TWO

38 8 9
                                    

Setelah selesai menjelaskan pada kakak nya, Dhifa terdiam menatap kakaknya. Kakaknya pun hanya diam dan pergi keluar kamar Dhifa. "Sabar ya Dhif" Rivano selalu begitu. Seolah tak peduli, namun tiba - tiba akan ada solusi untuk setiap masalah nya.

Setelah keluar dari kamar Dhifa, Rivano segera mengambil jaket dan kunci motornya, lalu pamit pada bi Emin-pembantu di rumahnya. Dengan kecepatan diatas rata rata, Rivano menjalankan motornya dengan cepat, dan segera menuju basecamp tempat ia dan teman temannya menongkrong.

***
Setibanya di basecamp, Rivano melihat teman temannya disitu dan termasuk Dave. Rivano berjalan tegas menuju Dave lalu ia menatap Dave dengan tatapan yang membunuh.
"Semua keluar kecuali gue dan Dave." Ucap Rivano dingin. Lalu Vino, Adit, dan Fakih segera keluar dari basecamp dan memutuskan untuk menunggu nya diluar.

Dave hanya menatap Rivano tak mengerti. Namun tanpa basa basi Rivano langsung bertanya pada Dave.
"Lo mau bikin adek gue sedih? Murung? Mikirin lo terus? Mogok makan? Sakit? Itu yang lo mau?" Tanya Rivano dengan pertanyaan yang sambung menyambung menjadi satu itu.

Dave hanya menunduk, tak tahu akan menjelaskan pada Rivano - kakak kekasihnya itu bagaimana.

Lalu Dave mulai membuka suaranya. "Bukan gitu Van, gue juga gamau ninggalin Dhifa kayak gitu Van."

Rivano hanya diam mendengarkan penjelasan Dave. Lalu Dave menjelaskan bagaimana bisa ia dipindahkan oleh orang tuanya ke Amerika.

Setelah menjelaskan panjang lebar, Dave hanya bisa diam menatap Rivano dihadapannya. Lalu Rivano pergi begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Dave, namun Dave sudah biasa merasakan di posisi itu.

Saat melihat Rivano keluar, Adit segera menahan aktivitas Rivano yang akan menjalankan motornya itu dan bertanya pada Rivano apa yang ia bicarakan dengan Dave hingga ketiga sahabatnya itu harus keluar segala. Namun Rivano tak menjawab, ia terus memakai jaket dengan helm nya itu. Saat ia telah selesai dan akan menjalankan motornya, seketika kunci motor Rivano diambil begitu saja oleh Fakih, lalu Fakih membuka suaranya.
"Van ada apa? Kita kan sahabat Van, jangan ada rahasia gitu lah, kali aja kita kita bisa bantu. Ya ga?" Ucap Fakih sambil melirik pada Vino dan Adit, dan mereka mengangguk setuju.

Kemudian tak lama, Rivano menjelaskan apa yang terjadi antara Rivano dan Dave. Lalu Adit bertanya apakah Dave benar benar akan dipindahkan atau hanya iming iming saja. Rivano pun bingung, karena Rivano juga hanya mengetahui dari Dhifa dan Dave, tanpa menanyakan sudah deal atau belum nya.

Lalu Fakih memanggil Dave ke basecamp dan mengajak nya berkumpul bersama yang lain.

"Udah lah, lo pada ini. Baikan aja, biar kita kita bisa langsung cari solusinya." Ucap Vino dengan nada berharap. Tak lama dari itu, Rivano mengulurkan tangannya kepada Dave untuk bersalaman - minta maaf.
"Dave, gue minta maaf ya karena udah kayak gitu sama lo tadi. Tadi gue emosi, sorry ya." Ucap Rivano sembari tersenyum pada Dave. Dave pun menerima uluran tangan Rivano sebagai tanda bahwa ia sudah memaafkan Rivano.

"Udah udah, sekarang kita cari jalan keluarnya aja biar bonyok lo ga jadi mindahin Lo Dave." Ucap Fakih pada Dave.

Mereka semua kebingungan untuk mencari jalan keluarnya. Tiba tiba Feisya, pacar Adit sekaligus sahabat Dhifa mengirim pesan kepada Adit.

Feisya❤️

Hari ini

Feisya❤️: sayang, kamu dimana?

Adit Gio: ini aku lagi di basecamp bareng yang lain bep

Feisya❤️: aku lagi dirumah Dhifa, kita udah nemuin caranya biar Dave ga jadi dipindahin sama bonyok nya

Adit Gio: beneran? Gimana caranya?

Feisya❤️: biar gampang kita kumpul dulu aja semuanya, gimana?

Adit Gio: yaudah dirumah Dhifa aja gimana? Kita semua kesana ya

Feisya❤️: okeee, see u sayang🧡

Adit Gio: see u juga sayang💜


Setelah mengirim pesan kepada Feisya, Adit langsung mengajak Rivano, Dave, Vino, dan Fakih ke rumah Dhifa.

***
Sesampainya di rumah Dhifa, Adit melihat Feisya sedang menunggu di teras rumah Dhifa, lalu, Rivano langsung masuk ke dalam halaman rumahnya dengan wajah masih terlihat kebingungan.

"Haii sayang." Ucap Adit kepada Feisya saat Adit berdiri di depan Feisya.
"Kamu tuh ya." Balas Feisya sembari menyubit perut Adit.

Melihat pemandangan yang tidak mengenakan hati itu, Vino yang tidak memiliki kekasih, alias jomblo tentu merasa gerah body ditambah gerah hati langsung menimpali. "Eh lo pada ya pada jahat sama dede, mas Fakih Dede dijahatin sama mereka berdua mas Fakih." Ujar Vino yang diakhiri gelak tawa oleh teman temannya - kecuali Rivano.

Dhifa yang merasakan kakaknya itu sedang tidak ingin tertawa, langsung berhenti tertawa.

"Jadi gimana?" Tanya Dhifa dengan nada harap harap cemas, tak berani menatap yang lain, hanya bisa menunduk.

Dave, tidak bisa melihat sang kekasih seperti itu, langsung merasa bersalah atas perilaku nya itu yang menyebabkan ia harus dipindahkan ke Amerika. Lalu Dave mendekat ke arah Dhifa yang sedang ditenangkan oleh Feisya.
"Maafin aku ya Dhif, ini salah aku, harusnya aku ga ngelakuin itu, aku ga mikir, maafin aku Dhif, sumpah aku nyesel." Ucap Dave lirih.

Tanpa disadari, Dhifa sudah meneteskan air mata nya. Lalu segera diusap oleh tangan Dave dengan lembut. Kemudian Dave berusaha menghibur Dhifa dengan segala cara, lalu tak lama setelah itu Dhifa tertawa bersama yang lain.

Haiii readers maaf ya telat banget update nya, sumpah ini telat banget. Aku minta maaf banget ya soalnya kemaren kemaren itu lagi kayak bete gitu lah, jadi malessssss. Ohh iya, maaf ya part ini pendek gituu.
Jadi mending cepet update tapi part pendek atau lama update tapi panjang? Ohh iya jangan lupa buat tinggalin jejaknya ya gaisss, voment okei❤️

Sun jauh dari author manis😘💖🤗

Fun or Painful?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang