Unforgiven

280 30 43
                                    

Olivia mengerjapkan matanya dan menggeliat di atas kasur empuk sebuah kamar hotel. Ini adalah hari terakhir dirinya berlibur di Malang. Dia merasa sedih karena harus meninggalkan kota itu, sejak pertama kali menginjakkan kaki di Malang, wanita itu sudah jatuh cinta dengan segala keindahannya.

"Hari terakhir dan aku masih belum mengetahui siapa pria tampan itu," gumam Olivia sambil mengikat rambutnya yang berantakan.

Selama 5 hari di Malang, gadis itu mengagumi seseorang yang entah siapa namanya, Olivia masih mencari tahu. Pria tampan itu bergabung dalam tour yang sama dengan Olivia selama berlibur di Malang.

Entah Olivia yang merasa terlalu percaya diri atau apa, tapi dia selalu menangkap pria tampan itu sedang menatapnya lekat.

Bohong jika Olivia mengatakan pria itu tidak tampan dan dia risih jika ditatap oleh pria itu.

Cowok itu sangat tampan bagi Olivia. Bulu matanya yang lentik, hidungnya yang tajam, rahangnya yang kokoh, dan bibirnya yang tipis, Tuhan sepertinya sedang merasa bahagia saat menciptakan pria itu.

Setelah selesai dengan segala aktivitas paginya, Olivia memeriksa barang bawaannya kembali untuk memastikan tidak ada barang yang tertinggal di Malang.

Semua sudah selesai dan Olivia tinggal menghabiskan sarapannya dengan tenang.

***

"Akhirnya!" pekik Olivia senang saat ia telah berhasil merebahkan punggungnya di kursi pesawat.

Jika kalian berpikir Olivia memekik senang karena dia berhasil duduk di dalam pesawat, kalian salah.

Dia memekik senang karena telah berhasil mengetahui nama pria tampan yang dia kagumi sejak awal berlibur di Malang.

Saat menaiki tangga pesawat, pria tampan itu berdiri di depannya. Dia sedang melihat-lihat tiket pesawat miliknya, dan Olivia dengan iseng mengintip tiket pesawat milik pria itu.

Siapa sangka, akibat keisengan Olivia dia bisa mendapatkan nama si pria tampan itu.

Ternyata namanya adalah Ethan Maharaja. Sangat indah bukan? Sama seperti wajahnya yang indah itu.

Lihat saja, ketika sampai di Jakarta, Olivia akan langsung menyelidiki sosial media pria bernama Ethan itu, bahasa gaulnya stalk.

Olivia menunggu dengan tidak sabar koper miliknya saat tiba di bandara Jakarta. Dia ingin segera pulang dan tidur-tiduran. Oh, jangan lupakan, dia harus men-stalk Ethan.

"Ini kopermu?" Suara seseorang mengejutkan Olivia. Entah kenapa dia merasa orang itu sedang berbicara padanya. Dia berbalik dan lebih terkejut lagi saat melihat Ethan tersenyum di hadapannya.

"Ini kopermu?" ulang Ethan, dia menyodorkan sebuah koper besar berwarna hijau muda pada Olivia.

Olivia masih bergeming, dia merasakan jantungnya berdegup sangat kencang saat Ethan mengajaknya berbicara.

Oh, astaga, Olivia ingin waktu berhenti berjalan untuk sekarang, Ethan tersenyum dengan sangat manis padanya.

"Hai? Apa ini kopermu?" Ethan masih tersenyum manis.

"I-iya, tentu saja! Ini koperku!" Olivia mulai gelagapan dan menarik koper miliknya. "Terima kasih."

Olivia tersenyum gugup dan berjalan menjauhi Ethan.

Argh, dia benci sifat gugupnya, seharusnya dia melanjutkan perbincangan dengan Ethan! Astaga!

5 bulan kemudian....

Unforgiven [ONE SHOOT] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang