Different Situasion

2.2K 91 57
                                    

Warning : NC 21

***

TENG. TENG. TENG.

Bel berbunyi menandakan jam istirahat siang. Para siswa yang sudah kelaparan langsung berlari berbondong-bondong keluar dari kelas, tidak mempedulikan guru mereka yang masih duduk di mejanya di dalam kelas.

Tak jadi masalah, guru itu pun tidak peduli dengan kegaduhan yang dibuat oleh para murid. Beberapa siswi mendekatinya untuk mengajaknya makan siang, tetapi guru itu menolak dengan halus.

Choi Yuju, gadis berambut hitam lurus panjang yang dikuncir satu itu mentap sinis gurunya. Ia menaikkan kacamatanya yang merosot sambil membersitkan hidungnya.

"Ck." decaknya.

Entah kenapa dia tidak menyukai guru itu. Alasannya? Guru baru itu terlalu tampan sehingga para murid sering berteriak histeris ketika melihatnya atau mengeluarkan suara cicitan seperti tikus terjepit ketika bergelayut manja kepada guru itu.

Memang rasanya aneh memiliki guru yang masih sangat muda di sekolah mereka. Apalagi jika guru itu adalah laki-laki. Sungguh jarang terjadi. Karena itulah, banyak siswi yang terpesona oleh guru laki-laki itu. Bukan hanya itu saja, bahkan guru-guru wanita pun sering kepergok sedang mengerlingkan matanya kepada sang guru baru. Hwang Sinb.

Merasa diperhatikan, Hwang Sinb mendongakkan kepalanya ke arah Yuju. Matanya menatap gadis itu tajam.

"Kau tidak ke kantin, Choi Yuju?"

"Aku bawa bekal." jawab Yuju sinis.

Hwang Sinb menaikkan alisnya mendengar nada sinis itu. Ia pun mulai merapikan mejanya dan berjalan keluar dari kelas. Sinb memundurkan langkahnya lagi ke dalam kelas, lalu menoleh ke arah Yuju.

"Apa menu makan siangmu?" tanyanya tiba-tiba saja penasaran dengan menu makan siang Yuju. Karena selama ia mengajar dua bulan terakhir ini, ia selalu melihat Yuju makan bekal miliknya sendirian di dalam kelas.

"Hanya bekal umum seperti bisanya," jawabnya, masih dengan nada sinis seperti sebelumnya.

"Ah. Kau tahu? Kulihat kau selalu makan sendirian di kelas, apa kau tidak punya teman?"

"Aku lebih suka sendirian."

"Heum. Berbaurlah. Kau terlihat menyedihkan ketika makan bekal itu sendirian."

"Aku tidak peduli seperti apa aku terlihat, Hwang Ssaem."

"Aku juga selalu membawa bekal makan siang ke sekolah. Apa kau ingin aku temani makan siang?"

"Tidak perlu." Yuju berdiri dari tempat duduknya dan menutup bekalnya dengan cepat. Selera makannya hilang karena terganggu dengan Sinb. Ia berjalan melewati Sinb, yang langsung menyingkir dari daun pintu.

Sinb tersenyum kepadanya yang hanya dibalas Yuju dengan ekspresi datar seperti bisanya. Sinb mengerutkan alisnya melihat Yuju.

"Hei. Bukankah seharusnya kau membalas senyum gurumu?"

"Maafkan aku, Hwang Ssaem. Aku memang jarang tersenyum."

Sinb menatap punggung Yuju sambil berkacak pinggang. Entah kenapa siswinya yang satu itu sangat susah didekati, berbeda dengan siswi lain yang dengan senang hati mengakrabkan diri kepadanya. Menjadi guru di usianya yang masih 25 tahun membuatnya harus siap mental menghadapi sifat dan sikap para siswi. Sejauh ini, ia masih bisa mengatasi perilaku siswa lain, tapi tidak dengan Choi Yuju.

"Hwang Ssaem! Apa Ssaem sudah makan? Kami bawakan beberapa roti untuk Ssaem!" teriak seorang siswi—yang terlihat sangat cantik dan modis meskipun memakai pakaian sekolah—berjalan mendekatinya bersama dengan beberapa siswi yang mengekor di belakang gadis itu.

Sinju Fanfiction (Oneshoot) CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang