Sehun berjalan keluar dari ruangannya dengan wajah yang masih datar. Ya, seminggu yang lalu sahabat baiknya, Chanyeol, baru saja kembali pada Sang Maha Pencipta. Kehilangan seseorang yang sangat dekat dengannya bukanlah hal yang mudah. Terlebih Sehun sudah mengetahui kesakitan sahabatnya itu sejak lama.
Sehun berusaha untuk tetap tegar menerima kenyataannya ini. Bagaimanapun juga, sahabatnya sudah tenang disana. Dan dia harus menjalani lika-liku kehidupan ini kembali.
"Sehun-ssi, ada banyak kado untukmu." kata sekertaris Kim.
"Kado? Aku sedang tidak berulang tahun."
"Kau seperti tidak tau saja."
"Aku sedang tidak ingin meladeni kado-kado itu. Jika kau mau, ambil saja."
Wajah sekertaris Kim langsung berseri ketika Sehun berkata seperti itu. Sedangkan Sehun dengan langkahnya yang dingin langsung pergi menuju tempat parkir dan melajukan mobilnya menuju apartemennya.
**
"Luhan-aa, cepat bersihkan piring-piring ini!" teriak nyonya Xi, pemilik kedai ramyeon dan juga ibu tiri Luhan.
"Wanita itu hanya bisa memerintah saja!" gerutu Kyungsoo, salah satu juru masak dikedai nonya Xi.
"Aku sudah terbiasa,Eonni. Hehe.." kata Luhan sambil membersihkan meja.
"Apakah dirumah dia juga seperti itu?"
"Bisa lebih keras dari itu.." jawab Luhan.
"Luhan-aa, ada pelanggan datang cepat layani!!!"
"Biar aku saja. Kau bersiap-siaplah, sebentar lagi waktumu untuk pergi." kata Kyungsoo sambil meraih buku nota yang dipegang Luhan.
Luhan segera melepas perlengkapan dapurnya dan meraih tas yang ada dimeja kasir.
"Waktuku untuk pergi. Semua piring, gelas dan sayur sudah aku bersihkan." kata Luhan pada nyonya Xi.
Nyonya Xi hanya melirik kesal pada Luhan yang telah keluar dari kedai.
"Pulanglah cepat!Karena kau harus membuat makan malam!!" teriak nyonya Xi.
"Sudah ku siapkan semuanya di meja. Tinggal memanasi saja.." balas Luhan sambil berlalu.
"Dasar cerewet!" gerutu Luhan.
Sore itu jalanan Seoul sangat padat. Orang-orang baru saja kembali dari aktivitas masing-masing. Luhan masih terus berjalan hingga tiba disebuah kantor kecil yang ada diujung jalan.
Setiap sore hari Luhan harus datang kekantor itu untuk menggantikan nenek Yoon yang bekerja sebagai tenaga kebersihan dikantor itu.
"Luhan-aa.."panggil nenek Yoon sambil memeluk Luhan.
"Nenek pulanglah.Sekarang giliranku untuk bekerja."
"Ne Luhan-aa. Ada sepotong kue didapur. Makanlah selagi kau istirahat."
"Emm,kamsahamnida.."
Sepergi nenek Yoon, Luhan segera menuntaskan pekerjaannya. Ia mengepel semua ruangan dan membersihkan meja yang ada.
"Omo~ neomuhimdeuro~~~" pekerjaan Luhan telah selesai. Ia memutuskan untuk istirahatsebentar diruangan kecil tempat menyimpan alat kebersihan yang ada didapursambil melemaskan otot-ototnya.
Karena rasa lelah yangteramat besar, Luhan pun tertidur.
Perlahan-lahan Luhan membuka matanya. Ia mendengar ada sesuatu yang sedikit berisik diluar sana. Ia mencoba mengintip dari celah-celah pintu dan mendapati seorang pria tengahmengcak-acak isi lemari es.