*Ellen POV's
Aku membuka mataku. Gelap. Tak ada seberkas cahaya apapun. Aku meraba-raba ranjang yang aku tiduri dan berusaha mencarinya. Tanganku berhenti bergerak saat aku merasakan sesuatu yang hangat dan lebih besar dari tanganku. Tidak salah lagi aku menyentuh tangan besar milik kakak laki-laki ku. Aku pun menggenggam tangan ku. Hangat namun sedikit kasar(?). Biasanya aku mendengar suaranya memanggil namaku saat aku menggenggam tangannya namun saat ini yang aku dengar adalah dengkuran halus darinya. 'Mungkin dia masih tidur'. Pikirku.
Aku mengelus-elus tangan nya itu. Sambil lagi-lagi berharap aku bisa melihat rupanya untuk pertama kali meski hanya sebentar saja. Banyak yang bilang kalau kakakku ini tampan tapi banyak pula yang bilang kakakku ini orang yang berbahaya.Berbahaya? Apa maksudnya? Menurutku dia sangat baik dan menyayangiku lebih dari kedua orang tua kami.
"Hmmm...". Aku merasakan tangan kakakku bergerak. Mungkinkah dia terbangun?.
Sejenak kemudian aku mendengar banyak suara. Seperti suara sprei dan suara selimut yang tersibak. Udara dingin mulai menusuk kakiku karena selimut ku sepertinya tersibak.
"Pagi,Ellen...". Aku mendengar suara kakakku. Yang kemudian diikuti dengan sebuah tangan besar mengusap rambutku.
Sambil masih menggenggam tangan nya aku pun membalas sapaannya, "Pagi kak... Maaf kalau aku membangunkan mu". Ujarku pada udara hampa yang sekiranya itu memang asal suara kakakku.
"Ahh tidak... Aku memang harus bangun pagi hari ini banyak sekali pekerjaan yang harus aku lakukan hari ini...". Kurasakan tangan kakakku menepis pelan genggaman tanganku lalu kurasakan dia menggendong ku. Aku hanya terdiam sambil tersenyum membiarkan dia membawaku.
*Ellen POV's End* Jack POV's
Sebelum aku pergi setidaknya aku mandikan dlu dia daripada dia harus se-kotor kemarin. Ia nampak bingung saat kaki-kakinya menginjak lantai kamar mandi."Dingin ya?". Tanya ku.
Kulihat dia mengangguk. Kau bisa menginjak kaki ku agar tidak terlalu dingin. Aku mengarahkan tangan serta tubuhnya agar lebih dekat dengan ku dan ia bisa berdiri di atas kakiku. Dia tampak tersenyum saat wajahnya menyentuh dada datarku yang masih terbalut kaos oblong."Hari ini kau kumandikan yah?". Tanyaku . Dia terlihat terkejut. Kemudian semburat rona merah terlihat di wajahnya.
"Aku malu,kak..". Jawabnya. Aku terkekeh pelan mendengar jawabannya.
"Tenang saja... Kakakmu ini bisa dipercaya kok... ". Terlihat dia menempelkan pipinya ke dadaku seperti tadi lalu kemudian ia menganggukkan kepalanya.
Karena dia sudah setuju, aku pun langsung membuka baju kami berdua. Dia memegang lenganku lebih erat.
"Kau kedinginan yah?". Dia mengangguk pelan.
"Aku kan menyelesaikan nya dengan cepat". Ujarku sambil mengelus punggung nya. Dia hanya mengangguk dan memegangi ku makin erat.
Aku mulai membasahi tubuh kami berdua dengan air. Kurasakan dia sedikit menggelinjang kedinginan di pelukanku. Kemudian aku menuangkan sabun cair ku ke telapak tangan ku dan mulai menggosok tubuhnya terlebih dahulu. Kulihat dia lebih tenang daripada tadi. Mungkin dia menikmati sentuhanku? Haha.
Dia hanya terdiam sambil sesekali membantuku menggosok tubuhnya sendiri sebisanya. Setelah selesai aku pun mengguyur tubuhnya dengan air. Lagi-lagi ia terkejut karena kedinginan. Aku pun mendekatkan bibirku ke telinganya."Tenang saja... Aku ada disini....". Kulihat dia tersipu malu. Aku terkekeh dibuatnya.
Setelah selesai memandikan nya aku langsung menuangkan sabun cair lagi ke telapak tanganku dan menggosok tubuhku sendiri. Aku merasa agak kesulitan karena tangan adikku terkadang ikut menyentuh tubuhku yang basah. Dan aku juga berkali-kali dengan lembut menyingkirkan tangannya agar tubuhnya tidak basah dan ia kedinginan lagi.
Usai mandi aku langsung memakaikan nya baju dan menggendong nya lagi menuju ruang depan dan mendudukkan nya di sofa sedangkan aku mengambil handuk untuk mengeringkan rambutku.
Saat aku kembali aku melihatnya meraba-raba sofa. Mungkin dia mencari ku? Tanpa suara aku mendekat, berjongkok di depannya dan menggenggam tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I See Your Love?
RomanceAku memang tak dapat melihatmu tapi kuharap aku bisa melihat bahwa kau telah melakukan semuanya hanya demi aku