Tetap Disini Bersamaku

1.3K 149 7
                                    

Tangan berkulit pucat itu masih setia menggenggam tangan mungil yang terasa dingin karena sang pemilik masih enggan membuka matanya. Sesekali dikecupnya tangan itu sambil merapalkan permintaan yang hanya diucapkannya di dalam hati. Bangunlah Lu! Please. Dibelainya kepala sang pujaan hati dan memberikan ciuman kasih sayang di kening pujaannya itu. Sudah hampir dua jam Sehun membawanya ke rumah sakit tapi Luhan belum juga sadarkan diri. Sehun yang berniat mengajak Luhan untuk keluar dibuat panik saat menemukan Luhan hampir pingsan dengan noda darah di celananya. Luhan segera diberi perawatan begitu Sehun sampai dirumah sakit. Sangking paniknya tanpa berpikir panjang  dia membawa Luhan ke rumah sakit tempat hyungnya bekerja. Suho yang selesai melakukan pemeriksaan terkejut saat menerima pasien berikutnya yang ternyata adalah namja yang dulu disukai oleh dongsaengnya itu. Wajah bingung dan panik sang adik mau tak mau membuatnya bertanya kenapa dan mengapa namun dijawab ketus sang adik yang memang sedang kalap.

"Berhenti bertanya Kim Junmyeon. Selamatkan saja dia."

Well kalau sang adik sudah memanggilnya dengan marga ayahnya berarti adiknya itu benar benar tidak mau dibantah. Soal pertanyaan bisa menunggu dan yang harus dia lakukan adalah memeriksa namja mungil itu agar dongsaengnya tenang kembali. Dan saat ini Suho hanya bisa melihat perhatian yang diberikan adiknya kepada namja mungil nan cantik itu.

"Ekhem. Aku tidak tau apa hubunganmu dengannya. Tapi bisakah kau ikut ke ruanganku! Ada yang ingin kubicarakan."

Sehun masih saja setia menggenggam tangan Luhan tidak bergeming sedikitpun dan itu membuat Suho jengah karena merasa Sehun sudah mengacuhkannya.

"Seh-----"

"Aku dengar. Bicara disini saja." Sehun dapat mendengar dengusan nafas Suho, tapi dia tidak memperdulikannya karena matanya tidak lepas memandang wajah manis Luhan yang tertidur. Begitu cantik dan damai.

"Dia akan bangun setengah jam lagi. Jadi kau tidak perlu takut kalau dia akan melihat orang lain saat sadar nanti."

Tidak ada reaksi dari Sehun membuat Suho memilih menyerah dan berniat meninggalkan ruangan itu hingga terdengar suara decitan kursi yang bergesar. Pemandangan yang dilihat Suho selanjutnya adalah Sehun yang mencium tulus kening namja bernama Luhan itu. Cintamu masih saja tulus seperti dulu adikku. Pemikiran Suho buyar saat dia merasa ada tepukan di bahunya dan mendapati adiknya itu berjalan mendahuluinya. Suho menggerutu karena adiknya itu bertindak sesuka hatinya saja, dasar albino kurang ajar.

Disinilah Sehun sekarang di ruangan Suho, dokter yang menangani Luhan. Sehun memperhatikan sang kakak yang sibuk membolak balikan sebuah laporan yang dinyakininya adalah milik Luhan. Dilihatnya kening Suho yang sesekali mengernyit saat membaca laporan itu. Sehun mengecek jam ditangannya dan mendecih karena sudah enam menit Suho membuang waktunya percuma. Dia hanya tidak ingin kalau sadar nanti Luhan hanya melihat perawat dikamarnya, dia ingin ketika mata indah itu terbuka, dialah orang yang dilihat oleh  Luhan pertama kali.

"Aku cukup bingung dan ingin tidak mempercayai laporan ini Hun." Atensi Sehun teralihkan saat Suho mulai berbicara mengenai kondisi Luhan.

"Hun, kau adikku dan aku tidak ingin mencampuri urusan pribadimu. Tapi, apakah sekarang kamu dan Luhan sudah menjadi sepasang kekasih?" Sehun membuang kasar nafasnya, kesal itulah yang dirasakannya saat ini. Matanya menatap tidak suka kepada hyungnya itu.

"Cukup basa basimu hyung. Katakan saja apa yang terjadi padanya." Suho kembali melihat hasil laporan kesehatan Luhan dan sedikit menggerutu dengan sifat tidak sabar adiknya itu.

"Luhan hamil dan usia kandungannya hampir empat minggu." Suho menatap adiknya yang masih memasang wajah tanpa ekspresinya.

"Dia mengalami pendarahan tapi bayi yang dikandungnya baik baik saja. Dia, apakah dia anakmu Sehun?" Suho menatap lurus manik setajam elang milik adiknya itu untuk mencari jawaban dari pertanyaannya. Sehun hanya diam tapi Suho hapal betul bahasa tubuh adiknya itu. Mata Sehun enggan menatap lurus pada Suho walau dia masih setia dengan stoic facenya tapi Suho tau kalau sang adik menyembunyikan sesuatu darinya.

HopeWhere stories live. Discover now