"APA!"
taemin memandang sulli dengan malas, ia kembali menyesap green tea yang kali ini mungkin dapat menghilangkan rasa penatnya akibat shift sore yang ia dapat 1 minggu berturut-turut. Hari ini adalah shift sore terakhir baginya, dan ditengah-tengah shift sorenya ia menyempatkan diri untuk menerima ajakan sulli bertemu di kafe yang terletak tidak terlalu jauh dari rumah sakit.
"Kau tidak sedang bercanda kan?"
"Menurutmu?"
"Taemin..bukankah ini terlihat seperti kau sedang memaksakan keadaan?"
"Ya aku tau"
"Kau tau kan minho sudah memiliki hana? Taemin maksudku..ah aku tidak tau lagi jalan fikiran mu saat ini"
"Ya, aku sendiri pun tidak mengerti dengan jalan fikiranku, cinta membutakan segalanya, mungkin"
"Ya, dan seharusnya kau tidak jatuh cinta pada sahabatmu sendiri"
"Jika bisa memilih aku juga tidak ingin jatuh cinta padanya, tapi nyatanya hatiku memilihnya"
Sulli hanya diam, ia memandang wajah letih taemin dengan lekat.
Memang benar apa yang dikatakan taemin. Kita memang tidak bisa memilih akan jatuh cinta dengan siapa jika hati sudah mengambil kendali."Ini sudah berjalan 3 bulan"
Taemin menoleh dan membuang pandangannya menembus kaca bening sehingga menampilkan suasana jalan raya dimalam hari.
"Dan kau baru memberitahuku tentang perjodohan ini?"
"Maaf, aku tidak punya waktu untuk bertemu denganmu"
Sulli menghela nafasnya dengan berat.
"Lalu bagaimana?"
"Apanya?"
"Perasaan minho padamu?"
Taemin menopang dagunya, ia sedikit menengadah dan menatap hamparan langit malam yang dipenuhi berjuta-juta bintang.
"Sampai sekarang ia belum mengatakan kalau ia mencintaiku"
"Ya dan kata 'aku mencintaimu' dari bibir minho akan menjadi anganmu saja lee taemin"
Taemin diam, ia mencoba untuk mencerna apa yang baru saja di ucapkan sulli.
Ini sudah 3 bulan usia perjodohan nya dengan minho, dan 3 bulan pula ia tinggal bersama minho. Namun nyatanya minho tidak menunjukan tanda-tanda bahwa ia memiliki perasaan lebih pada taemin, karena selebihnya perlakuan minho terhadap taemin masih terlihat sama seperti biasanya.
Jadi apakah hal itu benar? Apa minho tidak akan pernah mengatakan bahwa lelaki itu mencintainya?"Taemin apa kau tidak pernah berfikir bahwa kau sangat egois kali ini? Tidak kah kau memikirkan perasaan minho?"
Drt...drt...drt
"Sulli maaf aku harus kembali, lain kali kita bertemu lagi"
Taemin mengambil ponselnya dari atas meja, dan berdiri dengan tergesa-gesa.
"Taemin aku sahabatmu, kau ingat? Aku tidak ingin kau tersakiti terlalu dalam"
Taemin tersenyum dan memandang sulli yang saat ini juga tengah memandangnya dengan kelopak mata yang begitu sayu.
"Ya sulli aku tahu, terimakasih sudah peduli padaku"
Taemin membungkuk dan memeluk sulli, sulli membalas pelukan taemin dan mengelus punggung sempit taemin dengan lembut.
.
Minho sesekali menguap, mengecek jam tangan bermerek yang melingkar di pergelangan tangan kirinya, dan berakhir menjatuhkan pandangannya pada bangunan besar yang merupakan sarana pelayanan kesehatan.
Dari balik kaca mobil, matanya langsung menangkap objek yang menjadi tujuan utamanya datang kemari.
Ya, sosok cantik berjas putih yang panjangnya selutut, sangat kentara dengan jas dokter dalam masa koas.
KAMU SEDANG MEMBACA
(FF 2MIN SG) Look At Me!
FanfictionKarena semua berawal dari persahabatan yang kami jalani.