Hana's POV.
"Hana, sarapan dulu sebelum berangkat"
Aku mendengar ibu memanggilku dari dapur.
Setelah bersiap, aku pun langsung menuju ke meja makan dan memakan sarapan pagiku.
"Hana.."
"Ada apa ibu?"
"Apa.... Kau sering dibully?"
Aku pun langsung menatap ibuku.
Tersirat kekhawatiran dari tatapannya. Aku pun menghela napas sejenak dan menjawab,"Kenapa ibu bertanya seperti itu?"
"Karena... Kau sama sekali tidak pernah membawa temanmu ataupun pergi bersama temanmu. Dan itu tidak wajar.... Anak seumuran dirimu harusnya banyak menghabiskan waktu senggang bersama teman - teman."
Aku berpikir sejenak.
"Tidak perlu khawatir ibu.... Aku hanya malas menghabiskan waktuku diluar. Bagiku kamar adalah segalanya."
"Kau yakin kalau kau tidak pernah dibully?"
"Ibu tenang saja. Aku tidak pernah dibully kok."
Ibu menghela napas lega setelah mendengar jawabanku. Aku pun kembali memakan sarapanku.
-***-
Setelah selesai, aku langsung berpamitan dengan ibu dan berangkat ke kampusku.
Seperti biasa, aku memilih untuk berjalan kaki. Toh, letak Universitasku tidak begitu jauh.
"Tolong..."
Saat aku mendengar suara, aku berhenti sejenak. Aku menatap ke segala arah untuk mencari sumber suara tersebut.
Setelah mencari, akhirnya aku dapat mendengar suara itu dengan jelas disalah satu gang yang sempit.
Dengan santainya, aku berjalan menuju sumber suara tersebut.
Aku terus berjalan hingga menemukan jalan buntu dari gang tersebut. Dan dapat kulihat, seorang wanita yang dipukuli oleh dua orang lelaki. Wajah lelaki itu ditutupi topeng, jadi aku tidak dapat melihatnya dengan jelas.
"Yahhh...." Panggilku dengan suara datar.
Kedua lelaki itu terkejut dan langsung melihat kearahku.
"Tidakkah kalian tau betapa pecundangnya kalian jika kalian memukuli seorang wanita."
Aku mengatakan itu sambil terus mendekati mereka.
"Ini bukan urusanmu!" Tatapan mereka memincing tajam kearahku.
"Arrayo... Aku juga tidak mau berurusan denganmu."
Mataku langsung tertuju kepada wanita yang baru saja dipukuli itu.
"Yahh.. Kau bisa berdiri?"
Wanita itu langsung menggelengkan kepala. Aku pun menghela napas panjang dan berjalan menuju wanita tersebut.
"Bukankah ini bukan urusanmu?" Kata lelaki yang lain.
"Ini memang bukan urusanku. Dan apa yang kulakukan saat ini juga bukan urusanmu."Aku mulai membantu wanita itu untuk berdiri.
Tiba - tiba, aku dapat merasakan besi tajam di tengkuk leherku. Aku tidak bergeming dan membersihkan baju wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MONOCHROM (BTS FF)
Fanfiction"Manusia itu menjijikan.... Mereka menutupi kedengkian, kecemburuan, dan kecurangan dengan kata yang manis seperti 'cinta', 'perdamaian', dan 'keadilan'... Dan dengan bodohnya, mereka tidak sadar bahwa mereka bersatu hanya untuk menghacurkan satu s...