Prologue

14 1 0
                                    


Dering alarm di pagi hari memang membuat setiap orang terbangun dari tidurnya. Demikian juga dengan adikku, sagita. Lengkapnya Sagita Dyah Puspitasari, gadis yang baru saja menginjak masa remajanya di sekolah. Ia bukanlah anak yang ber- moody tetap, setiap waktu ataupun setiap saat selalu berubah-ubah. 

Beberapa waktu lalu, aku sempat menerima telpon darinya, tentang sesuatu yang mungkin tak mengenakan di telingaku. Malam itu, ada kabar yang membuatku harus berfikir matang - matang.

"Hiks.. Kak.. Sebenarnya bapak sama ibuk lagi bertengkar. Dd gak tau harus gimana.. Dd takut"ujarnya dengan nada yang sendu padaku.

Sebagai kakaknya, aku juga bingung harus bagaimana. Aku hanya harus memberikan saran terbaik untuknya. "Dd coba tenang dulu.. Jelasin sebenernya ada apa..?? Kenapa bapak sama ibuk bisa bertengkar??" gumamku yang mulai khawatir.

"Kata bapak, ibuk selingkuh. Tapi dd gak tau bener atau gaknya.. Pokoknya Dd takut bapak sama ibuk pisah. Kak.. Gimana ini??" nada bicaranya semakin mengharukan.

"Gini.. Dd lebih baik sekarang sholat isya dulu aja, beresnya Dd ngedo'a minta jalan yang terbaik. Semoga gak terjadi apa - apa." ujarku mencoba memberi saran.

"Iya kak. Dd sholat dulu yah.. Hiks.." gumamnya sambil mengusap air mata.

Setelah kejadian itu, ia mulai memahami tentang masalah dan mencoba bertindak lebih tenang. Walaupun begitu, cepat ataupun lambat sagita harus mengetahui problema seperti ini.

Mentari semakin meninggi, menandakan bahwa hari menjelang siang. Waktunya menjalankan aktivitas seperti biasanya. Kadang aku berfikir, masalah akan timbul dari segala arah. Hanya tinggal kita siap menghadapinya, berhentilah untuk lari.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 17, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Cinta Mengetuk Diakhir TahunWhere stories live. Discover now