Waktu itu tanpa ketidaksengajaan kita saling bertatap dan tersenyum entah sampai berapa detik, dan rasa yang pernah aku kubur sedalam-dalamnya itu dengan mudahnya hadir kembali. Aku benci sikapku yang seperti ini. Apa aku harus berharap bersamanya kembali? Jangan, semua itu percuma aku sudah tak diharapkan lagi!
Sekarang saatnya mengikhlaskan dan melupakan sejauh-jauhnya. Jangan buat kesalahan yang sama, sehingga aku sering tak bisa mengendalikan rasaku ini.
Aku bodoh. Memang bodoh, tapi apa kamu tau? Aku hampir sesak nafas menahan semua ini. Mungkin bagimu tak peduli, tapi cukup aku yang mengagumi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ABOUT YOU
Teen FictionMenulis tentangmu inilah caraku menyampaikan rinduku lewat barisan aksara yg aku buat~