NAMAKU SIAPA?

517 3 4
                                    

Intinya, orang-orang sering memanggil aku dengan nama M.  Aku sendiri tidak tahu,  siapa namaku yang sebenarnya. Namun berkat nama itu,  aku bisa berkelana kemana-mana.  Entah itu ke Amerika,  Saudi Arabia,  Hongkong,  Jepang,  Korea,  dan masih banyak lagi yang tak bisa aku sebutkan satu persatu.  Bahkan orang yang belum aku kenal telah mengenalku terlebih dahulu. Aku pun dikenal sebagai teman yang dapat menjadi penghibur.
  Aku juga sangat bangga dengan nama itu.  Karena berkat nama itu,  aku bisa mengenal banyak orang dan bermain begitu akrab dengan mereka.  Tidak memandang orang itu tua,  muda, anak kecil,  remaja, bahkan bayi yang baru dilahirkan. 
   Aku tidak mengerti, mengerti mengapa aku dianggap sebagai teman yang sering membawa berkah. Juga mengapa mereka sering mengatakan bahwa aku ini teman yang ajaib.  Ya,  sudah lama aku mendengarkan curhat dari orang-orang yang pernah berjumpa denganku.  Ada yang bilang padaku kalau orang yang mereka cintai itu sudah tiada. Namun berkat ketemu denganku, sang kekasih kembali menemuinya.  Ada juga yang bercerita kepadaku, bahwa sangat ingin membeli rumah yang teramat mewah,  sejak mengenalkulah keinginannya itu langsung terkabul. Sungguh!  Cerita yang amat menggugah jiwa,  cerita yang benar-benar nyata.  Aneh memang!
     Cerita yang aku tulis ini,  bukan berarti aku memahami kata mereka, belum juga aku mengetahui namaku yang sebenarnya. Andai kalian tahu. Aku diciptakan dengan ketidak sempurnaan,  dan aku tak seperti yang kalian.  Aku makhluk yang cacat,  tidak punya kaki,  juga tak punya tangan. Mataku pun sudah tidak berfungsi lagi.
      Tapi,  mengapa mereka masih mau berteman denganku? Juga masih menjadikan aku sebagai tempat curhat mereka?  Aku tak paham dengan mereka. 
      Bahkan orang yang masih belum tahu sosok diriku,  mereka sudah ingin segera bertemu. Orang yang belum pernah mengenalku juga ingin kenal,  dan bahkan ia ingin foto bareng denganku.  Padahal saat itu,  banyak artis yang sedang nganggur, dan tak seorang pun yang minta foto bareng dengan mereka.  Malahan, artis itu juga ikut rebutan ingin berfoto denganku.  Entahlah, apa maksud dari semua ini?  Apakah ini adalah mukjizat?  Atau karomah?  Ataukah ini adalah cobaan bagiku? Aku juga tak tahu.
     Selain itu,  sampai saat ini,  aku masih dibingungkan dengan namaku yang teramat sangat singkat. M. Ya,  hanya satu huruf, M.  Aku sempat berfikir,  apakah kedua orang tuaku tidak mengenal huruf lain selain M? Atau ada maksu tersendiri dari penamaanku dengan huruf itu?  Aku pun tak tahu.  Padahal, diantara banyak temanku,  tidak sedikit yang mempunyai nama sampai berapa kata,  bahkan ada yang sampai berapa kata,  bahkan ada yang membentuk kalimat. Ada juga dari mereka yang diberi nama "aneh" oleh orang tuanya.  Ada "Jas Hujan", "Setan", Hujan, "Awan", dan nama yang tidak bisa aku sebut satu per satu. Aku? Ya, namaku hanya "M".
     Yang menyedihkan, sampai saat ini,  aku tidak tahu siapa kedua orangtuaku.  Aku sudah berusaha sekuat tenaga, banting tulang, peras keringat, kesana,  ke mari, untuk mencari tahu siapa kedua orang tuaku, namun hasilnya nol besar.  Bahkan saking banyaknya orang yang aku kenal,  jawaban mereka hampir sama : "Oh..., kalau yang itu saya tidak tahu".
                                 *****
Beberapa bulan kemudian...
Aku baru tahu semuanya.  Aku mendapatkan jawaban yang tepat,  dan membuat aku puas dan senang. Jawaban itu aku dapatkan dari seseorang yang baru-baru ini curhat padaku, tentang perjalanan cintanya dengan seseorang yang ia rahasiakan namanya dariku.  Dari bibir manisnya itu,  aku jadi mengetahui semua.  Semua tentang aku.  Juga tentang namaku.  Aku perlu sampaikan, nama orang itu adalah Lee Meech Shao.
Jawabannya yang mengakhiri semua teka-teki yang sudah lama tak terpecahkan tentang aku.  Juga menguak misteri yang selama ini tak ada seorang pun yang bisa membukanya.  Yaitu tentang namaku.  Kata dia,  M itu adalah singkatan.  Menurutnya,  nama lengkapku adalah "MIMPI". Haha...!

*Cerpen ini merupakan karya Achmad Hendra Purnomo dengan nama penanya Chandra Mahesa.  Ini merupakan karyanya yang kesekian kali, dipublikasikan di media cetak.  Yaitu,  Majalah Al-Ikhwan (Edisi ke - XXVIII Tahun : 1437 H/2015) Pondok Pesantren Banyuanyar. Direvisi kembali oleh penulis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Namaku Siapa? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang