Sebelum membaca ada baiknya vote terlebih dahulu dan comment setelahnya.
Happy Reading😊
Mulmed : Sean
*****
Otak dan hati takkan pernah bisa saling bekerja sama
-Ashilla Morincia-
*****
"Hahaha," Sean tertawa terpingkal-pingkal membuat Shilla menatap aneh pria dihadapannya itu.
"Hey, aku bercanda. Aku bukan seorang psikopat! Ternyata Anda mudah di permainkan, Nona Shilla," Sean menyeka airmata yang menumpuk di bawah matanya. Sial, pria itu berhasil menghina Shilla LAGI.
Shilla berdecih pelan, membuang mukanya, menetralisir jantungnya yang kini sedang berdisko ria. Pria itu sungguh tidak waras.
"Lalu bagaimana kesepakatan kita?" Sean menyedekapkan kedua tangannya di depan dadanya.
"Selagi menguntungkan bagi saya, why not?" Balas Shilla datar.
"Kau perhitungan sekali, Nona Shilla. Baiklah. Win-win" Sean senyum menyeringai.
"Kirimkan kembali proposal Anda, Tuan Sean. Sepertinya proposal yang kemarin belum cukup menarik!" Shilla bangkit dari hadapan pria sinting itu. Ternyata ada yang lebih sinting dari dirinya.
Shilla merasa ada yang kedua tangan yang melingkar di pinggangnya, Shilla membeku, ia tidak bisa bernafas, terasa desahan nafas menyentuh kulit lehernya. Shilla berbalik dan mendapati dada bidang Sean terpatri disana.
"Nona, Anda tidak memakai pembalut?" Bisik Sean pelan.
Shilla mengerjapkan matanya mencoba mencerna kalimat dari pria itu. Wajah Shilla memerah padam menahan malu, pantas saja bawah perutnya terasa nyeri sekali dari tadi. Shilla melihat pinggangnya sudah terlilit jas dari pria itu.
"Pakailah Nona, kau lebih membutuhkannya," Sean berbalik meninggalkan Shilla yang masih mematung.
Apa Shilla sudah gila? Bisa-bisanya ia mematung seperti orang bodoh. Pria itu memang seorang player.
Shilla menggapai pintu dihadapannya dengan wajah memerah. Sandra sudah berada didepannya, memasang ekspresi seakan bertanya 'ada apa?'. Shilla membuang mukanya. Ia sudah kehilangan kesabaran, ia juga sudah sangat malu.
"Nona, ada apa?" Sandra menyusul Shilla dengan langkah tergopoh-gopoh.
*****
"Kau benar-benar melupakanku, Shilla," Fajar sesekali menyesap kopinya. Ia memandangi langit yang pernah menjadi sahabatnya. Fajar terkekeh pelan.
Selama tiga belas tahun ia mencari seperti orang gila dimana gadisnya itu berada. Dan kini ia berhasil menemukannya. Ia kecewa, Shilla melupakannya. Melupakan tatapannya, melupakan wajahnya, bahkan melupakan senyumnya. Tentu saja gadis itu melupannya. Tentu saja yang ia kenal itu seorang ketua OSIS bernama Fajar bukanlah Sean. Fajar tersenyum miris, apa gadis itu mau mengakui bahwa mereka pernah mengenal satu sama lain di masa lalu? Ia kembali menyesap kopinya, matanya menerawang ke luar jendela, kembali mengingat kenangannya bersama wanita itu tiga belas tahun silam.
Shilla menggapai pintu rumahnya. Benar-benar gelap. Shilla merasakan ada yang melintasi kakinya.
"Ahhh..."Teriaknya Shilla sembari terduduk memejamkan matanya. Ia merasa ada yang menyentuh pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Celandine [ON GOING]
Romance(Start : July 1st, 2018) Layaknya Celandine yang tersesat demi temukan kebahagiaannya. Ashilla Morincia. Wanita kokoh namun menyimpan penuh luka. Ketika takdir lagi-lagi mempermainkannya. Ia bertemu kembali dengan sosok kelam masa lalunya. Awal dari...