We Meet

43 3 1
                                    

Kita bertiga memang punya latar belakang yang berbeda. Kita dipertemukan oleh takdir yang menjadikan kita saling mengisi satu sama lain. Kita membutuhkan cinta.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seorang lelaki berjalan santai di halaman sekolah yang notabenya adalah sekolah barunya, Sekolah Penabur. Gerimis mulai mengguyur Ibu Kota sejak pagi tetapi tidak membuat lelaki ini mempercepat langkahnya untuk masuk ke area gedung sekolah barunya. Beberapa pasang mata mengamati lelaki ini dengan sorot mata penasaran.

"Jason? Ikut saya untuk ke ruang guru dan bertemu dengan wali kelas baru kamu ya" sapa salah satu guru.

"baik pak"

Sekolah barunya memang bukan sekolah yang bisa dianggap remeh, sekolah ini walaupun swasta tapi reputasinya tak bisa diragukan lagi. Banyak alumni sekolah ini yang mampu diterima di universitas terbaik di Indonesia maupun luar negeri. Dan harusnya lelaki tadi merasa bersemangat bisa menjadi salah satu murid beruntung yang mampu masuk ke sekolah ini. Tetapi, kenapa ekspresinya berkebalikan? Semua pasti alasan.

"kamu Jason Raymon Aileen ? Perkenalkan, saya yang akan menjadi wali murid di kelas XI IPA 2 nanti" sapa seorang wanita kepada Jason.

"Iya Bu.. Salam kenal juga"

"setelah bel berbunyi saya akan mengantarkan kamu ke kelas. Apa ada yang mau ditanyakan sebelumnya?

"tidak bu, semuanya sudah saya baca di buku panduan sekolah ini kemarin, dan cukup jelas"

----bel pun berbunyi---

"ayo, ikuti saya. Kelas XI IPA 2 ada di lantai 3"

Wali kelas XI IPA 2 memang salah satu guru yang sabar. Beliau adalah ibu Sicilia, di usianya yang bisa dibilang cukup muda, dia sudah diberi tanggung jawab membina salah satu kelas unggulan di Sekolah Penabur. XI IPA 2, jangan kalian bayangkan kalau di dalam kelas ini berisi para kutu buku dan para siswa yang berkacamata tebal, tetapi justru kebalikannya. Para siswa yang bersemayam di XI IPA 2 memiliki tampilan yang good looking, otak encer, dan kantong tebal.

"Selamat pagi semua..." sapa bu Lia, biasa dia di sapa di sekolah.

"pagi bu, tumben masuk kelas jam pertama bu? Bukannya sekarang harusnya pak Broto?" tanya salah satu murid yang heran karena harusnya sekarang jam pelajaran pertama adalah fisika, jam pelajaran si guru killer.

"ibu hanya akan mengenalkan teman baru kalian saja, dia pindahan dari Bandung, Ayo masuk Jas." Panggil bu Lia ke Jason yang dari tadi berdiri di depan kelas. "ayo perkenalkan diri kamu"

"hai, nama gua Jason Raymon Aileen " perkenalan singkat Jason yang membuat beberapa siswa di kelas melongo. Satu yang ada dipikiran mereka. Anak ini songong banget sih.

"Hai Jason, wihh lu dari Bandung, adem dong disana. Kenapa pindah ke Jakarta? Panas Bro." Celetuk salah satu siswa yang dari awal memang sedikit tertarik akan kehadiran Jason, bukan karena dia Homo yaa..., alasan paling tepatnya karena tiba-tiba ada yang bisa masuk kelas unggulan di tahun kedua SMA. Karena setahu dia, sekolahnya sangat selektif soal siswa yang masuk. Oia, siswa tengil tadi adalah Kevin. Lebih tepatnya Kevin Michael Putra. Siapa dia? Nanti juga bakalan tauu kok..

"boleh ga kalau gua ga jawab? Semua orang punya hak pindah kan" jawaban sarkatis Jason menghadirkan satu kerutan di dahi Kevin. What the hell ini anak. Bu lia yang melihat kondisi sudah semakin tidak bersahabat pun menengahi acara 'mari kita kenal si murid baru'

"terima kasih telah mengenalkan diri Jason, kamu bisa duduk di samping Kevin" Bu lia pun menunjuk salah satu bangku kosong di sebelah siswa tengil tadi.

'Maybe' Best friendWhere stories live. Discover now