06 | Too Late.

157 18 1
                                    

"Bagaimana keadaannya, hyung?" tanya seorang pemuda berseragam polisi.

"Tidak baik, aku tidak merasakan denyut nadinya. Bibirnya sudah membiru, dan selain bekas tali di lehernya, terdapat luka sayatan di tangannya. Sepertinya korban bunuh diri sekitar 2 jam yang lalu. Aku akan mencoba untuk mencari tahu identitas pembunuhnya, kau dan Woojin cobalah cari-cari petunjuk di kamar korban." jawab seseorang yang sepertinya lebih tua, nametagnya bertulisan Ha Sungwoon.

Pemuda bernama Woojin itupun langsung sadar dari lamunannya dan pergi ke kamar korban dan mencari hal-hal yang bisa menjadi petunjuk bersama rekan kerjanya (re : gebetannya), Ahn Hyungseob. Woojin dan Hyungseob sudah bersahabat selama kurang-lebih 5 tahun. Tetapi, sayangnya pemuda bermarga Ahn tersebut tidak peka.

"Woojin-ah, coba kesini dulu." sahut Hyungseob. "Ada apa, sayang?" jawab Woojin. Ya, walaupun mereka tengah menjalani HTS, Woojin suka memanggil calon istrinya dengan embel-embel sayang, hanya untuk melihat muka Hyungseob memerah.

"Ih! Gombal lu, jin!" teriak Hyungseob yang menutupi mukanya malu. "Ehe, oh iya. Lu manggil gue ada apa?" tanya Woojin. "Eh iya, gue nemu sesuatu nih. Kayaknya sih diarynya korban" jawab Hyungseob. Hyungseob menemukan sebuah buku berwarna hitam, yang bertulisan "Kim Yerim" di cover buku tersebut.

"Bener juga lu, seob. Coba sini diarynya." kata Woojin sambil mengambil bukunya dari tangan Hyungseob, lalu membaca isinya. "Sepertinya Ia telah menjadi korban dari KDRT dari orangtuanya dan pembullian dari murid-murid di sekolahnya. Halaman-halaman di diary ini yang sudah terisi cuma terdapat beberapa lembar, jadi sebagian besar belum ada coretannya sama sekali." kata Woojin setelah membaca isi diary tersebut dengan seksama.

"Eh, jin. Lu kelewatan satu halaman tuh." kata Hyungseob. Ternyata memang benar, ada 2 halaman yang tertempel, sehingga tidak bisa terbuka dengan gampang. Woojin hanya menganggukkan kepalanya dan memisahkan kedua halaman tersebut. Tetapi, hal yang terda?!pat di halaman tersebut membuatnya kaget.

Setelah membaca isi halaman tersebut dengan seksama, Woojin memanggil Hyungseob, yang sedari tadi sudah pergi ke sisi lain kamar Yerim. "Seobbie, coba lu baca ini." suruh Woojin. Hyungseob langsung membaca halaman dari diary tersebut keras-keras.

"Bila aku mati, tolong, siapapun yang menemukan diary ini, tolong beritahu polisi bahwa pelaku dari pembunuhan berantai berkorban Bae Joohyun, Son Seungwan, Kang Seulgi, Kim Heojun, dan Kim Ahreum adalah 01/01—01/10—08/02—English?" baca Hyungseob dengan nada agak bingung.

"Ternyata... korban tidak bunuh diri?" bisik Hyungseob dengan nada tidak percaya. Woojin hanya bisa membulatkan matanya saat mendengar Hyungseob berkata seperti itu. "Seob, kita harus menyerahkan diary ini kepada Daniel-hyung. Siapa tau dia tau apa artinya dari kode-kode itu, dan kata Woojin kepada Hyungseob.

"I-iya Jin, ayo, lebih cepat lebih baik." jawab Hyungseob agak gemetaran. Dan, alhasil, dua pemuda bermarga Park dan Ahn itu keluar dari kamar seorang Kim Yerim untuk menemui kepala kepolisian daerah Gangnam.

***

"Permisi, Daniel-hyung?" panggil Hyungseob sambil mengetok pintu kayu bertulisan "강다니엘". Setelah mendengar suara berbunyi "Masuk saja" dari pemuda bermarga Kang itu, Woojin dan Hyungseob segera memasuki ruang kerjanya Daniel.

"Ada apa Jin, Seob? Kalian menemukan sesuatu di TKP?" tanya Daniel. Woojin hanya menanggukkan kepalanya lalu memberi Daniel diary yang ditemukan oleh dia dan Hyungseob.

"Kita nemuin ini di kamar korban. Korban bernama Kim Yerim, kelahiran tahun 1999, korban dari kekerasan di rumah dan di sekolah. Tetapi, sepertinya Ia tidak bunuh diri, melainkan Ia telah dibunuh. Di halaman terakhir terdapat sebuah kode, bahkan aku dan Woojin gak bisa mecahinnya." jelas Hyungseob panjang.

Daniel yang hanya menggerakan kepalanya sambil membaca isi buku itu dengan seksama segera berlanjut untuk membaca halaman belakang. "01/01—01/10—08/02—English? Tunggu..." gumam Daniel pelan. Dengan percaya diri, Ia meraih sebuah kalender yang bertempat di dalam lacinya dan membalik-balik halamannya hingga ketemu bulan-bulan yang dicarinya.

Bulan apa saja kau tanya?

Januari, Oktober, dan Februari.

Mengapa?

Karena Daniel yakin, bahwa nomor-nomor ini tidak berhubungan dengan tanggal apapun. Tanggal 1 Januari, 1 Oktober, dan 8 Februari bila digabungkan tidak akan menghasilkan apa-apa.

Untung saja, Kang Daniel termasuk salah satu orang terpintar berbahasa inggris di masa-masa sekolahannya.
.
.
.
.
.
Hayoo.. yang udah tau pembunuhnya siapa nih? Nih, cluenya adalah, silahkan dibaca lagi chapter 4, lalu tengoklah kalendermu. (Inget, tanggal tidak berhubungan dengan apapun)

Budayakan vomment ya yorobun 💕

dear diary ⇢ yeriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang