Prolog

66 14 11
                                    

Pukul 14.30 wib

"Dave, kamu kenapa diem?" Suara Dhifa memecah keheningan, semenjak mereka sudah sampai di caffe dekat sekolah mereka, Dave hanya diam saja tidak ada niat untuk membuka percakapan.

"Ehh, itu, aduh, apaya, ohh, aku gapapa." Jawab Dave yang ketahuan sedang melamun oleh Dhifa.

Memang Dave yang mengajak Dhifa ke caffe ini, namun sedaritadi Dave hanya diam memperhatikan gadis nya itu yang sedang meminum coklat panas.
Dave tidak tega jika gadis yang di depannya ini mendengar apa yang ingin dibicarakan nya pada Dhifa. Makanya sejak awal Dave memilih diam tak banyak omong dan menatap wajah yang manis itu, dirinya tidak tega jika harus menyakiti Dhifa kekasihnya.

---
Flashback on

"Dave, mending kamu bilang ke Dhifa deh soal kamu mau pindah ke luar negeri." Ucap lawan bicaranya di hadapannya, yang lebih tua darinya. Yang diajak bicara hanya diam saja, Dave sedang memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya jika ia memberi tahu Dhifa tentang masalah ini.

"Gue gabisa kak, gue ga tega kasih tau masalah ini ke Dhifa kak." Akhirnya Dave membuka mulutnya.

"Tapi lo gabisa Dave, lo gabisa biarin dia gatau kalau lo 2 Minggu lagi bakalan berangkat ke Amerika Dave." Via, kakak Dave berusaha membujuk adiknya untuk segera mungkin memberi tahu Dhifa bahwa sebenarnya Dave akan dipindahkan ke Amerika oleh kedua orang tuanya 2 Minggu lagi.

Namun hati Dave bimbang, jika ia memberi tahu pacarnya bahwa ia akan berangkat ke Amerika 2 Minggu lagi, bagaimana perasaan pacarnya tersebut, namun jika tidak memberi tahu, Dave akan merasa orang yang paling bodoh sedunia, ia akan sangat menyakiti hati Dhifa, gadis yang sangat ia cintai.

Flashback off

Dari tadi Dhifa bingung atas perilaku Dave yang hanya diam saja, biasanya cowok itu akan sangat bawel jika sedang bersama gadisnya itu. Ia akan sangat over protektif pada gadisnya. Namun saat ini, Dave tidak sama sekali menunjukkan sikap nya itu pada Dhifa, dan itu justru membuat Dhifa mati kebingungan pada cowok nya itu.

Satu menit kemudian Dave mulai membuka obrolan.
"Dhif sebenernya ada yang pengen aku omongin sama kamu." Ucapan itu mampu membuat Dhifa sangat tegang, tidak ada kata santai di otaknya saat ini.

"Iya Dave, kenapa?" Sahut Dhifa berusaha untuk tenang.

Haiiii readerrrrr, gimana nih prolog nya😂 maaf masih pemula nih, jangan pelit pelit ya voment nya🤗
Happy reading!!!😍😍😍

Fun or Painful?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang