1 pertemuan

892 88 7
                                    

Jieun terdiam di tempatnya dengan ekspresi kosong, matanya tak henti- hentinya pemperhatikan setiap orang yang berlalu lalang di depannya, terkadang beberapa orang menatapnya takut, namun ada juga. yang sudah biasa dengan kebiasaan Jieun. Sesekali Jieun menyesap minuman di tangannya lalu tatapannya kembali tertuju kearah orang-orang didepan.



........

Jieun kecil terlihat begitu bersemangat

"Appa lihat itu, aku ingin naik itu!" serunya

Jieun menunjuk bianglala di depannya, lalu menatap pria dewasa yang tengah menatapnya dengan tatapan yang Jieun tidak pahami

Pria itu berjongkok di depan Jieun kecil

"Jieun-ah ingat apapun yang terjadi kau harus menjalani hidupmu dengan bahagia dan tetap menjadi jieun yang appa kenal, paham!"

"Huum,tapi ayo kita naik biang lala itu" desak Jieun

Sang pria terkekeh

"Baiklah ayo"

Jieun kecil ters loopenyum gembira, mengikuti ayahnya menaiki bianglala, mata kecilnya bersinar bahagia.

"Appa ayo kita naik lagi," Jieun berseru
Sembari menarik tangan ayahnya

"Jieun-ah" panggil ayahnya

Jieun mendongak menatap ayahnya,

Ayah jieun berjongkok

"Tutup lah matamu"

Jieun menatap ayahnya bingung, namun ia tetap melakukan perintah ayahnya, ia meletakkan kedua tangan kecilnya di depan matanya. Ayah Jieun berdiri, menatap anaknya dengan perasaan campur aduk lalu dengan berat pergi dari sana.

.......


Jieun membuka matanya lalu menoleh kearah jam besar yang ada di taman bermain
pukul 20:15 dan sebentar lagi taman bermain ini akan tutup.

Jieun menghela nafas lalu berdiri dari duduknya.

.......

Jieun membuka matanya, lalu bagun terduduk menatap kosong pada sekitarnya, puluhan kaleng kosong
Berserakan. Jieun berdiri berjalan ke kamar mandi tanpa memperdulikan kekacauan di sekelilingnya.

......

Tuk

Jieun mendongak menatap Inna yang meletakkan nampan makanan di depannya

"Aiyoo jangan menatapku seperti itu"

Jieun menghiraukannya. Lalu kembali menekuni makanannya

"Aish seluruh tubuhku terasa begitu pegal, nenek sihir itu tak ada hentinya memerintah kita. Seharusnya aku mencari pekerjaan lain saja"

"Hei bagai mana kalau kita pergi ke seoul dan memcari pekerjaan yang layak disana,
Bagai mana menurutmu?"
Inna menatap Jieun menanti jawabannya

"Tidak," ucap Jieun singkat, padat dan jelas

"Benar, di seoul belum tentu kita bisa langsung mendapat pekerjaan, kita harus lebih dulu mengumpulkan uang untuk bekal kita nanti benarkan"

Inna tersenyum senang, Jieun berdiri hendak pergi dari sana

"Hei tunggu dulu, ada yang ingin ku beri tahukan padamu ini sangat penting!" seru Inna

Jieun menoleh kearahnya, dan mendapati tatapan gadis itu yang mengiba kepadanya. Jieun menghela nafas lalu kembali duduk

"Baik, bicara lah!"

Inna tersenyum senang, lalu mengeluarkan selembar kertas dari kantongnya

"Ini untukmu"

FUTURE   [kookU] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang