"Laper nih. Gimana kalau kita delivery order aja?" Hayama berujar seusai berganti baju bersih.
Saat ini, para anggota inti dari club basketball Rakuzan tengah berkumpul di gym. Briefing telah usai, dan perut mereka menuntut untuk diisi setelah satu lagi latihan yang menguras tenaga selesai.
"Pizza."
"Pizza nggak akan mengenyangkan. Beli steak aja," adalah jawaban Nebuya atas usul Mayuzumi.
"Sejak kapan opini lo bakal diterima disini?" Mibuchi menyahut ketus. "Aku mau apa aja yang Sei-chan mau."
"Jijik, Reo."
"I love you too, Sei-chan."
Seijuuro menghela napas dalam. "Udah! Kalian ini berisik mulu. Jadi delivery apa nggak?"
"Aku gak berisik kok, Sei-chan."
"Reo, diam."
"Guk guk."
"Terserah."
"Gue mau nasi goreng." Hayama berujar.
"Bikin aja sendiri." Mibuchi menyahut pedas.
"Nggak bisa. Nanti gue nangis waktu motong bawang."
"Kalau gitu, pakai kacamata renang aja." Nebuya menyahut cepat. "Konon katanya, menurut penelitian ilmiah—"
Ucapannya terpotong oleh suara ketukan pintu.
"Buset. Apa ini yang namanya delivery zaman now? Baru diomongin, udah nyampe aja Go-foodnya."
Pintu terbuka disusul dengan kedatangan seorang cewek yang berjalan kearahnya. Tidak sulit untuk menerka bahwa cewek itu berasal dari sekolah Rakuzan dan kemungkinan masih kelas satu—melihat seragam yang dia pakai serta wajahnya.
Cewek itu berhenti setelah berada pada jarak yang tidak dekat, tidak juga jauh dari kumpulan anggota basket. Dan lebih dari apapun, gadis itu terlihat bosan.
"Dari semua orang, aku belum pernah bertemu dengan kalian." Ujar cewek itu. Seijuuro terlihat terkesan, yang dengan cepat ia sembunyikan.
"Feyuura?" Suara Mayuzumi memecah lamunan mereka. Cowok yang tengah mengenggam li-nov itu, untuk sepersekian detik, terlihat terkejut.
"Lama tidak bertemu, Chihiro. Setelah komik, lalu li-nov. Tahun depan apa lagi?" Ujarnya yang mengarah pada hobi Mayuzumi.
"Kenapa lo ada disini?"
"Tahan reuni penuh cinta kalian berdua," Seijuuro akhirnya membuka suara. "Sepertinya, mereka masih bingung dengan kehadiranmu yang tiba-tiba. Kenapa kau tidak memperkenalkan dirimu saja dulu?" Seijuuro berujar yang lebih terdengar seperti perintah.
"God, I hate this so much." Namun, Feyuura tetap melanjutkan kalimatnya. "Nama gue Akashi Feyuura, kalian bisa panggil gue Yuura. Salam kenal. Sangat membosankan bertemu dengan manusia bermuka kebingungan macam kalian."
"Seperti yang kalian tau, gue Akashi Seijuuro." Akashi tersenyum kecil yang terlihat mengintimidasi, merasa perlu memperkenalkan dirinya sekali lagi.
"Gue kira, orang yang Seijuuro pilih buat jadi teammatesnya adalah orang yang... terlihat lebih pintar. Tapi nggak apa. Seringkali, realita memang berbeda jauh dengan ekspektasi, bukan?"
"Lo kenal Akashi?" Tanya Nebuya.
"Seijuuro itu kakak gue. Satu tambahan penilaian lagi buat lo, ternyata lo itu lemot."
"Jangan panggil Eikichi lemot!" Hayama membela.
"Better shut your mouth, Koutaro."
"Lo," Hayama mendekat dan menunjuk Feyuura dengan jari telunjuknya. "Gue nggak tau siapa lo. Kita nggak kenal dan gue nggak mau kenal sama lo!"
"Lucu. Karena seharusnya kita bakal mengenal satu sama lain dengan cukup dekat selanjutnya."
"Apa maksud lo?"
"Lemot nomor dua." Feyuura memiringkan wajah. "Gue mulai merasa kalau lo dan Nebuya itu cocok, secara kalian kayaknya sama-sama bodoh."
"Easy, sister, easy." Seijuuro menukas kalem. "Gue dan Feyuura punya marga yang sama. Harusnya kalian bisa langsung tau kalau kita ini bersaudara."
"Gue gak pernah melihat lo di sekolah. Padahal, lo dan Sei-chan kayaknya anak kembar. Lo kelihatan... asing." Ucap Mibuchi.
"Jawabannya sederhana." Feyuura menyunggingkan senyum yang entah bagaimana membuatnya terlihat mempesona sekaligus mengintimidasi di saat yang bersamaan. "Sekolah itu hanya untuk orang-orang bodoh."
Mereka bertiga baru sadar kalau hanya dengan sekedar kata-kata, seseorang bisa menjadi sangat menyebalkan.
"Lo belom jawab pertanyaan gue yang tadi. Ngapain lo ada disini?" Mayuzumi menyergah, yang membuat Feyuura berpaling padanya.
"Gue akan jadi manager kalian mulai minggu depan."
"What the actual fuck?!" Hayama tersedak, ekspresi penuh horor menyelimuti wajahnya.
"Lo nggak salah dengar, Kotarou." Seijuuro berujar kalem. "Oh, iya. Gue juga mau menyampaikan pesan dari coach. Lusa kita akan berangkat mengadakan latihan outdoor untuk mempersiapkan diri buat Winter Cup."
"Hah?!" Kali ini, Nebuya yang hampir tersedak.
Mengabaikan ekspresi kebingungan Nebuya, Hayama dan Mibuchi serta Mayuzumi yang kelihatan berpikir, Feyuura melenggang begitu saja melewati mereka, mengikuti Seijuuro yang sudah lebih dulu berjalan keluar. Matanya menyapu seisi gym, lalu dia berbalik sekali lagi dan menatap pada Mayuzumi.
"Gym yang bagus."
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Onii-Chan : Unconditioal Love
FanfictionAkashi Feyuura mungkin memang terlihat pasrah saat Abangnya memerintah untuk dia menjauh dari semua orang dan masuk di sekolah yang sama. Haram baginya untuk mengalihkan terlalu banyak perhatian-entah itu secara sengaja atau tidak disengaja. Namun...