S I P#2

10 2 0
                                    

Maggie Duran as Reiza Renata Arkana

*****

Dar! Dor! Dar! Dor!

"Raga, diketuk jangan ditendang!"

"Udah diketok mah, tapi gak bangun-bangun. Kebo emang!"

Dak. Duk.

Cklek!

"Susah ya?" sindir wanita yang menyusul Raga ke kamar Reina.

Pintu kamar Reina terbuka oleh Sarah, mama-nya. Wanita itu menghampiri Reina dan membangunkannya. Memang agak susah, benar kata Raga. Reina kebo.

"Re, Rere." Sarah menepuk-nepuk pelan pipi Reina dna gadis itu terbangun.

"Enghh.." lenguh Reina. "Jam berapa ini mah?"

"Jam tujuh kurang lima belas."

"Hah?!" teriak Reina histeris. Bagaimana tidak, gerbang sekolah ditutup jam 07:15. Mampus deh! Mana Reina kalo mandi lama.

Reina buru-buru berdiri dan mengambil handuk lalu masuk ke kamar mandi. Sarah dan Raga menggeleng bersamaan lalu turun untuk sarapan.

Dak. Duk. Dak. Duk.

Reina mengambil setangkap roti selai strawberry lalu menyalimi Raga dan Sarah yang tengah duduk berdua di meja makan. Ayah Reina memang jarang pulang untuk menemani nenek Reina yang sedang berobat di London.

"Eh, Re, itu bi—"

Reina menyela ucapan Raga, "duh bang, dah telat nih!" Reina berlarian keluar dan segera mengendarai Honda Jazz-nya keluar garasi rumah menuju SMA Damardjati.

Demi cangkang kerang ajaib, sekarang sudah jam 07:00! God, Reina tidak siap kering-keringan berasama tiang bendera siang-siang bolong di lapangan. Masih untung di lapangan ada cogan-cogan maen basket, nah ini adanya Mang Ucup, tukang kebun sekolah yang udah bangkotan.

*****

Tepat semenit sebelum gerbang ditutup, Reina datang. Ia lantas memarkirkan mobilnya lalu berlari menaiki tangga. Belum sampai di koridor kelasnnya, Reina berhenti di depan sebuah wastafel. Di atas wastafel itu ada kaca dengan pantulan diri Reina. Reina memicingkan matannya. Semuanya terlihat sempurna kecuali..

Bibirnya.

Bibir warna biru menyala. Sudah pasti gara-gara permen Jagoan Neon yang ia beli kemarin. Reina memang punya cara tersendiri dalam menikmati permen lolipop. Entah itu Milkita sampai Blaster Pop, Reina selalu menggosok-gosokkan lolipopnya ke bibir. Otomatis karena kemarin Bang Raga beli Jagoan Neon biru, maka bibir Reina berubah jadi biru juga. Emang ya, ini adalah salah satu contoh masa kecil yang kurang bahagia. Mungkin jaman Reina kecil duluh belum ada permen beginian.

Mencari solusi, Reina akhirnya menjatuhkan pilihan pada sebuah masker Mickey Mouse. Untung dia selalu siap sedia.

Reina berjalan masuk ke kelas Renata, bukan kelasnnya. Kenapa? Memang ini rencananya.

*****

Ya, semalaman Reina terus memikirkan rencana menjauhkan Renata dan cowok brengsek itu. Misi pertamannya adalah membuat Rena tidak bertemu dengan cowok itu. Well, Rena tidak mudah percaya dnegan orang asing, jadi ini peluang untuknnya. Jika Renata tidak hadir di perkenalan cowok itu mungkin kesan Renata pada cowok itu akan berubah dalam artian buruk. Di tambah lagi Reina kenal betul sikap songong cowok itu yang pasti akan membuat Renata ilfeel. Itu sih pinginnya Reina, gak tahu nantinnya gimana. Karena biasannya Reina ceroboh, ya gitulah Reina.

"Ren," panggil Reina dengan suara lemah yang dibuat-buat seperti orang sakit. Ia kemudian duduk berhadapan dengan Renata. Tidak ada Raissa di sana, mungkin sedang pergi ke kantin. Ah, Reina tidak peduli dengan cewek sok alim sok suci itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sisterhood In Pain [Slow Updates]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang