Bagaikan sebuah takdir yang akan terus mengalir bagaikan air akan terus kujalinani meskipun kau menutup matamuKezra Giotama Mahendra
.
Mungkin bagi kezra suasana sepi yang ada dirumahnya sudah menjadi hal biasa baginya, sepi adalah makanan sehari-harinya. Ia masih memiliki keluarga yang lengkap, tapi takdir berkata lain, meskipun ia memiliki keluarga lengkap kezra tidak pernah merasakan bagaimana rasanya kehangatan keluarga. Didalam keluarganya sendiri ia seperti dianak tirikan, tidak dianggap, bahkan keberadaannya seolah bagaikan hantu berwujud manusia.
Miris
Ingin rasanya kezra mengeluh, tapi kepada siapa?
Meratapi nasib bukan sesuatu yang kezra sukai, baginya hidup harus dilakukan dengan kerja keras. Tidak ada namanya hidup dengan cara yang instan. Hidup tidak semudah itu.
.
Mata sekelam malam itu terbuka, menunjukkan betapa Indah iris yang dimilikinya. Mengerjabkan matanya sebentar, kezra melihat jam yang ada disamping tempat tidurnya
04:59
Kezra segera bangun dan langsung membersihkan tempat tidurnya, tidak ingin membuang waktu kezra segera melesat kekamar mandi yang menyatu dengan kamarnya.
Kamarnya tidak terlalu luas juga tidak terlalu sempit, tapi pas untuk ukuran dirinya. Warna dinding kamarnya didominasi warna biru dongker dan putih, perabotan yang ada hanya sebatas meja belajar, rak sepatu dan almari dua pintu ukuran sedang. Koleksi buku-buku yang kezra punya ia simpan didalam kardus ukuran besar.
Seragam rapi, buku pelajaran sudah, jam menunjukkan pukul enam, masih terlalu pagi untuk berangkat sekolah. Melihat keadaan kamarnya sebentar sambil mengingat keadaan kamarnya seperti apa, kezra segera menutup pintu dan menguncinya dari luar.
Kezra hanya tidak suka privasinya diganggu saat ia tidak ada, rasanya menjengkelkan.
Mengantongi kunci kamarnya sambil menuruni tangga menuju lantai bawah, menghiraukan suara berisik yang selalu terjadi di setiap pagi yang ada dirumahnya. Ia tidak mau terlibat, sudah cukup apa yang ia alami sejak kecil.
Berangkat sekolah dengan berjalan kaki merupakan hal yang biasa baginya, jarak antara rumah dan sekolah sekitar 3 km, setengah jam sudah sampai sekolah.
Sudah menjadi kebiasaan kezra sampat di sekolah pagi-pagi sekali, memulai aktivitas sekolah seperti biasa dan pulang, kemudian melanjutkan aktifitas yang lainnya.
Tbc
Kenzia6
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Teen Fiction"aku bukanlah seseorang yang pantas untuk mendapatkan itu semua, terimakasih" Kezra Giotama Mahendra . . . . .