Prolog

730 84 9
                                    

"Welcome back to Korea, Young Master."










Sudah 20 tahun ia tidak pernah menginjakkan kaki ke Korea. 20 tahun ia dititipkan pada bibinya di Kanada. Ah, dititipkan mungkin bukan kata yang tepat. Dibuang.

Tapi cerita itu akan ia ceritakan lain kali. Kalau dia sudah siap untuk kembali membuka luka lama itu.

Selama 20 tahun itu juga ia tidak berani untuk pulang ke Korea. Ada perasaan takut yang menghinggapi dirinya tiap saat ia membuat keputusan untuk kembali. 20 tahun ia menjadi pengecut. Dan sudah cukup 20 tahun ia hidup dalam abu-abu.






Pria bersurai hitam yang baru saja tiba di Korea itu segera masuk ke dalam mobil mewah yang sudah disiapkan untuk menjemputnya.

"Mama ada di rumah kan?" tanya pria itu kepada kepala pelayannya yang menjemput ia di bandara tadi.

"Nyonya baru saja kembali dari Amsterdam tadi pagi, Young Master."

"Don't call me Young Master. Kau dulu memanggilku hanya dengan namaku saja. Lagi pula aku sudah menganggapmu sebagai keluarga, Paman Darius."

Kepala pelayannya, Darius, tersenyum saat mendengar perkataan Tuan Muda-nya.

"Kau sudah besar sekarang, Daniel. Aku senang akhirnya kau kembali ke rumah setelah 20 tahun. Melihatmu baik-baik saja sekarang membuatku lega," raut wajah Darius berubah menjadi sendu.

"Maaf aku tidak bisa berbuat apa-apa 20 tahun yang lalu. Aku sangat menyesalinya. Tidak ada hari di mana aku tidak mendoakanmu agar kau hidup dengan tenang dan bahagia di Kanada."

"It's all in the past now. Aku sudah tidak ingin mengingatnya lagi. Buktinya aku sudah kembali ke Korea."

Daniel memalingkan wajahnya melihat keluar jendela, memandangi jalanan yang bahkan terasa asing baginya sekarang.

"Terima kasih sudah kembali. Kini Korea akan menjadi rumahmu lagi." Darius menatap Daniel dari kaca spion tengah.





















"Tapi aku sudah tidak punya rumah lagi di Korea. Korea was never my home," bisik Daniel sambil tersenyum pahit.

KISMET [ONGNIEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang