Aku adalah aku,
Dan akan tetap menjadi aku
Tanpa menjadi orang lain
Sebab aku adalah aku..Langit jingga menunjukkan hari yang sudah semakin senja. Hiruk pikuk kendaraan yang lalu lalang memekkakan telinga. Namun, tak jua membuat seorang gadis yang tengah menyalin kata demi kata pada buku tugas Bahasa Indonesia nya merasa terganggu sedikitpun. Gerakannya begitu tenang, bahkan mungkin tidak ada yang tahu sudah berapa lama ia berada disini berteman tumpukan buku-buku lawas dengan bau yang sangat khas.
Dimana lagi dia jika bukan di perpustakaan umum yang selalu menjadi tempat favoritnya setelah rumahnya sendiri tentunya.
"Cling!" Suara notifikasi yang asalnya dari handpone yang berada tak jauh dari nya berbunyi, membuatnya menghentikan aktivitas menulisnya. Dahinya berkerut samar, diraihnya handphone berwarna hitam itu seraya membenarkan letak kacamatanya yang sudah melorot sampai ke hidung mungilnya.Bunda
Keyra, masih di perpus?Iya bun
Cepat pulang sayang. Ayah juga udah pulang
Iya bunda sayangg..
Senja Keyra Faradisa, begitulah nama lengkapnya. Semua orang memanggilnya Senja, terkecuali ayah dan ibunya. Ayahnya sangat membenci nama Senja meskipun ia sendiri yang memberikannya nama itu. Senja menghela napasnya kasar. Ia harus cepat pulang, sebelum ayahnya marah besar.
Senja pun bergegas memasukkan buku beserta pulpen ke dalam tasnya. Tak lupa meletakkan buku yang ia pinjam kembali ke rak tempatnya semula.
Senja mempercepat langkah kakinya menuju keluar perpustakaan, niatnya hendak berpamitan terlebih dahulu dengan sang penjaga perpustakaan namun rupanya penjaga itu tengah tertidur dengan mulut menganga lebar. Senja terkekeh pelan, tak ingin membangunnya lelaki paruh baya itu. Setibanya di luar perpustakaan, ia langsung menuju ke halte terdekat. Ia akan menaiki bus untuk pulang.
Sementara kedua matanya memperhatikan jalanan, tangannya membuka tas selempangnya mencari-cari benda pipih berwarna hitam itu. Namun hasilnya nihil, benda itu tidak berada disana.
"Sial, ketinggalan lagi." Pekiknya saat menyadari handphone nya tidak berada di tasnya. Senja berbalik arah berniat kembali ke perpustakaan "Bugh!" Tubuh mungil Senja terpental saat tidak sengaja menabrak dada bidang seorang lelaki. Kacamatanya bahkan terlepas. Bokongnya terasa nyeri, dan tentu saja ia malu harus jatuh terpental di tempat umum. Senja mendongakkan kepalanya, matanya membelalak terkejut
"Fajar?" Ucapnya tak percaya-Bersambung-
Gimana menurut kalian? Gaje ya? Wkwk.. Ini cerita pertama aku sih, jadi harap maklum ya kalau nggak sesuai dengan ekspektasi kalian. Semoga kalian suka ya! Jangan lupa vote+comment. Kalian bisa loh ngasih saran atau kritik yang membangun buat aku. Supaya nantinya cerita ini bisa makin bagus. Thank you sebelumnya.
-anggunksmrt-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja
Teen FictionSeandainya kita dapat memilih takdir kita sendiri, pasti kita hanya akan memilih takdir terbaik agar duka, lara dan segala sesuatu yang menyakitkan tidak akan pernah kita rasakan. Dan juga, seandainya saja kita dapat menukar takdir. Kemudian, dapatk...