Gevara- 4

10 2 0
                                    

Ridwan terus mengelus rambutku tanpa sepatah kata pun seolah memberiku ruang untuk sendiri. Setelah tangisanku reda, aku melepaskan pelukannya. Dan sebuah senyuman terbit di wajahnya.

"Sebenernya gue juga berat sih bilang ini ke lo Ge, tapi lo harus tetap kuat ngadepin adek-adek lo, lo harus sabar, gue yakin kok suatu saat nanti mereka bakal menyesal dan menyadari sikapnya. Lo jangan sedih lagi yaa," Bujuknya membuatku tersenyum lega karna aku mempunyai sahabat baik sepertinya "Soalnya kalo lo terus-terusan sedih gak ada yang nemenin gue nonton ntar malem," Lanjutnya.

"Yee.. Gue udah terharu. Jadi tujuan lo kesini cuma mau minta nemeni nonton?" Tanyaku sarkastik.

"Hehe tujuan utamanya sih itu, tapi karna tadi gue liat lo ada di dalem mobil langsung gue samperin eh taunya lo lagi mewek," Balasnya.

"Gue gak mau nemenin lo nonton," Ujarku

"Yah Ge, gak seru lo. Ada film baru yang gue incer banget ni Ge. Temenin ya Ge.. Please," Cerocosnya sambil menyatukan kedua tangan tanda memohon.

"Enggak enggak.. Udah sana lo turun dari mobil gue, gue mau masuk," Usirku.

"Lah gitu amat Ge, terus gue mau ngajak nonton siapa coba? Sagita sama cowoknya, Arga malah ngerusuh nanti. Ayolah Ge," Bujuknya.

"Makanya cari pacar sana," Ucapku sambil menyalakan mesin mobil dan memasukkan mobilku ke halaman rumah.

"Ge, Geeee," Ucapnya heboh ketika aku turun dari mobil.

"Berisik amat si lo," Ujarku melihat dia turun dari mobilku.

"Ayolah Ge," Ucapnya memohon dengan puppy eyes nya

"Oke tapi ada syaratnya. Jemput adek gue pake mobil gue," Ucapku memberikan kunci mobilku, "Jangan jemput mereka pake motor lo," Lanjutku.

"Yaelah sombong amat lo," Teriaknya ketika aku mulai memasuki rumah.

***

Disinilah aku berada di sebuah bioskop demi menepati janjiku dengan Ridwan. Aku mengenakan sweater peach bergambar kartun anjing dengan celana jeans hitam panjang tak lupa sepatu cats putih membalut kakiku. Rambutku kukuncir kuda dengan sedikit poni tersisa.


Ridwan sedang memesan tiket untuk kami berdua walaupun aku tak tau film apa yang akan kami tonton.

Ridwan adalah pecinta film, terutama film action. Dia akan selalu pergi menonton bersamaku walaupun ia tau aku tak terlalu suka menonton di bioskop, aku lebih memilih men-download beberapa film dan memutarnya di laptoku ketimbang harus menghabiskan uang hanya untuk menonton di bioskop. Jujur aku tak pernah pergi ke bioskop kecuali di ajak olehnya.

"Ayo," Ucap Ridwan mengulurkan tangannya padaku dan aku menyambutnya. Ridwan menggenggam tanganku di sepanjang lorong bioskop. Mungkin orang-orang yang melihat kami menganggap kalau kami ini adalah sepasang kekasih.

"Cepet cari cewek gih lo Wan, biar gue gak jadi korban lo lagi," Ucapku saat memasuki studio lima.

"Belum saatnya Ge," Jawabnya.

Jawaban yang sama untuk setiap aku bertanya. Ridwan bukanlah cowok biasa di sekolah. Ia banyak digemari gadis-gadis di sekolah terutama adik kelas. Banyak dari mereka yang mendekati Ridwan namun sampai sekarang belum ada yang pas dihatinya. Aku tak tau apa yang dia tunggu. Aku hanya berharap sahabatku yang satu ini mendapatkan yang terbaik untuknya.

***

Benar dugaanku, kami menonton film action. Yah walaupun seru tapi mataku tak dapat ditahankan, aku tak bisa menahan kantukku yang berujung bahu Ridwan menjadi korban untuk kesekian kalinya saat aku mengantuk waktu menonton. Dan tanpa membantah ia menerima saja dengan apa yang aku lakukan itu. Beberapa waktu kemudian aku sudah berlabu ke alam tidur. Dentuman suara tembakan yang keras di seluruh ruangan sedikitpun tak membuatku terbangun. Seperti kata Sagita "Lo kalo udah tidur gak inget dunia Ge, bom meledak di kuping lo juga lo gak bakal denger."

***

19/07/18
Pub: 31/08/18

GevaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang