Ide cerita : Muhammad Iqbal
Revisi : Amar Maulana
Sampul : Amar MaulanaKetika itu ada seekor merpati yang hidup penuh dengan taman keindahan tetapi diantara semua keindahan habitatnya,ia hanya memuji satu keindahan yaitu setangkai bunga mawar putih yang tinggal di tengah hamparan taman bunga ...
Semakin hari rasa cintanya semakin mendalam ia pun memutuskan untuk mencintai sang mawar putih dengan metode grilya; mencintai dalam diam ,mengasihi dalam hening
sampai suatu ketika sang merpati merasa bahwa api asmaranya kian meronta menginginkan dituang pada satu hati untuk tinggal abadi ,lalu sang merpati pun memberanikan diri untuk mengucapkan rasa cintanya pada sang mawar putih "Hei mawar,aku sangat jatuh cinta kepadamu ,bolehkah aku untuk berbagi kasih sayang bersamamu hingga ke alam baka?".
"sudahlah aku tidak mencintaimu wahai merpati,pergilah kau membuang buang waktuku saja!".
Betapa rapuhnya sang merpati hatinya hancur bagai serangan nuklir pada kota hiroshima dan nagasaki.
Tapi sang merpati tidak berhenti,setiap hari ia selalu mencintai sang mawar putih dalam diam,setiap malam ia terjaga mengawasi sang mawar dari kejauhan dan setiap hari pun sang merpati selalu mengungkapkan rasa cintanya pada sang mawar
Lalu apa jawaban sang mawar?
Ya masih sama seperti pertama kali ia mengungkapkan rasa cintanya .
Sang mawar pun akhirnya muak dengan semua tingkah kebodohan merpati.
Sampai pada saat itu ketika sang merpati mengungkapkan rasa cintanya,sang mawar berkata dengan jawaban yang berbeda,"hei merpati ,jika engkau dapat mengubahku menjadi mawar merah maka,aku akan terima cintamu" jawab sang mawar.
Kemudian sang merpati pun terbang jauh.
Sesampainya ia kembali ,sang mawar melihat sang merpati membawa sebuah pecahan kaca pada cengkraman kakinya. Ia terbang di atas sang mawar dan menusukkan pecahan kaca tersebut hingga darah sang merpati bercucuran menghujani sang mawar.
Seluruh tubuh sang mawar menjadi merah kelopaknya berubah menjadi indah.
Lalu tersungkurlah sang merpati jatuh ke tanah. Ia menghembuskan nafas terakhirnya dengan bahagia,karena cintanya pada sang mawar kini t'lah diterima .
Sang mawar pun bersedih "hei merpati, maafkan aku tadi aku hanya bergurau"
Sang mawar menyaksikan kematian sang merpati dengan diiringi bekuan bekuan air mata yang jatuh dari kelopak sang mawar .
Sang mawar menyesal karena telah mempermainkan cinta sang merpati dan akhirnya sang mawar menjalani kemekarannya dengan penuh rasa penyesalan dan kesedihan sepanjang pertumbuhannya ,hingga menyebabkan layu dan kelopaknya rapuh ditiup angin.-Muhammad Iqbal-
Teman sebangku manusia absurd ketika putih abu abu.
KAMU SEDANG MEMBACA
gerilya sang merpati,kesedihan abadi bagi sang mawar
Historia Cortakau abaikan seikat bulan yang ku bawa untukmu