Go Away, Step By Step , And Never Come Back

2 0 0
                                    

"Hentikan mimpi bodohmu itu, Alena!!" Terdengar teriakan dari sebuah rumah kecil di ujung gang sempit.

"Tidakkah kau mengerti apa kataku?!  Mimpimu itu tidak berguna! Apa kau tak lelah hidup payah seperti ini !??" Teriakan itu masih berlanjut

Terlihat seorang gadis yang menunduk menahan tangis. Ia sudah bertekad, ia tidak akan mengeluarkan air mata barang setetes pun.

Didepannya terdapat wanita paruh baya yang membawa sapu lidi. Ia terlihat ingin melempar sapu lidi itu tepat ke wajah gadis di depannya. Wajahnya sampai sampai semerah tomat karena amarah.

"Menurut ibu ini tidak berguna? Apakah ibu tidak membuka pikiran ibu barang sedikit?" Gadis itu mengangkat wajahnya yang sedari tadi senantiasa menunduk. Ia menjawab dengan tenang. Sangat datar tanpa ekspresi. Seakan terbiasa dengan teriakan menggelegar yang baru saja tercipta.

"Apa!? Apa kau berkata pikiranku ini tertutup?!" Suara menggelegar itu terdengar kembali

"Sepertinya." katanya dingin "Ibu selalu menganggap bodoh mimpiku. Orang yang pikirannya terbuka tidak akan berpikir seperti itu. Itu jelas." Lanjutnya dengan tatapan dingin nan mematikannya

Sepertinya kurang pantas gadis itu melemparkan tatapan dingin dan kalimat sarkatis kepada wanita yang tak lain adalah ibunya sendiri.

"Kau.."

"Cukup ibu, aku lelah berdebat tentang hal yang sama setiap harinya dengan ibu. Ini hanyalah tentang dimana aku bersekolah. Apakah sulit bagi ibu membiarkanku memilih dimana tempat aku belajar?. Ibu bahkan tidak pernah sedikitpun membiarkanku memilih segala hal untuk diriku, kenapa? Kenapa bu!?"

" Karena ibu tidak percaya padamu!! Kau masih kecil. Kau belum bisa menentukan apa yang untuk dirimu sendiri." Jawab ibunya cepat. Mungkin kesal karena sebelumnya dipotong.

" Masa bodoh dengan masih kecil! Meskipun aku tua nanti kau masih akan menganggapku anak kecil. Ini hidupku ibu!! Tidakkah kau mengerti?"

"Buktikan padaku kalau kau bukan anak kecil lagi, Alena!!" Sentak ibunya

"Aku pergi!" Tukas Alena. Lalu masuk kedalam kamarnya yang diikuti ibunya.

"Apa!? Kau mau pergi kemana Alena?!" Ibunya terkejut dengan ucapan putri bungsunya.

"Ketempat dimana tidak ada yang menghalangi mimpiku." Balas Alena cepat. Ia menjijit untuk mengambil koper yang berada di atas lemari.

"Tidak, kau tidak akan pergi kemanapun, Alena!!" Ibunya menggeleng sambil menghentikan aktifitas Alena yang sedang memasukkan baju kedalam koper.

"Ibu bilang ingin bukti, bukan? Tentu aku akan memberikannya. Aku akan hidup sendiri mulai sekarang dan membuktikan bahwa ibu tidak perlu mengaturku lagi. Jangan menghalangiku ibu. Aku lelah, sungguh! Aku ingin ini cepat berakhir" Alena menatap ibunya dengan tatapan terluka. Lalu, ia memasukkan pakaiannya kedalam koper.

Alena menggeret kopernya keluar rumah diiringi dengan ocehan ibunya yang mencoba mnghentikannya. Alena tidak peduli. Ia tetap berjalan menjauhi ibu dan rumahnya.

Percayalah! Dia adalah Alena Chandra G'dano. Dia sudah merencanakan ini seumur hidupnya. Pergi dari rumah yang layak disebut neraka dan menyambut kebebasan.

Step by step..

And never come back...

Hai semua!! Semoga bisa menikmati ceritanya.. XD
Jangan lupa vote & comments ya
Komentar kalian akan sangat membantu
Kamsahamnida!!

PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang