Yanjun menatap antusias sekaligus was-was pada pemandangan di depannya.
Ya, para trainee sedang bermain game. Setelah mentor Jieqiong dan Chengxiao memberi tau mereka akan bermain game untuk merilekskan diri, para trainee menjadi menjadi ricuh karena semangat. Apalagi kedua mentor itu menjanjikan hadiah yang mereka inginkan. Apapun itu.
Mata tajam itu tidak melepaskan sedikitpun tatapannya dari pria kekar berbaju biru itu yang diam-diam memperhatikan kekasihnya yang berada di grup lawan. Jika ruangan ini kosong tanpa ada kamera, saat ini juga Yanjun akan meninju wajah sok tampan Qinfen.
"Ini grup terakhir, kan?" mentor Chengxiao bertanya, "Sebelum game dimulai, adakah sesuatu yang ingin kalian katakan?" tanyanya lagi.
Dari arah tempat trainee menjadi penonton, Zhengting meneriakkan 'You Zhangjing, go!' ditambah dengan ucapan Justin 'High note, high note!' Zhangjing berteriak 'Jiayou!' seperti apa yang dikatakan Zhengting dan Justin.
Setelah Zhangjing berteriak seperti itu, tiba-tiba Qinfen berjalan kearah grup lawan. Membuat Yanjun yang menatapnya menjadi tambah was-was. Mata Qinfen tidak lepas dari Zhangjing. Yanjun membulatkan matanya tak percaya saat dirinya melihat kekasihnya di gendong oleh pria berbaju biru itu dengan tatapan yang penuh cinta.
Keadaan itu membuat diri Yanjun mendidih. Semakin mendidih saat ia melihat respon kekasihnya yang malah tertawa seperti menikmati. Saat ini yang paling menyiksa Yanjun adalah ia terpaksa tertawa melihat adegan tersebut karena kamera menyorot kearahnya. Ia tidak bisa terlihat sedang marah di depan kamera.
You Zhangjing, terima pembalasanku.
***
Sesi permainan selesai. Para trainee mulai kembali ke dorm untuk beristirahat setelah disuruh oleh kedua mentor perempuan itu. Selama perjalan ke dorm, Zhangjing menatap punggung Yanjun dari belakang dengan bingung. Kekasihnya itu mendiami dirinya tanpa alasan yang jelas. Bahkan saat Zhangjing mencoba menggenggam tangan Yanjun, pria itu malah menepis tangannya membuat pikiran Zhangjing berkelana entah kemana.
"Apa ada yang salah dariku?" Tanya Zhangjing pada Chaoze yang berjalan di sampingnya. Chaoze menghendikkan bahunya, "Mungkin karena tadi kau di gendong oleh Qinfen ge."
Ah.
Zhangjing sama sekali tidak memikirkan hal itu. Saat ia di gendong oleh Qinfen, dirinya melirik kearah Yanjun yang terlihat tertawa. Sebab itulah, ia kira Yanjun tidak bermasalah dengan yang satu itu.
"Kalau dia cemburu, kenapa tidak memberi tau aku?"
Chaoze mendecakkan lidahnya malas. "Kau tau ia itu tipe tsundere akut. Jadi, kalau ia cemburu jelas tidak mau mengungkapkannya secara langsung. Aku ragu, kau ini benar sudah berpacaran dengannya selama tiga tahun? Sifat dia saja kau melupakannya."
Punggung Chaoze diberi pukulan manis oleh Zhangjing, membuat ia mengaduh kesakitan.
Sampai di dorm, Yanjun langsung masuk begitu saja tanpa berniat menoleh kebelakang untuk melihat kekasihnya. Zhangjing tidak bisa di diami Yanjun selama ini, ia harus meluruskannya.
Zhangjing menyuruh Chaoze untuk keluar. Membuat orang yang di usir itu mendengus sebal tapi tetap menuruti perintah Zhangjing.
Ia berjalan mendekati Yanjun yang duduk di kasurnya sedang membersihkan make-upnya.
"Yanjun.." Panggil Zhangjing pelan dan halus, hampir membuat Yanjun tumbang.
"Hm,"
"Maafkan aku,"
"Untuk apa?"
Zhangjing memicingkan matanya. "Hilangkan sifat tsunderemu, Lin Yanjun. Jika kau diam saja, aku tidak bisa tau dimana letak kesalahanku."