-Puttish adalah makhluk yang bisa dikatakan satu bangsa dengan makhluk penghisap darah, atau biasa dikenal sebagai vampire; memiliki kulit sepucat mayat, suhu tubuh yang dingin, dan gigi taring. Tapi bedanya, bila vampire mendapatkan asupan energi dari menghisap darah sang korban, maka makhluk ini mendapatkan asupan energinya dari menghisap puting sang korban. Baik manusia, ataupun bangsanya sendiri-
Jongin menghentikan acara membacanya dan memandang aneh ke depan. Pemuda dengan setelan kaos putih dan kemeja merah itu kembali mengulang membaca deretan kalimat yang tertulis di dalam buku.
Menghisap puting sang korban untuk mengisi energi? WHAT THE FUCK?! Apa matanya salah baca? Apa–apaan kalimat barusan? Ia baru tahu jika ada makhluk yang mendapatkan energi dari menghisap puting korbannya.
Sungguh! Pemuda dengan kulit eksotis itu tidak bisa tidak memasang wajah idiotnya untuk saat ini. Dia lalu membalik buku yang dipegangnya tersebut dan kembali membaca judul buku itu.
Buku macam apa ini? Siapa yang menulis hal seperti ini? Jangan–jangan ini buku porno?
Setahunya, vampire tidak punya jenis atau apalah itu. Yang namanya vampire, adalah makhluk yang memiliki gigi taring dan menghisap darah manusia sebagai makanannya. Bukan menghisap puting sebagai makanannya.
Jongin berdecak pelan, “Ck! Mereka pikir vampire itu seperti jenis–jenis tanaman? Ada–ada saja!” Gumamnya sembari memandang buku di tangannya dengan pandangan aneh. Tapi meskipun begitu, pemuda Tan itu tetap melanjutkan membaca isi dari buku itu.
-Mereka akan menghisap energi korban melalui putingnya hingga korban lemas tak bertenaga, atau mungkin mati.
Tak banyak orang yang mengetahui bangsa ini. Para manusia hanya memprioritaskan bangsa vampire penghisap darah sebagai bangsa yang paling berpengaruh di dunia mereka. Sebenarnya jika diteliti lebih jauh, bangsa Puttish memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari vampire penghisap darah.
Puttish lebih suka menyendiri dan hidup terpisah dari kelompoknya. Tapi meskipun begitu, vampire ini sangat tahu siapa pemimpin mereka. Layaknya serigala, bangsa ini juga memiliki seorang mate-
Pemuda Tan itu mengerutkan alis. Mate?
-Bangsa puttish memiliki jiwa petarung yang lebih kuat. Mereka dapat merebut suatu wilayah dalam sekali serang meskipun wilayah itu milik bangsa mereka sendiri—
Tiba–tiba, Jongin menutup buku. Menimbulkan suara yang terdengar cukup nyaring hingga menggema ke seluruh penjuru perpustakaan. “Buku apa ini? Aku sama sekali tidak mengerti!” gerutunya pelan. Ia kemudian menggeser buku tersebut ke samping dan beralih pada tumpukan buku lain di depannya; itu adalah buku–buku yang sudah ia kumpulkan sebelumnya, untuk ia baca.
Tangannya bergerak mengambil salah satu buku dan mulai membaca judul buku yang ia pegang tersebut. “The Prince Ice” Ia kemudian membolak–balik buku tersebut dengan pandangan meneliti. “Novel?” dan membaca sekilas sinopsis yang tertulis pada sampul bagian belakang buku.
Jongin mengangguk–anggukkan kepalanya pelan dengan mata yang masih membaca sinopsis buku. “Hm...Lumayan..” Nilainya, sebelum larut membaca buku—menyisahkan keheningan yang terasa menyenangkan.
BAGIAN I
“Yo! Yo! Stevan Clart!”
Seorang pemuda dengan kulit putih pucatnya menoleh ketika mendengar seseorang memanggilnya. Pemuda dengan garis rahang tegas, alis tajam, sorot mata bak elang dan belahan bibir tipis itu mendapati seorang pemuda jangkung tengah berjalan ke arahnya dengan tangan terangkat melambai–lambai. Oh! Jangan lupakan senyum idiot yang dipasang pemuda jangkung itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puttish [Hunkai]✔
FanfictionKim Jongin tidak tau kesalahan apa yang sudah diperbuatnya, sampai Tuhan mempertemukannya dengan sosok pria aneh yang tidak pernah melepaskan pandangan dari dadanya. Pria itu aneh. Mesum. Tapi perawakannya yang tinggi, kulit tubuhnya yang pucat sert...