THE END OF THE PAINS

146 16 0
                                    

Taehyun menyiapkan gitar dan microfonya untuk menyanyikan lagu ciptaanya seperti "I got the blues", "dirty house" yang bernuansa Rock-indie.

Ia juga mengcover beberapa lagu band-band yang terkrnal. Sebenarnya kepalanya masih sakit karena efek alkohol yang ia minum tadi siang saat membuat music video.

Tapi ia harus menjual suaranya malam ini. Ini demi rumah baru. Sesungguhnya ia sudah muak dengan rumahnya yang sekarang ia tinggali. Sekarang sesak rasanya untuk tinggal di situ. Dan bayang-bayang mengerikan itu seringkali muncul.

Diiringi dengan suara merdu dan permainan musik yang apik, tampak semua pengunjung menikmatinya sambil minuman beralkohol favorit mereka yang ada di bar ini.

Di meja yang terletak di dekat panggung tempat Taehyun berdiri, tampak seorang pria yang sedari tadi memperhatikan Taehyun sambil tersenyum. Kulitnya bewarna tan dan sama sekali tidak mencerminkan orang Perancis meski ia lancar menggunakan bahasa Perancis.

Di sampingnya ada seorang wanita yang menemaninya minum dengan tanganya bergerilya ke tubuh wanita tersebut hanya demi kesenangan tersendirinya.

Lalu seorang pria yang merupakan pemilik bar, berwajah asia menghampirinya setelah pria berkulit kecoklatan itu memanggil dengan isyarat tangan.

"ada apa mino? Minuman mu masih banyak. Atau kau ingin sesuatu yang lebih menyenangkan dari dia?" tawarnya sambil terkekeh.

Mereka sudah cukup dekat untuk berbicara seperti itu.
"hoony... aku pikir aku menginginkanya. Belakangan ini aku sering melihat nya di sini. Bisakah aku membayarnya?"

"hey bung... tidak semua orang dapat kau bayar. Dia hanyalah penyanyi di bar ini. Sifatnya juga tertutup"

"ah benar kah? Sayang sekali. Kapan dia selesai bekerja?"

"mungkin jam 6 pagi.. Kuperingatkan kau mino, jangan berbuat hal gila. Dia bukan orang yang pantas untuk kau perlakukan seperti pelacur."

Mino memutar bola matanya. Sebenarnya ia sangat lelah diceramahi oleh temanya ini. Kenapa ia selalu di cap buruk? Bahkan oleh temen sendiri. Menyebalkan. Itu yang dirasakan mino.

Mino menyuruh pergi gadis itu dan setelah hoony pergi dari depanya, ia menggeak beberapa botol minum sampai tak sadarkan diri.

Waktu berlalu dan telah menjelang pagi. Matahari mulai menampakan sinarnya perlahan di luar sana.

Taehyun segera membereskan peralatan musik dan tak lupa dengan gitar kesayanganya. Setelah berpamitan dengan teman-teman kerjanya, ia langsung beranjak keluar bar hendak pulang. Ia baru saja menerima gaji dan sepertinya cukup untuk pindah rumah.

Bar tampak sepi akan pengunjung karena sudah tutup terkecuali dengan karyawan-karyawanya dan... seorang pemabuk yang terlelap karena teler dengan alkohol. Hoony menghela nafas. Ia memngunkan temanya itu. "hey mino.. Bangunlah!!! Sampai kapan kau akan di sini? Aku akan menghajarmu bila kau muntah!".

Mino mengangkat kepala nya dan berusaha melihat sekitar dengan jelas.

"kemana peyanyi itu?"

"penyanyi? Nam taehyun? Dia sudah pulang beberapa menit yang lalu."

"astaga!!! Aku terlambat!! Sial!!"

Mino memaksakan dirinya terbangun dan mengutuki dirinya sendiri. Kenapa ia bisa melewatkan Taehyun?

Ia keluar bar dan masuk ke mobil miliknya yang berada di parkiranya. Ia menancap gasnya. Semoga saja ia belum kehilangan Taehyun begitu jauh. Ia menyetir ke segala jalan mengikuti firasatnya. Entahlah... tapi apa salahnya dicoba?.

Amor FatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang