Seokjin menggerakan tubuhnya dengan lincah diatas pohon-pohon pinus, serbuk-serbuk sihir berjatuhan dengan indah di sekitar sayapnya.
Malam ini ia akan menemui anak dari seorang petani di daerah Daegu, karena Seokjin akan membantunya untuk tertidur karena itu memang tugas bangsa pixie, menenangkan anak-anak dan menceritakan cerita dongeng untuk mereka.
Seokjin berasal dari bangsa Pixie, sekilas bangsa pixie tampak seperti bangsa peri, hanya saja bangsa pixie memiliki sayap yang runcing dan bercorak seperti kupu-kupu dengan tubuhnya yang hampir menyerupai manusia.
Bangsa pixie tidak sepopuler bangsa peri karena sifatnya yang cenderung jahil dan bersemangat, karena sifat tersebut tak banyak bangsa manusia yang menceritakan keberadaan bangsa pixie, dan hal itu pula lah yang membuat bangsa pixie semakin sedikit dibanding bangsa peri.
karena makhluk ajaib hidup karena rasa percaya dan harapan manusia untuk bisa bertemu dengannya bukan?
Seokjin berdiri didepan jendela kayu dan mulai mengetuk kaca jendela itu beberapa kali dan beruntung ketukan kecilnya bisa menarik perhatian anak berumur 4 tahun yang sedang berguling-guling di atas kasurnya dengan pesawat mainan ditangannya.
Anak tersebut lantas berlari cepat kearah jendela kamar nya dan membuka pintu jendelanya sedikit lebar hanya untuk melihat apa yang sebenarnya mengetuk jendelanya.
Dan saat mata kecilnya menangkap sosok Seokjin yang sedang tersenyum kearahnya anak tersebut mulai mnegerutkan dahinya.
"Apa kau lalat?" Anak itu berujar polos, jemari kecilnya bahkan sudah terjulur untuk mencoba menyentuh tubuh mungil Seokjin.
saat jemari kecilnya belum sempat menyentuh tubuh Seokjin, Sokjin sudah lebih dulu masuk kedalam kamar anak tersebut dan mulai terbang mengelilingi kamar si anak dengan gerakan lincah dan tidak teratur.
Seokjin bahkan beberapa kali menjatuhkan serbur ajaibnya kearah mainan-maianan si anak dan membuat mainan tersebut secara ajaib sedikit terangkat dan melayang dari posisinya.
"Huaa....kau peri? Apa kau bisa membuatku terbang juga?" Si Anak berujar antusias, matanya berbinar saat ia menyaksikan bagaimana mainannya sedikit melayang, ia bahkan terus menerus menepuk tangannya dengan bersemangat.
"Aku tidak bisa karena kau berat." Seokjin tersenyum jahil tepat didepan wajah si anak.
Anak itu mengerucutkan bibirnya lucu.
"Jahat...." Lantas melipat tangannya didepan dadanya khas seorang anak yang sedang merajuk.Seokjin terkekeh lantas mulai mengitari tubuh kecil anak tersebut sambil memberikannya sedikit serbuk ajaibnya, lantas tubuh kecil itu mulai sedikit terangkat dari posisinya, anak itu mulai tertawa senang, ia bahkan beberapa kali melirik kakinya dan Seokjin secara bersamaan.
"yuhu.... Aku terbang.. aku bisa menembus angkasa dan melewati bintang." Anak itu berteriak antusias. tangan kanannya ia angkat keatas kepalanya dan tangan kirinya ia posisikan di pinggulnya.
"Aku jadi superman.. aku akan menolong ayahku menanam padi.. yee.."
Seokjin kembali terkekeh, ia sudah memposisikan dirinya diatas jam rumah burung di kamar si anak sambil memperhatikan bagaimana anak itu tertawa dan mulai mengelilingi kamarnya sendiri.
"Yuhuu... ini menyenangkan.. aku bisa terbang..." anak itu kembali berteriak antusias dan menambah kecepatan terbangnya, namun sayangnya ia tidak bisa mengendalikan dirinya, karena ia harus terbentur dinding kamarnya dan membuatnya jatuh terjungkal dengan bokongnya menyentuh tanah keras.
"Agrrh... mamah sakit.." Anak itu mengelus bokongnya dan kembali mengerucutkan bibirnya bersiap untuk menangis namun saat ia mendengar bagaimana Seokjin tertawa keras, anak itu mengurungkan niatnya dan menatap sedih kearah Seokjin.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE PIXIE (TAEJIN) END ✓
FantasyKisah Seorang anak yang bertemu Pixie untuk pertama kalinya.