi rumah yang ku tuju dengan sungguh.−November, Asmaulhsnh.
Ku tulis di salah satu malam saat Juni mendamba hujan.
dan saat kamu berhasil mengusik, Aku rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KATA LUKA
PoetryKetika kau beranjak tak mengajak, dan aku hadirkan dirimu dalam sajak-sajak kerinduan.