1%

266 45 3
                                    


pencet ☆ qaqaq
😚



Nayeon mengeratkan mantelnya perlahan, nafasnya memburu. Dingin menyelimuti kota Jogja dari siang tadi. Padahal biasanya panas menyengat.

Ting!

taeyong
Nay, dirumah?

Nayeon berdehem pelan, lalu duduk dikursi  yang dekat dengan tempatnya berdiri tadi.

Engga
send.

taeyong
terus dimana?

            ambarukmo tae, tadi ikut Jennie milih baju

send.

taeyong
ko engga  pulang bareng Jennie?

ngga ah, ganggu.
Jennie dijemput Hanbin tadi
Send.

taeyong
oo,  yaudah tungguin.
kalo mesen gocar cancel aja,
aku jemput.

hmm, oke aku tunggu dipintu samping
send

taeyong
ya
read.



Nayeon mematikan ponselnya lalu meletakannya di dalam tas berwarna hitam miliknya. Ia sibuk memainkan kakinya. Sambil menunggu, Nayeon menyesap komanya  pelan -pelan, Hingga ponselnya berbunyi lagi.

Nayeon mencari-cari mobil juke milik taeyong.

"Nyari aku?" Nayeon berbalik, pria yang ia cari-cari dari tadi ada dibelakangnya sambil tersenyum.

"Loh? kok? kamu ada di dalem? sejak kapan? mobilmu mana?" Tanya Nayeon bingung.

"Ada, diparkiran. Ayo masuk lagi, kamu free kan?"

Nayeon mematung.

"hah?"

"Jangan pulang dulu, temenin aku nonton"
Nayeon mengangguk lalu melotot.

"HEH? KAMU MAU NGAJAK NONTON APA?"
teriak Nayeon, tidak terlalu keras namun security  dapat mendengarnya secara jelas.

"Jangan teriak-teriak deh," Kata Taeyong sambil menarik tangan Nayeon.

Nayeon menutup mulutnya malu, sungguh kalau Taeyong tidak memberitahunya mungkin satpam berkumis yang memberitahunya.

"Kamu belum jawab aku, mau nonton apa?" tanya Nayeon. Bibir Taeyong mengerucutkan bibirnya, nampak berpikir keras.

"Kamu berani nonton, horor?" Tanya Taeyong pelan. Jujur dia ingin film horor karena, yah horor adalah genre favorit Taeyong sendiri.

"Dih, ngapain gaberani" Taeyong mengusak rambut Nayeon pelan,

"Yaudah, kita nonton ya?" Taeyong melirik Nayeon yang menggenggam tangan Taeyong lebih erat daritadi.

"Hum! aku berani"


---

"Taeyong tadi hantunya kok--YA ALLAH ITU DIBELAKANGNYAAA"

persis seperti pasangan pada umumnya, tubuh mungil Nayeon menghambur kepelukan Taeyong.

"Hmn , cemen"

Taeyong menepuk-nepuk punggung dan kepala Nayeon pelan.



kalau Tuhan mengijinkan, dalam doanya, Taeyong benar-benar menginginkan Nayeon hadir melengkapi hidupnya.

.



besok next,
yay or nay?-ren

flower roadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang