Dulu, berada di kelas tanpa ada rasa jenuh dan rindu rumah adalah sebuah ketidakmungkinan. Apalagi di penghujung hari dengan dongeng dari guru yang waktu itu terasa membosankan. Perlahan, bersamaan dengan hembusan napas panjang, gadis itu membiarkan pusat perhatiannya teralih sesaat ke hari itu.
Di barisan bangku belakang, mulut demi mulut berbisik. Di bangku depan, tangan demi tangan bergemerisik. Hampir tiap insan menghela napas berat. Kebosanan semakin pekat, namun sosok yang tengah berdiri di depan kelas malah berbicara tanpa sekat.
Bukan. Bukan pelajaran yang wanita paruh baya itu sampaikan. Barangkali kalian penasaran, wanita itu tengah mendumel tentang betapa kesalnya ia karena masalah antar guru di sekolah kala itu.
"Yang saya herankan itu, bagaimana bisa Pak Derajat sekenaknya mengambil alih kelas saya?!" Suaranya menggema. Mengalahkan bisikan murid-murid barisan bangku belakang yang lebih tertarik membahas drama korea terbaru yang diperankan oleh Ha Ji Won dan Kang Min Hyuk atau celetukan ringan di bangku paling pojok yang menanyakan awal mula pertempuran antar hero di game DOTA 2.
"Kalian tahu tidak, sih? Seharusnya beliau itu menghormati saya juga sebagai pengajar fisika," ujar wanita tersebut. Iapun berhenti mengomel. Memilih untuk memijit pelipisnya. Seolah menahan beban berlebih dalam pikirannya yang membuatnya sedikit sakit kepala. "Kalian tahu, kan, kalau Pak Derajat itu diberi tugas untuk mengajar prakarya di kelasmu dan kelas sebelah. Nah, saya lah guru fisikanya. Seenaknya saja orang itu mengambil hak saya."
Tidak ada yang berkomentar. Pun sekedar angkat tangan dan meminta izin ke kamar kecil—yang tentu saja berakhir dengan menghabiskan waktu di kantin sampai bel pulang berdering.
Tapi... itu dulu. Dulu sekali. Sebelum akhirnya semua pergi mengejar mimpi masing-masing.
-I M P L I K A S I-
HOYYAAAA!!!!
btw cuplikan kisah demi kisah yang nanti ada di cerita ini nggak urut berdasarkan waktu tertentu. Cuman sekumpulan fragmen(wahahahanjirrlah bahasakuu) yang ditulis berdasarkan ingatan penulis yang pastinya diubah demi kenyamanan pembaca dan penulis.
-C-
-Image by pinterest
KAMU SEDANG MEMBACA
Implikasi
Short StoryBukan sebuah kisah klasik. Karena kisah SMA kami bukanlah sesuatu yang memiliki tolok ukur kesempurnaan yang abadi. Copyright ©2018 By Claudiaroud