Dalam hal berbicara aku tidak seberapa pandai. Dia mengajariku sedikit bicara tetapi banyak dalam bertindak. Komunikasi antar kami dalam satu rumah tidak seperti yang lain. Kami akan berbicara hanya sesempatnya saja atau bahkan sama sekali tidak bicara dalam satu hari. Semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Saat ini aku masih sekolah kelas enam SD. Akhir ujian aku melanjutkan sekolah yang tidak menetap karena dia mendapat tugas di tempat yang selalu berbeda-beda. Tak apa aku sudah terbiasa dengan kawan baru, lingkungan baru setiap kali dia memindahkan sekolahku karena tugasnya.
Kelas baru yang asing, semua sibuk memperkenalkan diri satu sama lain. Aku tidak mengerti cara memperkenalkan diri dengan baik karena dia selalu sibuk bekerja 24 jam setiap hari. Sehingga lupa mengajariku cara memperkenalkan diri. Aku tidak manja, tapi aku ingin dia bicara banyak padaku, itu saja.
Ghea, dia satu-satunya anak yang berkenalan denganku dengan ramah. Selama ini aku tidak mempunyai teman, berkenalan saja enggan apalagi menghabiskan waktu untuk bermain bersama. Melakukan hal-hal yang membuat diri senang hanya sesaat
lalu pulang dengan keheningan di rumah.Umurku sudah dikatakan remaja. Aku mulai belajar cara berbicara dengan pandai dengan memahami gaya bahasa teman-teman di sekolah. Saat dia pulang aku ingin bertanya sesuatu ke padanya tetapi tubuhnya sudah terlelap dalam mimpi-mimpi. Mungkin besok pagi saat dia terbangun aku akan bertanya padanya.
Jam lima lewat, tetapi dia belum juga terbangun dari kamarnya.Biasanya dia sudah berangkat bekerja sejak tiga jam lalu. Aku menunggunya terbangun dari tidurnya tetapi dia tak kunjung bangun. Aku pergi ke kamarnya dan melihat tubuhnya kaku tak bernafas.
Aku menangis....kecewa....putus asa...
Dia bukan ayahku tetapi dia malaikat yang Tuhan kirim untuk menyelamatkan hidupku dari musibah yang menelan semua keluargaku. Dia yang bekerja untuk keselamatan dan kesehatan orang lain tetapi lupa dengan dirinya sendiri.
Keluargannya tiba di rumah sakit satu jam setelah kejadian. Wajah-wajah duka menyelimutinya dengan air mata. Yang aku tau dia tidak sempat istirahat setelah bekerja 24 jam tanpa henti untuk menyelamatkan otak seorang gadis kecil kesayangannya.
Ini kah yang kau ajarkan padaku? Banyak bertindak sedikit bicara. Bukan sedikit tetapi berhenti berbicara untuk selamanya.
Ayah.....ibu.....malaikat ku sudah pergi menjemputmu memberi kabar bahwa anakmu LELAH.