01 - New Sheet

1.9K 46 34
                                    

"Yok! Sini umpan!."

"Shoot, Nob..!"

"Gas!"

Suara sautan seperti itu sudah sangat lumrah terjadi di lapangan belakang rumah Bapak Ringgo dan Ibu Naomi. 

Bjorka Diyok Djuhandar, anak semata wayang Dari pasangan Ringgo Putra Djuhandar dan Naomi Dieter Morscheck.

Diyok selalu mengajak dua sahabatnya untuk bermain basket di lapangan belakang rumah. 

Kadang bukan hanya hari minggu, jika ada waktu senggang mereka pasti akan menghabiskan waktu bersama di lapangan itu. 

Tak perduli dengan perut yang masih belum terisi, mereka masih terus saling melempar bola basket satu sama lain. 

Sayangnya, Diyok terlalu semangat untuk mengumpan bola lemparnya. 

Dan...

"Aduh....!"

Terdengar suara rintihan halus dari rumah sebelah Diyok, membuat ketiganya saling melempar tatapan ngeri. 

Ya, karena memang rumah itu bangunan baru dan belum di penghuni.

Mendengar itu Diyok menarik paksa Nobian dan Yoga untuk berjalan ke semak-semak halaman belakang rumah sebelah. 

Diyok menutup matanya rapat-rapat, hal itu pun di ikuti oleh kedua temannya dan terus melanjutkan langkahnya untuk mencari bola basket yang nyasar masuk ke pekarangan rumah tetangga sebelah yang terkenal masih kosong.


Sementara, seorang gadis yang merintih karna terkena lemparan bola basket Diyok tadi itu pun tersenyum lucu melihat ketiga lelaki dengan badan kekar tapi cukup penakut.

"Ampun, Nyai. Tadi cuma main basket doang kitanya gak ada niatan ganggu. Jadi balikin ya bolanya donggg....." 

Ucap Diyok sambil terus memejamkan matanya tanpa berani membukanya sedikit pun.

Gadis itu semakin menggelengkan kepalanya sambil tetap tersenyum mendengar permintaan salah satu dari ketiga anak remaja tanggung itu yang terus memohon maaf pada dirinya.

"Disini gak ada hantu. Ini bola basket punya kalian, lain kali hati-hati ya mainya." 

Ucap gadis itu lembut.

Mereka bertiga tak ada yang menjawab karna masih merasa takut, melainkan langsung saling memeluk satu sama lain dan berancang-ancang untuk lari sekencang mungkin meninggalkan tempat itu.

"Eh sebentar dulu, beneran aku ini manusia asli tau. Makanya coba di buka dulu mata kalian." 

Gadis itu menahan ketiganya lewat tepukan di pundak Diyok.

Akhirnya Diyok, Nobi, dan Yoga memberanikan diri untuk perlahan-lahan membuka matanya untuk melihat gadis yang sedari tadi berbicara dan berdiri di hadapan mereka.

"Gila sih ini, Yok. Ini beneran bukan setan dan juga bukan manusia. Tapi, bidadari yang turun dari khayangan buat ambilin bola basket kita, Yok." 

Ceplosan polos dari Nobi, membuat gadis di depannya itu mengerutkan dahinya bingung.

"Eh iya, Nob. Ini kita lagi di lapangan belakang apa di khayangan pada bidadari ya? Kok indah banget pemandangannya di sini pagi-pagi." sahut Diyok menanggapi Nobi.

Keduanya pun perlahan menoleh kearah Yoga yang sudah dalam kondisi mulut menganga tidak bisa berbicara sepatah kata pun karna kagum akan kecantikan gadis yang ada di hadapannya itu.

WHISKAS. [COMPLETED]Where stories live. Discover now