My Sniper Girl

57 1 0
                                    

~ MY SNIPER GIRL ~


BANG!!

Namaku Jo Eunsoo, lahir di Seoul 23 tahun yang lalu. Aku adalah seorang sniper. Walaupun terlahir sebagai seorang perempuan, sejak kecil ayahku sudah mengenalkanku pada senjata. Dulu ayahku juga seorang sniper handal tapi sekarang dia sudah pensiun dan memilih membangun usaha minyak bumi di luar negeri. Ia akhirnya memilihku untuk meneruskan pekerjaannya karena aku adalah anak pertama dan di keluarga kami tak ada seorang pun anak laki-laki. Semua pelatihan yang sudah kuterima dari ayah, membuatku tumbuh menjadi pribadi yang lebih berani. Berbeda dengan adikku yang sangat penakut, aku sudah terbiasa melihat orang-orang jahat itu berjatuhan di depan mataku dengan darah yang keluar dari sekujur tubuhnya.

Aku telah menerima banyak panggilan dari pemerintah dan dipercayai untuk membunuh mereka yang ingin mengecohkan negeri ini. Penjahat, teroris, koruptor, penghianat, semuanya berhasil kumusnahkan hanya dengan beberapa tembakan jarak jauh. Hari ini aku diperintahkan untuk membunuh seseorang di daerah Gangnam. Ia adalah salah satu pengedar obat-obatan terlarang.

"Dia sudah tiba, bersiaplah di tempatmu." Perintah seseorang di ujung telepon.

"Baiklah, aku mengerti."

"Setelah kau berhasil menembaknya, para polisi akan datang dan menghalangi jalannya. Dalam keadaan lemah seperti itu, dia pasti akan sulit untuk kabur."

"Ya, akan kupastikan dia tak bisa kemana-mana."

Aku mulai mengarahkan senjataku dari atas gedung ini. Mengambil posisi yang tepat, mulai menunggu langkah pria tua itu keluar dari dalam sebuah hotel ternama. Ketika sasaran mulai terlihat, senjataku berhasil melepaskan pelurunya. Sepersekian detik kemudian peluru-peluru itu berhasil menembus jantung pria tua itu. Darah mulai keluar menutupi kulit dan pakainnya. Merah sekali. Polisi mulai berdatangan dan mengerubuninya agar pria tua itu tidak kabur.

Aku mulai beranjak dari tempat itu, menyembunyikan senjataku di dalam tas dan membuka topengku. Aku melangkan menuju sebuah cafe yang sering kukunjungi. Sesekali aku melihat ke sekeliling yang tampak sama sekali tak peduli padaku. Ya, setelah menyelasaikan tugas aku kembali menjadi wanita biasa. Mengurai rambutku, mengenakan pakaian modern dan memegang sebuah buku. Saat ini aku memang masih melanjutkan pendidikan di salah satu universitas Seoul. Aku mengambil jurusan seni rupa karena sejak kecil aku juga suka menggambar.

Setelah menghabiskan waktu di cafe, aku mulai beranjak dari tempat itu. Aku lelah sekali. Aku memutuskan untuk segera pulang ke rumah. Namun, sebelum itu aku ingin singgah di supermarket sebentar untuk membeli beberapa cola dan makanan ringan.

"Hai cantik~ kehabisan cola lagi hari ini?" Gombal Younghyun. Dia adalah salah satu pegawai magang di supermarket ini. Ia hanya bertugas ketika malam hari tiba.

"Hey! Kau belum menjawab pertanyaanku." Tambahnya.

Aku menaruh belanjaanku di meja kasir, "Berapa semua totalnya?"

"Aah dingin sekali. Sepertinya aku harus mengatur ac-nya lagi." Goda Younghyun lagi sembari mulai menghitung belanjaanku.

"Aku tak punya waktu, cepatlah sedikit."

Younghyun terkekeh, "Ehehe maaf maaf.. Padahal sudah seminggu lebih kita berkenalan, tapi kenapa kau masih sedingin ini?"

"Aku tidak pernah merasa berkenalan denganmu."

"Oh? Benar juga, aku belum mengetahui namamu. Tapi, aku sudah memperkenalkan diriku kan? Baiklah! Ayo kita ulangi perkenalan kita!" Ia menyodorkan tangannya sambil tersenyum lebar.

Aku terdiam sejenak. Aku memandangannya dengan ekspresi datar, "Aku akan membayar totalnya."

"Hey!"

Aku memberikan beberapa lembar uang. Seketika itu pula ia mengenggam tanganku, "Hey! Apa yang-"

"Namaku Kang Younghyun. Siapa namamu?"

"Kenapa kau harus tahu?" Aku melepaskan tangannya dengan kasar.

Aku mengambil semua belanjaanku dan mulai meninggalkan supermarket itu. Sial! Aku lupa mengambil kembaliannya. Sudahlah, biarkan saja. Aku harus segera tiba di rumah dan beristirahat.

Pagi ini, mata kuliahku cukup banyak. Aku pun harus datang ke kampus pagi-pagi. Aku mengikuti seluruh jam pembelajaran dengan baik. Setelah mata kuliah terakhir usai, aku segera meninggalkan ruang kelasku. Aku memang agak pendiam dibanding teman-temanku yang lain. Itulah sebabnya mengapa aku tak memiliki banyak teman. Mungkin hanya satu dua orang saja. Ketika jam pembelajaran usai aku memilih menyendiri, berbeda dengan teman-temanku yang sering berkumpul dan bercerita bersama.

My Sniper GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang