8. Forgiveness

107 4 8
                                    

Author’s POV

Gisel datang ke kelas Farrel dengan perasaan marah yang menggebu-gebu. Tak ayal, ini semua karena iPhone nya ada sama Farrel, ngebales line Andre dengan balesan yang ngarangnya keterlaluan, malu-maluin dia di kantin, dan bohongin dia soal rumahnya yang katanya tetanggaan sama Nanda. Maksudnya apa coba?

“Farrel! Maksud lo apaan coba? Bales line orang tanpa izin. Sini balikin hp gue!” Gisel gak sadar diliatin teman-teman Farrel karena datang ke kelas orang marah-marah. Farrel yang sadar sama keadaan tersebut langsung menarik Gisel ke samping perpustakaan karena perpustakaan dan sekitarnya terkenal sepi. Gisel terus menerus memberontak dan marah-marah.

“Lo sadar gak sih udah buat gue malu di kantin? Terus maksud lo apa bohongin gue soal rumah lo yang tetanggaan sama Nanda? Hah?”

Pluk.

Sebuah buku yang lumayan tebal nyaris terkena kepala Farrel. Dan ternyata yang melempar buku adalah Miss Long, yang merupakan penjaga perpustakaan juga. Farrel cuma nyengir ke arah Miss Long, dan Gisel yang masih melototin Farrel.

Sedetik setelah kejadian itu, mereka langsung lari dengan tangan yang masih terkait satu sama lain tanpa mereka sadari. Dan berakhirlah mereka di taman belakang sekolah.

“Lo dengerin gue gak sih daritadi? Sini balikin iPhone gu-”

Cup!

Bibir Farrel mendarat mulus di bibir Gisel, dan tangan Farrel masih menggenggam jari jemari Gisel.

Gisel hanya terdiam melihat sikap Farrel yang tiba-tiba itu.

“Udah ngocehnya?” Ucap Farrel setelah melepaskan kecupan bibirnya. Gisel hanya dapat mendorong bahu Farrel, walaupun tidak berpengaruh sama sekali terhadap Farrel.

“Ngapain lo? Kurang a-” Belum selesai Gisel dengan ucapannya, Farrel langsung memotong perkataan Gisel.

“Mau gue cium lagi?” Tanya Farrel sambil mendekatkan diri pada Gisel.

“Yaudah, diem. Ini iPhone lo, dan sorry gue udah lancang bales linenya Andre.” Ucap Farrel sambil memberikan iPhone Gisel. Gisel menerima iPhone nya dan kembali mematung.

“Gue juga minta maaf udah bohongin lo soal rumah gue. Dan sorry kalo soal kejadian dikantin kemarin.” Setelah Farrel menyelesaikan permintaan maafnya, ia pun pergi tanpa menunggu jawaban dari Gisel yang masih terpaku.

Gisel hanya terdiam ditengah taman sepeninggalan Farrel, dan menyentuh bibirnya seakan tidak percaya akan apa yang baru saja terjadi.

***

“Gue gila gue gila!!” Ucap Farrel sambil mengacak-acak rambutnya, lalu menghempaskan dirinya ke tempat tidurnya yang dikelilingi foto seorang gadis.

“Apa yang barusan gue lakuin? Gimana kalo Gisel gak mau berteman lagi sama gue? Gimana kalo dia gak mau lagi kenal sama gue?”

***

“Lo makannya gak seru banget deh, Sel. Kok seminggu ini lo keliatan gak ada nafsu makan sih?” tanya Nand pada Gisel ketika mereka sedang makan di kantin.

“Gue gak apa-apa.” Jawab Gisel dengan lesu.

“Tunggu ya, gue beliin ice crem goreng favorit lo.” Nanda meninggalkan Gisel sendirian di meja kantin. Gisel hanya tersenyum melihat kepergian sahabatny.

Awalnya Gisel masih bertahan duduk sendirian di kantin sampai akhirnya mereka datang...

“Hai,Sel. Sendirian aja. Boleh gabung ga?” Tanya Andre sambil duduk di hadapan Gisel dan diikuti Farrel yang hanya diam saja, seakan tidak bisa melupakan kejadian seminggu yang lalu.

Friendship; Love and TruthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang