Chapter 1 - Perjamuan

48 0 0
                                        

Perlahan Anna membuka matanya. Menghempaskan selimutnya lalu mengucek matanya. Telinga kanan Anna benar-benar mendengar suara aneh di balik tirai jendela kamarnya. Dia tidak tahu suara apa gerangan. Berulang kali terdengar suara itu begitu saja sejak pagi buta. Detak jantungnya meningkat tajam. Beranjak dari kasurnya lalu membuka tirai jendela dengan rasa was-was.

Ternyata itu cuman ranting. Desir angin menyuruh ranting pohon mengetuk-ngetuk jendela kamar gadis yang semalam baru tidur di kamar itu. Angin itu seperti alarm alam yang menyerukan Anna untuk bangun pagi. Jam di dinding menunjukkan pukul empat pagi. Anna meregang-regangkan badannya untuk memulihkan persendiannya. Dia sering melakukannya setelah bangun pagi seperti itu.

Rumah masih sunyi senyap. Anggota keluarga yang lain masih tidur pulas. Anna bergegas mencuci muka lalu menuju dapur. Tumpukkan piring dan gelas bernoda masih tergeletak di westafel. Anna bergerak dengan suka cita untuk mencuci semua peralatan makan itu. Gemericik air yang mengucur lewat kran terdengar nyaring di telinga. Buih-buih sabun cuci sudah mulai menggembung di tangan Anna. Digosok-gosokkan buih itu dengan permukaan benda yang dicuci supaya benar-benar bersih.

Belum habis mencuci, Anna dikagetkan dengan binatang yang lewat di bawah kakinya. Bulu binatang itu menyentuh kulit disalah satu kaki Anna. Spontan Anna terkejut dan menghentakkan kakinya. Tangannya juga melepaskan gelas yang sedang digenggamnya. "Pyaakkk...." Suara gelas yang membentur lantai terdengar keras. Pecahan gelas meloncat kemana-mana. Anna takut dan gelisah. Kucing yang merasa tak berdosa itu pergi meninggalkan dapur. Anna segera membereskan kerusuhan di dapur itu.

"Apa yang telah kamu lakukan?" suara wanita dengan lantang.

"Ma..ma..maafkan saya bu, saya sedang mencuci tak sengaja menjatuhkan gelas ini" jawab Anna dengan gugup.

"Lihat itu anak adopsimu! Baru sehari bermalam disini sudah bikin kacau" ucap ibu angkatnya sambil menunjuk-nunjuk ke arah Anna.

Ayah datang menyusul ibu di dapur. Menyaksikan keributan pagi-pagi yang jarang terjadi itu. Ayang tak bergeming. Dia hanya menyaksikan kejadian itu tanpa berkomentar apapun. Ayah masih mengantuk. Sesekali menguap tanda masih mengantuk. Siska datang menuju dapur juga. Dia langsung membantu Anna membereskan serpihan kaca yang masih tersebar di lantai.

"Sudahlah bu, Anna tidak sengaja" sahut Siska.

"Diam saja kamu Siska, jangan kamu ikutan membela anak itu"

"Kamu tidak terluka kan Anna"

"Aku tidak apa-apa Siska, terimakasih sudah datang membantu" ucap Anna.

Ibunya langsung pergi dari tempat perkara tersebut. Sembari pergi badan ibu menyenggol ayah yang ada di belakang ibu. Ayah terjatuh karena masih mengantuk. Kepalanya tak bisa terhindarkan menyentuh dinding. "Aduuhh..." teriak ayah menahan rasa sakitnya. Setelah terbentur ayah jadi tidak mengantuk. Matanya kini sudah bisa terbuka lebar-lebar.

"Maafkan ibumu itu ya Anna, dia masih saja belum bisa menerimamu dalam keluarga ini" terang ayah dengan jujur.

"Tidak apa-apa yah, ini juga salah Anna kok" jelas Anna.

Anna dan Siska berhasil membersihkan lantai dapur tersebut. Mereka berdua lalu melanjutkan mencuci piring. Mereka berdua mulai mengakrabkan diri mereka. Pekerjaannya cepat diselesaikan oleh mereka berdua. Gelas dan piring sudah disusun kembali dalam rak yang tersedia. Sendok dan garpu juga sudah diletakkan di tempatnya. Mereka berdua begitu menikmati pekerjaan mencuci peralatan makan itu.

Matahari semakin menunjukan dirinya. Bunga-bunga di taman sudah mulai tampak berwarna. Bunga-bunga itu serasa meminta air kepada Anna. Anna melanjutkan pekerjaannya untuk menyirami tanaman. Air yang mengucur menimpa tanaman membuatnya menjadi segar. Mereka semua seperti berterima kasih kepada Anna. Semerbak wangi bunga membuat hati Anna menjadi tenang dan nyaman berlama-lama di taman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MATI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang