S A T U

3K 240 33
                                    

Malika mengaduk Ice Lychee Tea-nya menggunakan sedotan hitam sambil bertopang dagu. Kedua matanya menerawang jauh—memandangi langit siang yang seharusnya berwarna biru, bukan kelabu—tidak menyadari kedatangan sesosok yang sedari tadi ditunggunya dari arah belakang tempatnya duduk. Dengan pandangannya yang masih terfokuskan pada langit kelabu itu, Malika sama sekali tidak mempersiapkan diri untuk di kagetkan dari belakang. Ia nyaris saja menumpahkan Ice Lychee Tea yang masih penuh itu—saking kaget-nya—kalau bukan karena tangan cekatan yang segera meraih gelas tinggi tersebut.

"Damn girl, untung refleks gue masih sebagus waktu gue masih rajin Judo." Kedua matanya terbelalak dan segera mengambil posisi duduk di samping Malika yang terlihat pias. "Lo beneran kaget ya, Mal?"

Malika melempar tatapan kesal sebelum merebut gelas tersebut dari tangan sahabatnya itu, "Lo terlambat lima belas menit, Nan!"

Adnan tersenyum kecil dan menaruh paper bag kecil bertuliskan Union di atas meja, "Gue telat ya karena elo pakai nitip yang aneh-aneh segala. Lagian, Red Velvet Cake itu hype-nya sudah jauh selesai dari kapan kok elo masih nggak bisa berhenti demen sama cake begituan."

Kini Malika yang tersenyum senang dan meraih paper bag tersebut untuk di simpan di atas kursi kosong di sampingnya. Rasanya tidak etis sedang berada di café dan membawa satu bungkus cake dari tenant lain. "Lo kayak baru kenal gue saja sih, Nan. Lo tahu 'kan dari kita sama-sama sekolah dulu kalau gue punya gigi yang manis alias sweet tooth, I can't resist a good mouthwatering dessert."

Lelaki di hadapannya itu hanya menggeleng pelan dan meraih Ice Lychee Tea yang berada di genggaman Malika dan menyesapnya, "So, hal penting apa sih yang bikin gue harus mangkir dari meeting sore ini? Lo nggak tahu apa kalau bentar lagi gue closing deal sama Google."

Meskipun berasal dari keluarga yang sama beradanya a.k.a born rich, Adnan jauh berbeda dengan Malika yang menikmati kekayaan keluarganya. Sahabatnya itu lebih memilih mangkir dari perannya sebagai penerus kerajaan bisnis hotel keluarganya dan memilih untuk memulai start up yang kini sedang booming di kalangan anak muda. Berbanding terbalik dengan Malika yang tidak ada henti-hentinya menghabiskan yang hasil dari kerajaan bisnis departemen store dan supermarket milik keluarganya. Lagipula, kedua orang tua Malika tidak memaksanya untuk meneruskan bisnis tersebut. Bahkan kedua orang tuanya sangat mendukung pilihan Malika untuk memulai Malia Collections dari kecintaannya pada fashion dan hobi menggambarnya.

Malika menyelipkan rambut panjang kecoklatannya itu ke balik telinganya dan tersenyum simpul sembari menatap Adnan. "Hmm...minggu depan gue mau nikah, Nan."

Adnan yang tengah asik menyesap Ice Lychee Tea milik Malika impuls terbatuk-batuk karena tersendak. Untung ia tak sampai menyemburkan teh tersebut dari mulutnya, bisa jadi bulan-bulanan Malika. Adnan meraih tissue yang ditawarkan oleh Malika dengan cepat dan mengelap bibirnya sembari menatap sahabatnya itu tak percaya.

"This is joking, right?" Adnan mengernyitkan dahinya.

Malika mendesah pelan dan menggeleng, ia membawa tangan kiri yang sempat disembunyikan di bawah meja—ketika Adnan mengagetkannya—ke udara dan melebarkan jari-jarinya tepat di samping wajahnya. Sebuah cincin platinum berlapiskan berlian besar pada mata princess cut terselip dengan sempurna di jari manisnya. "It took place last Saturday."

Tidak perlu diperjelas, Adnan tahu pasti apa yang di maksudkan oleh Malika. Pertunangannya. Ia ingat dengan jelas terakhir bertemu dengan Malika, hari Rabu minggu lalu dimana ia menemani Malika berbelanja beberapa kain di Bandung untuk koleksi terbarunya. Gadis itu masih belum mengenakan cincin di jari manis tangan kirinya karena Adnan kerap menggenggam jemari itu di tempat keramaian yang membuat Malika sedikit panik.

"You're serious..." Adnan nyaris tak dapat mengeluarkan kata-katanya.

Malika mengangguk mantap dan kembali tersenyum sumringah, "Kayak mimpi bukan? I'm finally going to be someone's wifey."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sweet LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang