Chapter 6. Promise

1.7K 132 5
                                    


Aku akan menjadi bagian mu

Begitu pula sebaliknya

Aku harap ini adalah jalan terbaik

Pukul 2 dini hari, suara serak Mina mengisi ruangan yang sepi. Rambut kusut, wajah ayu yang terlihat pucat, namun selimut bermotif bunga sakura itu masih setia membungkusnya. Tidak peduli walau sang surya sudah siap untuk memulai pagi. Yang ia butuhkan adalah tidur. Sejak pukul 1 dini hari Mina terjaga dari tidurnya. Ia menggigit jarinya, berguling di kasur, dan membenamkan wajah di bantal. Namun, itu tidak bisa membantunya tidur. Alhasil, ia memilih untuk menelepon seseorang.

"Kau kenapa tidak tidur?"

Suara di seberang sana terdengar khawatir. Mina tersenyum tipis. Ia tidak menjawab. Ia bangkit dari tidurnya dan meringkuk.

"Kenapa kau tidak menjawab? Kau sakit?"

Suara di seberang sana terdengar sedikit panik. Setiap cowok pasti panik kalau sang calon istri menelepon pada dini hari dan tidak berkata apa-apa.

"Ada sesuatu yang terjadi dengan mu? Cerita saja",

Suara Bambam yang lembut sedikit menenangkan pikiran Mina. Ia tersenyum sambil menatap jendela kaca yang tidak tertutup gorden.

"Aku... Tidak apa-apa", ucapnya "bisakah kau... menemaniku ku?"

"Baiklah. Kau tidak ingin bercerita?"

Mina menggeleng lalu berkata, "Tidak, aku baik-baik saja. Aku hanya tidak bisa tidur... karena besok hari ini pernikahan kita..."

Bambam tidak menyahut beberapa saat.

"Kakek nanti akan datang ke pemberkatan kita. Aku hanya mengharapkan kakek bahagia. Kondisi kakek semakin memburuk. Aku harap ini hadiah terbaik untuknya.."

"Aku juga... kalau begitu tidurlah tidak ada yang perlu kau khawatirkan,"

Mina mengangguk kecil. Ia menarik kembali selimut dan masuk ke dalamnya. Kembali hening. Mina perlahan memejamkan matanya yang mulai berat dan perlahan ia menuju ke alam mimpi. Berharap hari pernikahannya akan seindah mimpi.

Bambam tersenyum saat tidak mendengar lagi suara Mina melalui telepon. Ia lalu berkata, "Jaljayo, calon istriku. Aku tidak akan mengecewakan kakek, dan dirimu."

Sang surya kini sudah membumbung tinggi. Cahayanya masuk menerobos jendela kaca yang tak tertutup gorden. Si pemilik kamar dengan malasnya menggeliat di atas ranjang empuk. Seolah-olah gaya gravitasi di pagi hari lebih kuat daripada di saat yang lain.

Pintu dengan pelan terbuka, munculah sosok wanita berambut pendek yang kira-kira berumur setengah abad. Dengan langkah pasti ia mendekati tempat tidur Mina dan menggoyangkan tubuh Mina perlahan. Ia berkata, "Mina-chan, ayo bangun. Hari ini kau akan menikah. Ayo bersiap"

Mina justru menarik selimutnya sampai ke atas kepala. Rasa kantuk lebih berat daripada rasa gugup yang sedang mengguyur hatinya. Ia hanya butuh 5 menit, mungkin 15 menit? Atau mungkin 1 jam untuk mengobati rasa kantuknya itu.

Namun, waktu sangat terbatas. Terpaksa ia harus segera bangun, berpakaian, dan tentu saja datang ke acara pemberkatan dirinya dengan Bambam.

Kami-sama, berkatilah kami. Semoga ini yang terbaik untuk ku...

Pukul 10 pagi, semua orang telah hadir dan mengisi seluruh tempat duduk yang disediakan. Warna putih mendominasi halaman rumah keluarga Myoui. Bunga mawar putih, balon-balon putih, kain putih yang terikat apik di tiang-tiang.

Nikah Muda | Mina x BambamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang