1. THE KILLER

1 1 0
                                    

Playlist : ost moon lovers : scarlet heart ryeo (EXO-baekhyun,chen,xiumin)

Alena melangkahkan kakinya dengan ringan menuju aula SMA Nusa Cendekia, tempatnya mengikuti ospek sebagai siswa tahun ajaran baru. Sesekali senandung kecil keluar dari bibir tipisnya yang dipolesi lipbalm.
Alena masih tidak menyangka dia bisa diterima di SMA yang diimpikannya ini. SMA terfavorit di kota tempat tinggalnya dan berisi kakak - kakak senior yang tampan. Mengingat hal itu Alena menggigit kuku jarinya dan tertawa kecil.
Tidak. Alena menggelengkan kepalanya. Bukan itu alasan utamanya memilih sekolah ini. Itu hanya alasan kedua.
Alasan utamanya adalah karna dia ingin membuat orangtuanya bangga memiliki anak yang berhasil masuk di sekolah yang selalu menjadi rebutan banyak orang.
Alena tidak akan menyia - nyiakan kesempatan sebagus ini.

"Woi tepung beras!!"

Teriakan memalukan yang Alena yakin ditujukan untuknya itu langsung menghentikan langkah kakinya. Sebenarnya Alena tidak ingin menggubris teriakan itu. Tapi kalau Alena membiarkannya saja, dia yakin makhluk astral yang selalu mengikutinya kemana mana itu akan semakin melakukan tingkah konyol yang akan membuat Alena malu.
Alena tidak ingin hari pertamanya dirusak oleh sahabat gilanya.
Sahabat? Alena sendiri tidak percaya dengan dirinya yang bisa - bisanya menyebut Joan "makhluk astral limited edition satu - satunya di muka bumi" itu sebagai sahabatnya.
Untung saja sifat Joan yang selalu berhasil membuat suasana menjadi ramai itulah yang membuat Alena betah berdekatan dengannya. Walaupun terkadang Alena merasa kewalahan mengahadapi tingkah absurd Joan sejak mereka satu sekokah di SMP.

"Wah lama nggak ketemu tepung beras makin putih aja."
Ucap Joan sambil menarik tangan Alena untuk digandengnya.
Alena memang memiliki kulit yang putih dan hampir menuju warnat pucat. Alena tidak menyukai hal itu dan sempat mencoba untuk berjemur di pantai. Dan hasilnya bukan seperti yang diharapkannya. Kulitnya malah berubah menjadi memerah seperti terbakar. Akhirnya, Alenapun menerima apa adanya keadaan kulitnya ini.
Alena melirik sekilas Joan yang berjalan di sampingnya. Matanya terbuka selebar lebarnya saat melihat keadaan sahabatnya.
Alena langsung memukuli pundak Joan dengan kedua tangannya. Dia tidak menyangka kelakuan sahabatnya sampai separah ini.

"Aww aww. Kau kenapa memukuliku seperti ini?"
Teriak Joan sambil berusaha menghindari pukulan Alena.
Alena menatap Joan dengan beringas.

"Joan sadarlah. Kenapa kau memakai fondation setebal 5 centi? Kau itu laki - laki!!!" Teriak Alena frustasi. Dia sudah tidak peduli lagi saat orang - orang kini menatap mereka berdua penasaran.

"Oh ini. Nanti kita kan akan panas - panasan. Biar stay on terus Ale." Jawab Joan sambil meringis tak berdosa.

"Stop memanggilku Ale!"
Alena mendengus dan mengalihkan pandangannya dari Joan. Alena tidak suka dipanggil dengan Ale. Itu mengingatkannya dengan produk minuman kemasan. Alena lebih senang di panggil "Alena".

Kata orang tidak ada persahabatan antara perempuan dan laki - laki. Tapi mereka salah. Buktinya dia dan Joan bisa bertahan bersahabat selama bertahun - tahun. Yah, itu dibantu dengan kelakuan absurd Joan yang masuk ke dalam kriteria "cowok cantik penggemar berat oppa oppa korea".
Bahkan dari Joanlah Alena belajar merias wajahnya. Dan selama ini Joan jugalah yang menjadi guru dan penata fashionnya.

"Itu mereka!! Itu mereka!! Wah mereka datang!!"
Joan menyeret Alena menuju arah parkiran dimana sudah banyak juga murid - murid lain yang berdiri mengerubungi dua mobil sport yang terparkir cantik di parkiran yang mungkin memang sudah dikhususkan untuk mereka.
Alena mengikuti Joan dengan pasrah dan mau tidak mau ikut melihat apa yang Joan dan yang lainnya hebohkan.
Penumpang mobil itu belum juga terlihat. Mungkin mereka sengaja mempermainkan orang - orang yang sekarang semakin berdesakan untuk melihatnya.

"Kau tau kan the killer. Geng yang isinya badboy tampan semua. Itu mereka." Ucap Joan tetap tidak mengalihkan pandangannya dari anggota the killer yang mulai muncul satu persatu.
Alena tau siapa itu the killer. Bagaimana dia bisa tidak tau, kalau kepopuleran Geng itu sampai terdengar di sekolahnya yang dulu. Tapi dia tidak tau secara mendetail. Siapa saja anggotanya dan seperti apa mereka. Alena tidak penasaran dengan mereka karna menurutnya mereka hanya anak - anak kaya kurang kerjaan yang hanya menghabiskan uang.
Walupun Alena juga penyuka laki - laki tampan dan ikut heboh kalau teman - temannya membicarakan boyband korea, oppa k-drama ataupun artis - artis hollywood.
Tapi entahlah, Alena merasa tidak tertarik dengan geng yang satu ini padahal perempuan - perempuan di sekelilingnya sudah berisik meneriaki nama - nama mereka.
Dan mau tidak mau Alena kini mendengarkan celotehan Joan yang menjelaskan secara rinci siapa saja mereka.

"Kau lihat yang pertama keluar itu. Dia namanya Vio. Dia itu terkenal paling pendiam di antara yang lain. Paling misterius dan tertutup. Katanya sih dia anak mafia."

"Serius?" Tanya Alena dan dibalas anggukan kepala oleh Joan.
Alena mengikuti arah telunjuk Joan. Vio. Lumayan tampan dan lumayan tinggi. Alena melihat pandangan mata Vio. Dan benar yang dikatakan Joan. Dia sangat tertutup. Itu yang bisa Alena baca dari matanya.

"Dan yang kedua itu namanya Rayhan. Dia terkenal paling goodboy di antara yang lain. Paling jarang mematahkan hati cewek. Ramah, selalu senyum sama siapapun. Dan dia juga ketua osis kita Ale. Dia anaknya menteri."
Alena mengangguk paham. Pantas saja dia berkelakuan lebih baik dibanding teman - temannya. Karna dia menjaga nama keluarganya.

"Ketiga, oh God!!! Dia my baby Edgar. Kau tau yang selalu kutunjukkan padamu itu. Youtubers terkenal itu!! Ya ampun ternyata dia kebih tampan kalau dilihat langsung.!!! Oh ya jangan lupakan, dia anak dari pemilik pusat perbelanjaan terbesar di kota ini Alena.!!!
Ucap Joan histeris sambil menarik - narik tangan Alena. Alena hanya bisa mengangguk membiarkan tingkah aneh makhluk satu ini.

"Ini dia yang ditunggu banyak orang. The star of the stars. Pemimpin geng the killer. Yang paling tampan di antara anggota the killer yang lain. Tapi menurutku masih keren my edgar. Cucu dari pemilik sekolah kita ini. Satu - satunya pewaris AVR group. Bayangin aja Le, perusahaannya gede banget. Periklanan iya, tambang iya, medis iya, fashion iya, pendidikan pun iya. Kaya banget sih si Evando. Waktu bayi mungkin dia disuapin pakai sendok perak."

Alena tidak menggubris lagi ocehan Joan. Entah kenapa Alena merasa apa yang dikatakan Joan berbanding terbalik dengan tatapan laki - laki bernama Evando itu.
Entah hanya perasaan Alena saja atau tidak, Alena membaca perasaan luka yang mendalam di sorot mata Evando yang ditutupi pandangan dingin dan acuhnya.
Orang lain tidak bisa melihat, tapi Alena bisa merasakaannya. Evando menyimpan luka yang dalam.

Salam ❤
Helnata

Jangan lupa klik bintangnya ya 🌟⭐

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GAZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang