Prolog

6 0 0
                                    


Wahai sang waktu..

Tidakkah kau izinkan kami untuk bertemu?

Dewi tak pernah tau jika cinta monyet yang dulu ia rasakan, tak bisa ia lupakan sampai sekarang. Bahkan saat bertemu lagi setelah sekian lama, hatinya masih berdegup kencang untuk lelaki itu. Lelaki yang menjadi cinta pertamanya. Lelaki yang dulu sempat membuatnya menyadari rasanya menyukai seseorang. Lelaki yang membuatnya mengerti arti kata cemburu. Lelaki yang membuatnya merasakan bagaimana menjadi orang yang kasmaran. Dan ketika waktu itu tak kunjung memberi kesempatan, Dewi mulai berpikir bahwa mereka mungkin tak ditakdirkan bersama.

Kini

Ketika sang waktu mempertemukan mereka lagi, akankah ini menjadi sebuah takdir? atau hanya akan menjadi angin lalu...

***

"Ayo adik-adik, semuanya bersiap. Permainan akan segera dimulai ya.." Instruksi kak Aldi kepada adik-adik SD. 

Aku hanya memperhatikan dari belakang. Organisasi yang aku ikuti mengadakan perkemahan untuk anak SD yang diselenggarakan untuk tingkat kota.Tugasku adalah membuat rincian setiap kegiatan yang berlangsung hari ini. Bukan tugas yang sulit... hanya saja terkadang aku bosan karena hanya duduk dan menulis.  

"Stt.. heh bengong aja.. nih roti yang kamu pesen tadi." bisik Irma di telingaku. 

Aku menoleh dan mendapatinya membawa 5 bungkus roti. Iya. 5 bungkus roti itu ia bawakan unttukku. Aku adalah tipe orang yang banyak makan tapi berat badanku tidak pernah naik terlalu banyak, paling banyak 3 kg. Terkadang orang memang merasa iri, tapi aku justru merasa sedikit frustasi karena hampir semua orang di sekitarku mengatakan aku kurus, padahal aku sudah berjuang untuk menaikkan berat badanku. Seragam SMP ku bahkan masih bisa aku pakai. Aku sudah kuliah tapi masih bisa memakai baju SMP, bayangkan saja seberapa kurusnya aku.

"Terima kasih. Tak bisakah kau datang lebih sore" protesku, aku memintanya membawakanku roti ketika jam makan siang. tapi ini sudah lewat 2 jam. Jujur saja aku tidak suka bekerja dengan perut lapar. Walau lapar itu masih bisa aku tahan, tapi aku akan uring-uringan. 

"Ya maaf.. hehehe nih makan dulu. Kamu sensi kalo lagi laper" Irma menyodorkan roti yang bungkusnya sudah dibukakannya.

Aku pun memakannya dengan lahap sambil memperhatikan jalannya kegiatan. 

"Wik liat deh.. SMP kita sekarang udah direnov dan sekarang jadi lebih bagus... Aku selalu berpikir dari SMP dan SMK selalu aja pas kita tinggal pasti jadi lebih bagus.." Kata Irma sambil menunjukkan foto SMP kami yang ia dapat di facebook.

Aku mengiyakannyanya, karena SMA ku juga direnovasi, dan sekarang ada lapangan basketnya.. kenapa tidak dari dulu saja ketika aku masih disana.. Aku dan Irma satu SMP tapi beda SMA.. dia sekolah di SMK karena dulu ia ingin langsung bekerja setelah lulus. tapi sekarang ia memilih untuk melanjutkan kuliah.

Waktu SMP dulu sebenarnya kami tidak seakrab ini. lokasi kelas yang jauh membuat aku yang dari kelas A tidak bisa terlalu sering bergaul dengan siswa dari kelas F. 

"Irma, aku mau nanya dong.. gimana pendapatmu tentang aku? pas kita pertama kali kenal di SMP?" tanyaku tiba-tiba penasaran.

"Hmm.. gimana ya.. dulu pertama kali kita ketemu kan pas kita jaga latihan gerak jalan tuh.. pas itu aku kira kamu orangnya judes tapi bisa ramah juga ternyata sekarang.." katanya " oh iya, yang aku tau, kamu juga orang yang disukain sama si Wijaya.. masih inget kan sama Wijaya yang nakal itu?" tanyanya

"iya masih inget.. tapi kok kamu bilang dia suka aku?" tanyaku

"ehmm... jadi pas habis kita jaga tuh. Besoknya dia nanya sama aku. Aku kenal sama kamu apa nggak, siapa namamu sama kamu kelas apa yah pertanyaan kayak gitu. Dari situ aku menyimpulkan kalau dia suka sama kamu.

Aku bengong. Kaget.. shock.. atau apalah namanya itu..

Jadi dia suka sama aku dulu...?

Jadi cintaku dulu nggak bertepuk sebelah tangan?


>>>


Mohon like dan commentnya ya 

Terima kasih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nostalgia - Flashback Mode OnFlashback Mode OffTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang