Dokter Liana menghela nafas berat.
" Lara hanya terkena panyakit maag, ia hanya telat makan dan membuatnya seperti ini " Ucap dokter Liana menjelaskan.
" tapi... Lara tak bisa hamil, ia mandul " Ucap dokter Liana berat, bunda dan Lara begitu terkejut mendengarnya, bagai ada petir yang sangat menggelegar. Hati Lara retak sangat sakit, ia tak bisa menjadi seorang ibu!.
Tes, tes...
Kedua matanya mengeluarkan air mata yang deras. Bunda mengusap punggung anaknya walau Ia terasa sakit juga Tapi tak sesakit Lara.
" Bunda... Hiks Lara mandul! " Pekik Lara tak terima.
" Lara mau bayi! Lara mau bayi! Hiks... " teriak Lara frustasi.
" sayang... Hiks " Panggil bunda lirih.
" Lara... kita bisa mengadopsi anak, kamu akan menjadi seorang ibu " bujuk bunda, Lara menggeleng.
" Lara gak mau! Lara maunya bayi SENDIRI!! " Pekik Lara histeris. Bunda menatap kasian melihat anaknya satu-satunya terpukul, bahkan hatinya pun ikut terpukul melihat Lara seperti ini.
***
Bunda membawa Lara kerumahnya, Lara yang minta. Katanya ia tak mau dulu bertemu dengan suaminya.
Semenjak dapat berita buruk, Lara mengurung dirinya dikamar dulunya, kaca jendela dan hordeng ia tutup, lapu yang ia matikan dan pintu yang ia kunci.
Lara terduduk dipojok ruang kamarnya, ia menangis terisak tak terima dengan apa yang terjadi.
Tok Tok Tok
Bunda mengetuk pintu kamar Lara, membawa nampan yang berisi makanan dan air putih, sepulang dari rumah sakit Lara tak menyentuh makanan sedikit pun. Membuat bunda semakin khawatir.
" Lara... Ayo nak makan dulu, ntar Andra marah loh kalo kamu belum makan " bujuk bunda.
Ceklek...
Pintu pun akhirnya terbuka, menampilkan wajah lusu Lara, rambut yang kusut, pakaian yang berantakan beserta kedua mata yang bengkak.
" hiks... " Lara menangis lagi.
" sayang... " bunda menuntun Lara untuk duduk diatas kasur.
Bunda menaruh nampan diatas kasur dengan hati-hati. Lara memeluk bunda erat, ia kembali menangis tersedu-sedu.
" Lara mohon sama bunda... Jangan bilang sama mas Andra kalo Lara mandul hiks " Ucap Lara lirih, Bunda mengusap punggung Lara.
" bunda gak akan kasih tau Andra, tapi kamu harus makan ya! " Ucap bunda, Lara mengangguk pasrah. Bunda pun mulai menyuapi Lara dengan telaten.
Bunda menaruh nampan beserta piring yang berisi makanan setengah.
" Sekarang kamu istirahat ya " Ucap bunda. Lara menidurkan badannya memunggungi bundanya, bunda menyelimuti Lara sampai sebatas dada.
" selamat tidur sayang " Ucap bunda sembari mengecup dahi Lara lalu berlalu. Bunda kembali menutup pintu kamar Lara.
Seusai bunda pergi, kedua bahu Lara bergetar hebat, dadanya sesak air matanya tak henti-hentinya mengalir. Tangannya mencengkram kuat selimut tebalnya.
" hiks... Aku Mencintaimu mas! Hiks... " gumam Lara lirih.
Setelah puas nangis, akhirnya ngantuk menyerangnya dengan perlahan Lara memejamkan matanya dan terbang kealam mimpi.
***
Lara terbangun dari tidurnya, ia melihat arloji yang melingkar dilengan kirinya.
Jam tujuh!
Lara mengusap wajahnya, tetapi terasa dipinggangnya berat, dahinya mengerut.
Mas Andra kah?.
Lara meraba-raba telapak tangan yang melingkar dipinggangnya, ia pun membalikan tubuhnya, Betapa terkejutnya Ia melihat suaminya yang belum mengganti pakaian kerjanya.
Lara tersenyum tipis, ia melihat wajah damai suaminya, bulu mata yang lentik dan alis yang tebal menambah kesan ketampanannya.
" Aku pengen punya anak yang "
" menantu mama, kapan mama gendong cucu? "
" Iya, papa juga pengen loh! "
" haaaaaa... Udah gak sabar nimang cucu! hahaha "
Air mata itu kembali mengalir, Lara mendekap tubuh Andra, membuat Andra tebangun dari tidurnya.
" hiks hiks hiks... " Lara terisak didalam pelukan Andra, Andra yang baru bangun mengerutkan dahinya.
" sayang... Kamu Kenapa? " tanya Andra sembari mengusap punggung perempuannya. Lara terkejut, ia melepaskan pelukannya kemudian menatap suaminya dengan tatapan yang bersalah.
" kamu Kenapa? " ulang Andra lembut.
" A---aku gak papa " Ucap Lara tergagap-gagap. Dahi Andra kembali mengerut.
" kamu gak papa! Kenapa nangis? Kalo ada masalah, cerita! Aku akan slalu ada disamping kamu " Ucap Andra serius.
Apakah setelah aku cerita, kamu bakalan slalu ada disampingku mas?
" hei... Kok ngelamun sih yang! Gak baik loh " omel Andra. Lara meringis.
" kamu aneh tau gak " Ucap Andra menatap lekat-lekat wajah Lara.
" A---aneh, aneh kenapa? A---ku, maksudnya... Enggak! " Ucap Lara cemas.
Andra tersenyum menatap Lara.
" Yaudah kalo gak mau cerita " Ucap Andra, membuat hati Lara menghangat.
" mas... " Ucap Lara serius. Andra yang menyembunyikan wajahnya ditekuk leher Lara hanya berdehem.
" Ka---kamu setia kan sama aku! " gumam Lara lirih.
" iyalah setia! " Jawab Andra dengan tegas.
" dan seandainya ada berita buruk yang menimpa kita, dan itu sangat bikin kamu kecewa apakah kamu akan p---pergi? atau bertahan! " tanya Lara bergetar, dan lagi-lagi air matanya begitu mudah mengalir.
Andra mengangkat wajahnya lalu menatap wajah Lara lekat-lekat.
" kalo aku bertahan, aku gak akan janji " Jawab Andra.
Jawaban Andra sudah terbayang akan apa yang terjadi nanti, hati Lara seakan dijatuhkan dari ketinggian, sangat menyakitkan!.
Suami yang ia cintai, suatu saat akan berpaling dari dirinya! Lara tak sanggup menerima kenyataan pahit ini.
Andra membawa Lara kedalam pelukannya, ia tak tau, hari ini ia seperti merasa kalo istrinya ada yang disembunyikan. Dan perempuannya tak mau memberitahunya.
" Aku Mencintaimu! " Ucap Andra tegas.
Hati Lara semakin sakit mendengarnya, jujur... Ia kecewa dengan suaminya, kalo memang yang diucapkannya benar! Kenapa tidak mau berjuang untuk mempertahankan, Kenapa malah mundur sebelum perperangan!.
Aku menyayangimu mas! Suatu saat nanti, walau kau berubah... Aku akan tetap mencintaimu, dan slalu berada disampingmu! Walau kau tak seperti dulu.
***
YOU ARE READING
Mampukah Aku Mencintaimu?
RomanceHaruskah ku mati karenamu? demi mempertahankan cintaku kepadamu, Sungguh... kau membuat hati ku sakit! - Lara Prillaana. Aku tak tau harus bagaimana, kau mengecewakanku, harapanku seketika pupus, Aku Membencimu! - Andra Ansyarief. Dua Orang yang sal...