Haunted House || AU

597 24 9
                                    

2013, Oxford Street, London, Engalnd.

Kini gadis itu sedang menonton tv sambil memakan makanannya. Ia sendiri di rumah itu. Orang tuanya tinggal di Amerika. Ia sendiri disitu. Oh, tidak! Ia tidak sendiri. Ia bersama seseorang. Entah bisa kubilang manusia atau bukan. Karena gadis itu tidak bisa melihatnya.

"Ugh, mengapa channel-channel di tv tidak ada apa-apa? Membosankan." Ucap gadis itu bosan. Ia merasa diperhatikan seseorang. Gadis itu menengok kebelakang, kekiri, dan kekanan. Tidak ada apa-apa. Ia merinding. Bulu kudunya sudah berdiri tegak.

"Mungkin itu hanya ilusinasi ku saja." Gumam gadis itu dan menengok ke depan mengarah tv. Disaat ia sudah menengok kedepan, ia melihat tepat di depan mukanya. Tepat di depan mukanya melihat lelaki keriting, tidak ada bola mata, dan berdarah-darah. Gadis itu berteriak.

"Kumohon!!! jangan sakiti aku." Isak gadis itu. Melihat gadis itu mengangis, lelaki itu tersenyum puas. Sangat puas. Ia senang jika melihat perempuan menangis.

Ia senang melihat perempuan derita.

"I want kill you, forever & always." Bisik lelaki itu kepada gadis yang sekarang terisak.

-

-

-

A/N: Hai! Ini cerita pertama aku loh! Masih prologue. Hehehehe....seneng aja buat yang horror-horror gitu. Sorry any typo(s). Hope u like it, guys. Vomments? thank you hahaha ^_^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Haunted House || AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang