First and Last Fragment

3.6K 484 85
                                    

SPEIL LADY

Warning: OOC, TYPOS, CRACKED- PAIR, etc

Pair : SASUHINA

Rate: T

Genre : Historical Fiction, Romance

Disclaimer: Naruto © Belonging Masashi Kishimoto

Novel Dinginnya Sang Hati © Belonging Kak Vi_Roez

Manga Kuroshitsuji - Black Butler © Belonging Yana Toboso

DON'T LIKE DON'T FLAME

DON'T LIKE DON'T READ

DON'T LIKE DON'T COMMENT

= = = = =

First and Last Fragment

= = = = =

Hinata menatap para budak yang tengah bekerja mengurus halaman depan Mansion of Bibury dari balik jendela kamarnya, tangannya menggenggam pena dan buku dengan erat. Mata lavendelnya tertuju pada seorang budak mulatto yang dibelinya beberapa bulan lalu. Hasil perkawinan dari orang berkulit gelap dengan orang berkulit pucat. Itulah Mulatto. Warna kulitnya terlihat mencolok dibanding budak lainnya. Warna rambutnya pun bukan gelap, melainkan pirang.

Hinata memejamkan matanya lalu menjauhi jendela, hatinya masih terasa teriris setiap melihat laki-laki -manapun- dengan rambut pirang dan berkulit tan. Ia selalu teringat akan mantan kekasihnya yang -seharusnya menjadi suaminya saat ini- sudah menikah dengan sahabatnya sendiri tiga tahun yang lalu.

Flashback -Mansion Bibury 3 Tahun yang lalu-

Penghianatan itu terlalu dalam bagi Hinata.

Kekasihnya yang akan direncanakan menikah dengannya satu bulan setelah pesta pertunangannya, tiba-tiba datang ke Mansion of Bibury dipagi hari setelah pesta pertunangannya. Wajahnya terlihat kacau, rambut pirang -nyaris oranye- yang biasa tersisir rapi itu terlihat berantakan. Bahkan Viscount Bollingbroke -Naruto Namikaze- masih mengenakan setelan pesta yang ia gunakan saat pertukaran cincin.

Dengan bersimbah air mata, laki-laki itu bersujud memeluk kaki Hinata. Beberapa saat kemudian sahabatnya, Lady Ann Haruno -Sakura datang dan melakukan hal yang sama dengan Naruto. Hinata hanya bergeming mendengar penjelasan dari mereka berdua. Hatinya seketika mati rasa mendengar kenyataan jika kekasihnya yang baru saja bertunangan dengannya meniduri sahabatnya sendiri.

Hinata tidak mengeluarkan sepatah katapun dari bibirnya, ia hanya menunduk dan memberikan cincin di jari manisnya pada Naruto. Hinata tidak berpura-pura kuat, ia membiarkan air mata mengalir membasahi pipinya, lalu menjauhkan diri -beberapa langkah- dari kedua penghianat di hadapannya.

Sakura berusaha menjelaskan bahwa semuanya tidak disengaja dan juga ia tidak hamil, Naruto tidak perlu bertanggung jawab atas dirinya. Jika pun ia mengandung anak Naruto, ia tidak akan meminta pertanggungjawaban laki-laki itu, ia akan mengurus semuanya sendiri. Sakura tidak akan mengganggu pertunangan Naruto dan Hinata.

Tapi, Hinata bukanlah seorang Lady yang bodoh, dia Lady yang cerdas berbeda dengan Lady lain yang hanya mengandalkan kecantikannya. Hinata yakin, apa yang diucapkan Sakura adalah sebuah dusta. Naruto menatap Hinata penuh harap, Hinata hanya mengatakan, "Kau yang merusak dan kau yang harus bertanggung jawab."

Speil LadyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang