Ummu Imarah adalah panggilan yang ditujukan untuk Nusaibah binti Ka'ab, ia adalah seorang sahabat Rasulullah dari kalangan wanita yang telah mengukirkan banyak jasa untuk dakwah Islam.
Nusaibah binti Ka'ab adalah wanita yang tangguh lagi pemberani, ia adalah lambang keberanian yang abadi. Kisahnya yang paling dikenal adalah ketika umat Islam berperang melawan orang-orang kafir dalam perang Uhud.
Pada saat itu Rasulullah tengah berdiri di puncak Uhud dan pada saat itu pula para pasukan musuh tengah mendekat ke arah Rasulullah untuk menyerang beliau. Nusaibah binti Ka'ab yang melihat hal itu lalu mencoba melindungi Rasulullah dengan mengibas-ngibaskan pedangnya untuk menghalau anak panah yang mengarah kepada Rasulullah.
Ia berperang dengan sungguh-sungguh dan penuh keberanian, bahkan demi melindungi Rasulullah ia tidak memperdulikan keselamatan dirinya sendiri. Meskipun pada saat itu ia menderita luka-luka di tubuhnya, namun ia tetap berusaha melindungi Rasulullah SAW.
Ketika melihat Nusaibah binti Ka'ab terluka, beliau kemudian bersabda,
"Wahai Abdullah (putra Nusaibah), balutlah luka ibumu! Ya Allah, jadikanlah Nusaibah dan anaknya sebagai sahabatku di dalam surga."
Mendengar do'a dari Rasulullah, semangatnya justru menjadi semakin bergejolak dan tidak lagi memperdulikan rasa sakit ditubuhnya akibat luka tersebut dan terus berperang untuk membela agama Allah dan Rasul-Nya, Nusaibah berkata, "Aku telah meninggalkan urusan duniawi".
Nusaibah pun mengisahkan perjuangannya dalam pertempuran Uhud, "...saya pergi ke Uhud dan melihat apa yang dilakukan orang. Pada waktu itu saya membawa tempat air. Kemudian saya sampai kepada Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam yang berada di tengah-tengah para sahabat. Ketika kaum muslimin mengalami kekalahan, saya melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam, kemudian ikut serta di dalam medan pertempuran. Saya berusaha melindungi Rasulullah Shallallahu alaihi Wassalam dengan pedang, saya juga menggunakan panah sehingga akhirnya saya terluka."
Nusaibah adalah juga merupakan wanita yang sabar, ia selalu mementingkan kepentingan orang lain. Contoh dari kesabarannya adalah ketika ia menerima kabar bahwa salah seorang putranya syahid, ia tidak bersedih tapi justru ia malah bangga karena ia yakin bahwa Allah akan memuliakan anaknya di akhirat kelak.
Selain Perang Uhud, Nusaibah bersama suami dan putra-putranya juga ikut dalam peristiwa Hudaibiyah, Perang Khaibar, Perang Hunain dan Perang Yamamah. Dalam berbagai pertempuran itu, Nusaibah tidak hanya membantu mengurus logistik dan merawat orang-orang yang terluka, tapi juga memanggul senjata menyambut serangan musuh. Nusaibah meninggal dunia beberapa tahun setelah perang Yamamah.
***
Barakallah Fiikum
NadWafrina~
link cerita : https://www.makintau.com/2015/12/wanita-wanita-tangguh-di-zaman-rasulullah.html
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Para Mujahidah
SpiritualKisah cerita para mujahidah ini saya copast dari internet semoga bermanfaat bagi teman-teman yang ingin lebih tau mendalam tentang para mujahidah yang berjihad dijalan Allah.