[1] Pindah

12 4 0
                                    

Pagi itu tepatnya di SMA Cakrawala akan mengumumkan hasil pembelajaran siswa/siswi selama semester II,yang menentukan seorang siswa maupun siswi naik kelas maupun tinggal kelas.Tentunya bagi seluruh siswa maupun siswi di SMA Cakrawala akan merasa senang karena setelah pengambilan raport mereka akan diberi libur kurang lebih dua minggu lamanya.Namun tidak bagi seorang Karlina Guenno,siswi kelas 10 yang tidak naik kelas.Sepanjang hari Lina harus mendengarkan khotbah sang Ibu,membuat dirinya muak setengah mati.

"Udahlah bu,capek Lina dengernya!"pinta Lina,karena memang dirinya sudah tidak kuat lagi mendengar ocehan sang Ibu,yang terus saja mengoceh tanpa henti,membuat dirinya pusing karena Ibunya mengulang ulang nasihat yang sama sepanjang hari.

"Udah gimana?kamu ini malu-maluin Ibu tau gak sih?"bentak Amy-Ibu Lina.

"Bu,kenapa harus malu sih,Lina kan anak ibu,darah daging Ibu sendiri,masa malu ngelahirin Lina."balas Lina tak mau kalah.

"Malah jawab lagi,kamu mau jadi anak durhaka?Kamu tuh ngapain aja sih dikelas,sampai sampai gak naik kelas gitu?"tanya Amy, sambil berkacak pinggang layaknya ibu kos yang ingin menagih uang kontrakan.

"Dintanya tuh jawab!"bentak Amy lagi.

"Ibu maunya apa sih?Lina jawab salah,gak dijawab juga salah,emang ya,Lina ini serba salah,Lina gak mau durhaka tapi Lina juga nggak mau disalahin terus."

"Kalau gak mau disalahin terus,ya makanya berubah!Lihat kakak kamu,dia selalu rangking satu dikelasnya dulu."

"Bu!Lina capek terus dibandingin sama Agnes,Ini Lina bu,bukan Agnes yang selalu bener dimata Ibu,Lina juga manusia biasa yang selalu luput dari kesalahan,gak kayak Agnes yang sok suci dihadapan Bapak sama Ibu."balas Lina dengan mata memerah menahan tangis.

Lina terus mencengkeram jarinya menahan emosi agar tidak meluap di depan Ibunya,Lina masih tau jika Surga berada ditelapak kaki Ibu.

"Bu,ibu sadar nggak sih?kalau selama ini Ibu selalu menuntut Lina agar menjadi seperti Agnes,itu artinya.....tanpa Ibu sadari,sama aja Ibu membunuh Lina sedikit demi sedikit."kata Lina dengan penuh penghayatan disetiap kata

Lina sudah tidak kuat menahan tangisnya,tanpa disengaja air matanya jatuh dipipi,tanpa menunggu aba aba Lina langsung mengusapnya dan kembali berkata dengan suara serak, "Bu,ini Lina bukan Agnes,Lina pingin jadi diri sendiri."

Lina pergi meninggalkan ibunya diruang keluarga menuju kamarnya yang berada di lantai dua.Ucapan Lina terus terngiang dikepala Amy,membuat Amy merasa bersalah,karena terus menuntut Lina agar menjadi seperti Agnes.Agnes adalah kakak Lina yang sukses menjadi dokter di Singapura,Amy hanya ingin Lina sukses seperti kakaknya,namun cara Amy salah.

Disisi Lain.....

Lina mengurung diri dikamar,sambil menangis tersedu sedu,Lina hanya capek terus menerus dituntut untuk menjadi Agnes.Lina hanya ingin menjadi dirinya sendiri,kalau memang Lina tidak naik kelas,apa salahnya?Memang hanya segitu kemampuanya,Lina juga sudah berusaha untuk menjadi seperti yang diinginkan sang Ibu,namun Lina hanya mampu segitu,Apakah susah untuk orangtuanya menghargai usahanya?

Pukul 19:30

Lina keluar kamar karna perutnya sangat lapar,dia menuju ke ruang makan untuk mengambil jatah makanya.Sesampainya disana Lina sudah melihat Ibu dan Bapaknya sedang makan malam,tanpa disengaja Bapak melihat Lina dan memanggilnya.

"Lina,sini nak,kamu kemana aja kok bapak pulang kamu gak sambut?"tanya bapaknya lembut.

"Lina dikamar pak."balas Lina singkat,sambil melangkah menuju meja makanya dan mengambil posisi duduk di depan orangtuanya.

"Bapak tau,kamu sama Ibu habis berantem kan?Ibu udah cerita semuanya,termasuk ketidak naik kelasnya kamu.Bapak hargai usaha kamu,tapi bapak mau ngomong sesuatu sama kamu."pengakuan Bapaknya barusan membuat hati Lina sedikit tenang dan senang mendengarnya.

"Bapak mau ngomong apa?"tanya Lina sambil mencidukkan nasi kedalam piringnya.

"Bapak Cuma minta ini kekamu,Bapak sudah menghargai usahamu,sekarang gantian bapak meminta kamu untuk menuruti Bapak,setuju?"tanya bapaknya meminta persetujuan.

"Okey."kata Lina disela sela kunyahannya

"Bapak minta kamu untuk pindah sekolah,karena tidak mungkin kamu akan tetap di sekolah itu,Bapak takut kamu malah menjadi bahan bully an karna gak naik kelas."permintaan sang Bapak membuat Lina tersedak.

Uhuk...Uhuk.......

"Ati-ati makanya Lina."pesan ibunya sambil mengulurkan gelas berisikan air kearah Lina.Lina minum dengan hati-hati,setelah meneguknya setengah Lina kembali bersuara.

"What,pindah?"tanya Lina kaget.

===============================

Maaf ya kalau jelek soalnya baru ,jadi masih kaku....hehehhehe:v

When Life is FateWhere stories live. Discover now